PRICING STRATEGY – METODE PENETAPAN HARGA
Pada bagian pertama dari artikel tentang Pricing Strategy / Strategi Harga, kita sudah bahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga suatu produk, ada 5 faktor yang kita bahas, yaitu
- Product Life Cycle
- Penawaran dan Permintaan
- Elastisitas Permintaan
- Persaingan Pasar
- Biaya Produksi dan Pemasaran
Untuk bahasan detail dari 5 faktor di atas bisa dilihat di artikel “Penetapan Harga Produk, Apa Saja Yang Harus Dipertimbangkan ?”, dibagian lain dari blog Distribusi Pemasaran ini.
Sedangkan di artikel ini kita akan membahas mengenai 4 Metode Penetapan Harga yang Paling Banyak Diterapkan, dengan pokok bahasan :
- Tujuan Penetapan Harga
- Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
- Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
- Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
- Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Tujuan Penetapan Harga
Harga merupakan satu komponen penting dalam marketing mix yang sangat menentukan bagaimana sebuah produk akan berada di pasar.
Artinya harga akan menentukan target segment seperti apa yang akan dilayani produk tersebut.
Dan juga akan menentukan bagaimana strategi pemasaran produk tersebut harus disusun.
Ada beberapa pendapat mengenai tujuan utama dari metode penetapan harga, seperti :
Menurut Harini (2008)
Tujuan dari metode penetapan harga menurut Harini adalah :
- Untuk mencapai penghasilan atas investasi
- Untuk menstabilkan harga di pasar
- Untuk mempertahankan dan meningkatkan bagiannya di pasar
- Untuk menghadapi dan mencegah persaingan
- Untuk memaksimalkan laba
Untuk Mencapai Penghasilan atas Investasi.
Secara umum besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya,
Sehingga untuk mencapai prosentase atau besar keuntungan tersebut diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya.
Untuk Menstabilkan Harga.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga yang ada di pasar.
Perusahaan sendiri atau bersama-sama berusaha untuk mengendalikan harga yang ada di pasar.
Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.
Untuk Mempertahankan atau Meningkatkan Bagiannya dalam Pasar.
Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya.
Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut.
Untuk Menghadapi atau Mencegah Persaingan.
Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan.
Ini berarti bahwa perusahaan tersebut belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
Untuk Memaksimalkan Laba.
Tujuan ini biasanya menjadi panutan setiap usaha atau bisnis.
Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen.
Padahal sesungguhnya hal itu adalah sesuatu yang wajar saja.
Setiap usaha untuk bertahan hidup memerlukan laba.
Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas.
Menurut Machfoedz (2005)
Menurut Machfoedz, tujuan penetapan harga meliputi :
- Orientasi laba; mencapai target baru dan meningkatkan laba perusahaan.
- Orientasi penjualan; meningkatkan volume penjualan dan mempertahankan atau mengembangkan pangsa pasar.
Menurut Tjiptono (2002)
Sedangkan tujuan penetapan harga menurut Tjiptono adalah :
- Berorientasi pada laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi.
- Berorientasi pada volume, yaitu bahwa penetapan harga berorientasi pada volume tertentu.
- Berorientasi pada citra perusahaan, yaitu bahwa citra perusahaan dapat dibentuk melalui harga yang ditetapkan.
- Untuk stabilisasi harga, yaitu penetapan harga yang bertujuan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan harga pemimpin pasar.
- Untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.
Metode Penetapan Harga
Setelah mengetahui beberapa faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga produk, maka selanjutnya kita akan membahas metode penetapan harga.
Secara garis besar metode penetapan harga ini terbagi dalam 4 kategori utama., yaitu :
- Metode penetapan berbasis permintaan,
- Metode penetapan harga berbasis biaya,
- Metode penetapan harga berbasis persaingan dan
- Metode penetapan harga berbasis laba.
Yuk kita bahas satu persatu.
Metode # 1 : Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode ini lebih mengedepankan aspek permintaan konsumen, atau situasi pasar, dari aspek yang umum dipakai yaitu biaya.
Beberapa hal yang menjadi alasan penggunaan metode adalah, daya beli, jenis segmen yang dilayani, posisi produk di pasar, manfaat atau benefit produk, serta tingkat potensial pasar.
Beberapa metode penetapan harga jual berbasis permintaan adalah :
Skimming Pricing
Yaitu membuat penetapan harga produk yang cukup tinggi di masa perkenalan atau pertumbuhan awal dari produk,
Kemudian menurunkan harga tersebut ketika tingkat persaingan mulai naik, atau pasar sudah mulai turun daya tarik-nya.
