5 Teknik Visual Merchandising untuk Komunikasi dan Aktivasi Media Display yang Maksimal

Agus Octa

MERCHANDISING –  TRADE MARKETING

Pemajangan produk di rak-rak umum (reguler shelf), end  gondola, floor  display  atau pun di giant display di pasar modern seperti supermarket, hypermarket dan minimarket dikenal dengan aktivitas merchandising

Aktivitas tersebut masih merupakan salah satu pilihan untuk mengkomunikasikan merek produk, terutama bagi perusahaan kelas atas dengan branded product-nya.

Visual Merchandising

Sebenarnya keperluan dari visual merchandising ini tidak menjadi monopoli dari pemilik brand besar saja,

Kita bisa lihat di berbagai mini market, baik lokal maupun yang national chain, hampir semua produk yang dijual disana harus dipajang, minimal di rak reguler mereka.

Konsep toko swalayan adalah salah satu konsep yang memberi kemudahan komunikasi merek suatu produk dengan konsumen  mereka,

Yaitu dengan men-display produk mereka sehingga konsumen dapat langsung melihat, dan menyentuh dan sekaligus mendapatkan berbagai informasi sehubungan dengan produk tersebut.

Itulah sebabnya, dengan adanya product display ini, sebuah produk akan mengalami peningkatan penjualan (karena faktor impulse buying, pembelian spontanitas saat melihat display produk yang menarik tersebut)

Dan sekaligus peningkatan brand awareness produk, karena konsumen menjadi lebih familiar dengan produk tersebut.

Seperti yang saya singgung diatas, aktivitas visual merchandising merchandising bukan monopoli produk dengan brand terkenal saja,

Justru produk dengan merek yang belum terkenal, produk lokal juga perlu melakukan aktivitas komunikasi untuk memperkenalkan dirinya, salah satunya dengan melakukan aktivitas merchandising.

Dalam melakukan visual merchandising ada beberapa teknik yang harus diperhatikan sehubungan dengan display tersebut agar mendapatkan perhatian dari audience

Dan mampu mengkomunikasikan mereknya dengan maksimal, serta ujung-ujungnya adalah terciptanya penjualan yang lebih baik.

Beberapa teknik visual merchandising tersebut adalah sebagai berikut :

  • Pemilihan Lokasi (Location)
  • Pengelompokan Produk (Grouping)
  • Penataan Muka Pajangan (Facing)
  • Bentuk atau Pola Display Produk (Pattern )
  • Ketinggian Posisi Display (Position )
Visual Merchandising

#1 : Pemilihan lokasi (Location)

Hal pertama yang harus dilakukan saat akan melakukan display produk adalah memilih lokasi yang tepat, baik itu untuk display di rak, display di gondola maupun display di lantai.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi adalah :

  • Traffic flow atau arus lalulintas pengunjung, artinya pilih tempat yang paling sering dilewati arus konsumen yang paling banyak.
  • Pilih lokasi yang dekat dengan kategori produk yang sama, misal barang yang dipajang botol bayi, maka sebaiknya diletakkan dengan semua kebutuhan bayi.
  • Target konsumen, meski tempat rame, kemudian sesuai dengan kategori produk, tetapi jika target konsumen tidak sesuai akan sia-sia display tersebut, jadi perhatikan segment target nya.

Beberapa lokasi yang favorit untuk melakukan display adalah :

  • Floor dekat COC; lokasi display di floor display yang dekat dengan checkout counter atau dekat dengan store gate-in .
  • End Gondola; lokasi display di  end gondola, terutama end gondola depan, dekat dengan COC.
  • Area promosi; lokasi display di promotion area.
  • COC area; lokasi display yang dekat dengan check out counter / cashier.
  • Dinding; lokasi display yang yang terletak di dinding / wall display.

#2 : Pengelompokan Produk (Grouping)

Adalah teknik pengelompokan produk berdasarkan kategori produk, merek produk, bentuk / ukuran kemasan, jenis kemasan, atau bahkan warna utama produk.

Selain itu bisa juga dikelompokkan berdasarkan pasangan produk (pair product), seperti sikat gigi dipasangkan dengan pasta gigi dan obat kumur.

Ada juga pengelompokan yang didasarkan pada satu fungsi atau satu aktivitas / satu keperluan,

Contohnya seperti untuk fashion, bisa dikelompokan untuk satu aktivitas seperti aktivitas adventurer / petualangan / panjat tebing yang terdiri dari baju casual, rompi, jaket, tas pinggang, tas ransel / carrier, sepatu bot, tenda dan alas tidur.