Atau kadang diterapkan dengan dasar melayani segmen yang lebih menarik dan potensial terlebih dahulu (daya beli tinggi),
Jika sudah mulai jenuh, maka akan merambah ke pasar dengan daya beli di bawahnya atau yang price sensitif
Penetration Pricing
Menerapkan penetapan harga produk rendah di awal produk dipasarkan, dengan harapan tercapai volume penjualan yang tinggi
Sehingga perusahaan bisa mencapai skala ekonomis dalam waktu yang singkat,
Dan penetrasi ini membentuk barrier bagi pesaing untuk masuk dalam pasar ini.
Prestige Pricing
Menerapkan tingkat harga yang tinggi atau relatif tinggi dengan harapan konsumen yang sangat peduli dengan status akan tertarik dengan produk tersebut.
Konsep dasar dari penetapan harga prestige ini adalah, harga dapat digunakan untuk ukuran kualitas dari barang dan jasa,
Dimana jika harga diturunkan atau dinaikkan sampai dengan tingkat tertentu, maka ketertarikan konsumen akan menurun juga.
Price Lining
Menerapkan metode penetapan harga jual lebih dari satu atau beberapa macam harga (biasanya maksimal 3 macam) untuk jenis barang yang sama, yang didasarkan pada atribut tertentu,
Misal warna tertentu, dimana warna tersebut memang lagi trending, favorit dan banyak peminatnya.
Atau model dengan fitur tertentu dimana fitur tersebut ternyata banyak diminati konsumen.
Metode # 2 : Penetapan Harga Berbasis Biaya
Metode ini menetapkan harga produk dengan memperhitungkan semua biaya produksi, operasional dan biaya pemasaran serta tingkat laba yang diharapkan.
Metode yang berbasis biaya lebih mengutamakan aspek penawaran daripada aspek permintaan.
Standard Mark-up Pricing
Dalam standard mark-up harga, (penetapan harga standard mark-up) maka penetapan harga produk ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dari biaya yang terjadi.
Dalam metode ini, persentase yang ditambahkan cukup bervariasi, dan biasanya dalam satu mata rantai distribusi akan ada penambahan yang semakin kebawah semakin besar.
Misal persentase mark-up distributor 10%, kemudian di saluran bawahnya, agen atau grosir 15%, baru kemudian ditambahkan lagi 25% untuk retailer.
Kemudian tingkat per putaran juga menjadi dasar dalam menentukan besaran persentase nya,
Semakin tinggi tingkat perputarannya, maka semakin kecil persentasenya.
Cost Plus Mark-Up
Pada strategi cost plus mark-up, maka penetapan harga produk ditentukan dengan cara menambahkan prosentase tertentu terhadap biaya produksi, atau biaya yang muncul sehubungan dengan keberadaan produk tersebut.
Metode ini banyak diterapkan pada produk-produk yang sifatnya project, misal pembangunan gedung, jembatan atau project pengadaan kendaraan, pesawat dan lain-lain.
Dalam metode cost plus, ada 2 macam, yaitu :
Percentage of cost pricing, atau sejumlah prosentase tertentu dari nilai barang.
Misal nilai sebuah gedung adalah 2 miliar, fee untuk tenaga pengawas konstruksi sebesar 5%, maka harga gedung berubah menjadi 2,1 miliar (plus 100 jt untuk komisi pengawas).
Yang kedua adalah fixed fee pricing, pada metode ini pembuat, atau produsen akan mendapatkan ganti rugi sejumlah yang dikeluarkan, dan mendapat sejumlah fee tertentu seperti yang sudah disepakati,
Jadi besar fee tidak dipengaruhi nilai harga barang.
Metode # 3 : Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Customary Pricing
Pada metode customary pricing, penetapan harga produk ditentukan oleh faktor tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau faktor-faktor lain yang dijadikan pegangan oleh pedagang.
Kadang untuk mempertahankan harganya, pedagang atau produsen akan mengubah ukuran kemasan, atau menyesuaikan isinya.
Contoh barang yang banyak menggunakan metode penetapan harga jual secara customary pricing adalah, beras, gula, tepung.
Market Pricing
Metode penetapan harga jual secara market pricing ini muncul karena anggapan bahwa cukup sulit untuk melakukan identifikasi struktur pembentuk harga yang berlaku di pasar atau yang ditetapkan pesaing untuk jenis produk atau kategori produk tertentu, sehingga produsen / perusahaan akan melakukan penetapan harga yang subyektif.
Dengan metode ini akan muncul 3 macam penetapan harga produk, yaitu :
- Above market pricing,
- Di mana harga ditetapkan diatas harga rata-rata yang terjadi di pasar.
- Metode penetapan harga jual ini akan cocok diterapkan pada produk-produk yang memiliki prestige atau produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah punya nama besar.
- At market pricing,
- Berarti harga ditetapkan sama atau mendekati harga yang berlaku di pasar.
- Pada metode ini perusahaan tidak terlalu menghitung biaya pada struktur harga, tetapi perusahaan menganggap harga yang terjadi di pasar adalah harga yang sudah ditetapkan sekian perusahaan yang lebih dulu masuk di industri tersebut.
- Below market pricing,
- Dimana harga ditetapkan dibawah harga pasar.
- Pada metode penetapan harga jual below market pricing ini perusahaan biasanya memang memiliki resources di sana, seperti memiliki saluran distribusi sendiri.
- Atau perusahaan distribusi yang membuat privat label, sehingga memiliki kemampuan untuk menciptakan produk dengan harga sangat kompetitif.
Loss Leader Pricing
Pada metode penetapan harga Loss leader pricing ini, harga ditetapkan dengan harga dibawah total cost-nya, atau jual rugi.
Sebenarnya perusahaan memiliki maksud khusus dengan metode penetapan harga jual yang “tampak rugi” ini.
Biasanya strategi penetapan harga Loss leader pricing ini adalah bagian dari strategi perusahaan untuk mendapatkan share produk yang besar,
Untuk medapatkan konsumen yang lebih besar dan lebih cepat,
Jadi strategi ini bersifat sementara, sampai dengan di mana target program / strategi perusahaan telah tercapai.
Metode # 4 : Penetapan Harga Berbasis Laba
Adanya peningkatan dalam permintaan atau penurunan dalam biaya total akan memperluas tingkat operasi yang menguntungkan dan meningkatkan laba.
Pada metode penetapan harga berbasis laba, perusahaan berusaha menetapkan harga berdasar keseimbangan antara pendapatan dan biaya.
Target Profit Pricing
Pada metode ini perusahaan menetapkan besaran laba tahunan yang diharapkan, kemudian dihitung berapa harga yang harus ditetapkan untuk jumlah unit penjualan tertentu agar laba tersebut dapat tercapai.
Target Return On Sales Pricing
Dalam metode ini, perusahaan akan menetapkan tingkat harga tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam prosentase tertentu terhadap volume penjualan.
Metode ini banyak di gunakan oleh perusahaan perdagangan, terutama jaringan-jaringan supermarket.
Kesimpulan
Demikian bahasan mengenai bagaimana membuat penetapan harga produk atau metode penetapan harga produk.
Sebenarnya dalam menetapkan harga memang banyak hal yang harus diperhatikan,
Hal ini sangat tergantung dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri.
Selain 5 faktor diatas, juga ada faktor lain yang ikut menentukan hasil akhir dari penetapan harga itu, yaitu pemberian diskon, allowance dan penyesuaian.
Seringkali penerapan diskon, allowance dan penyesuaian adalah bagian dari strategi penetapan harga dari perusahaan tersebut.
- Diskon berkaitan dengan potongan harga yang diberikan sebagai reward atas aktivitas tertentu, seperti kuantitas pembelian, musiman atau event khusus dan metode / syarat pembayaran tertentu seperti cash.
- Allowance ini mirip diskon, tetapi penerapannya pada kondisi yang khusus, seperti trade-in, promosi khusus, atau cuci gudang.
- Penyesuaian ini berkaitan dengan kondisi geografis titik penjualan barang dengan tempat produksi barang, dimana nilai penyesuaian biasanya didasarkan pada biaya yang muncul karena transportasi, seperti freight cost.
Terimakasih telah berkunjung di blog Distribusi Pemasaran Dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat
Salam Sukses Sehat dan Bahagia
Note : Artikel ini pertama diterbitkan pada tgl. 25 November 2017 (2:34 pm), dan telah mengalami beberapa perubahan.
Nambah pengetahuan banget nih buat yang mau mulai usaha, karena ada tujuan dan metode-metodenya. Terimakasih
Bermanfaat, menambah pengetahuan tentang metode penetapan harga. Terima kasih.
Artikel bagus, yuk kunjungi website kami
Tһiѕ design is wicked! Yoս certainly knoԝ how to
keep a reader entertained. Bеtween yоur wit аnd your videos, I was almost moved t᧐ start my ߋwn blog
(well, almoѕt…HaHa!) Wonderful job. Ι really
enjoyed what you had to say, аnd mօre than that,
how you presented it. Too cool!