Visual Merchandising fashion

#3 : Penataan Muka Pajangan (Facing)

Pengertian facing adalah jumlah muka produk yang tampil di depan rak display atau bagian yang menghadap keluar untuk gondola dan floor display.

Jumlah muka produk atau facing ini bisa mempengaruhi peningkatan atau penurunan penjualan produk yang di-display.

Biasanya jumlah muka produk yang dipajang (facing share) berhubungan dengan prosentase market share produk tersebut,

Terutama di area tersebut kecuali ada program khusus, seperti in-store promotion, sampling / demo produk, mailer (program retailer), special offer, launching product dan lain sebagainya.

Selain market share aspek kontribusi atas profit per kategori produk juga ikut menentukan berapa banyak prosentase facing dari setiap paroduk.

Selain itu, rak tidak boleh dibiarkan kosong (short supply atau stock out), jadi peranan SPG atau MD sangat vital untuk menjaga facing display produk, jadi rak yang kosong harus segera diisi kembali.

Selain itu untuk meningkatkan daya tarik visual merchandising, maka perlu dilakukan bentuk atau model facing yang tepat, seperti :

  • Forward facing, posisi dengan memajukan posisi produk sedikit maju kedepan agar lebih menonjol.
  • Front facing, posisi dimana label produk ditampakkan ke depan.
  • Standing position facing, label bagian depan berdiri tegak, dan tampil penuh.
  • Price tag position facing, posisi dengan mengatur agar label harga tampak oleh konsumen.

#4 : Bentuk atau Pola Display Produk (Pattern / Planogram)

Pola display atau patern ini sangat penting, pola ini biasanya ditentukan oleh space untuk facing, produk yang harus di tonjolkan atau produk yang ada promosi khusus.

Pola display atau biasanya disebut dengan planogram harus dibuat atau ditetapkan sehingga terjadi bentuk yang seragam atau memiliki tema yang sama dengan display yang berada di tempat lain.

Garis besar dari pola display ada dua macam, yaitu dominan horizontal atau dominan vertikal untuk setiap jenis produknya.

#5 : Ketinggian Posisi Display (Position )

Position ini adalah pengaturan ketinggian dari display produk, dimana posisi ketinggian ini juga bisa mempengaruhi tingkat penjualan produk.

Secara umum ada empat jenis posisi ketinggian dari display produk, yaitu :

  • Posisi 1, terletak di satu atau dua rak terbawah, biasanya pada ketinggian dibawah 50 cm
  • Posisi 2, terletak pada rak ketiga dari bawah, biasanya pada ketinggian 50 – 70 cm.
  • Posisi 3, terletak pada rak keempat dari bawah, biasanya pada ketinggian antara 70 – 120 cm, posisi ini dikenal dengan golden line atau eye level).
  • Posisi 4, terletak di rak paling atas, biasanya pada ketinggian diatas 120 cm.

Untuk beberapa produk, ada yang cocok diletakkan di rak posisi 3 (golden line) yang memang eye level orang dewasa,

Namun untuk beberapa jenis produk terutama produk untuk anak-anak seperti mainan maka golden line nya ada di posisi 2, karena eye level anak-anak pada ketinggian 50 – 70 cm.

Selain beberapa aspek diatas, biasanya merchandising displayer harus juga memperhatikan aspek yang lain.

Contohnya seperti tema yang sedang diusung, luasan space untuk display, (terutama untuk floor display), color code dan tujuan atau objective dari display produk.

Saat ada launching produk baru, biasanya merchandising akan lebih menonjolkan aspek pengenalan produk (brand awareness) dan sales promotion yang ditugaskan akan banyak melakukan proses edukasi.

Sedangkan saat push sales program, maka merchandising akan lebih menonjolkan aspek sales promotion, seperti berbagai bentuk trade promo (bundling, tight-in, bogof, lucky draw dan lain sebagainya).

baca juga :

Strategi Merchandising di Swalayan Ritel

Display Contest, Program yang Memanjakan Konsumen untuk Meningkatkan Penjualan

Penutup

Satu lagi, secara umum merchandising kita artikan sama dengan display produk (product display), tidak salah, tapi ada yang lebih tepat.

Merchandising sebenarnya jauh lebih luas dari display produk atau pemajangan produk.

Secara umum display produk adalah bagaimana melakukan penataan produk di suatu lokasi atau titik penjualan (toko, bazar, pameran, dll.)

Sedangkan penataan dalam display adalah teknik pengaturan, pengelompokan, penyusunan dan pemajangan produk sedemikian rupa agar menarik konsumen.

Pada artikel yang lain akan kita bahas tentang merchandising ini lebih mendalam.

Demikian pembahasan kita mengenai teknik visual merchandising, yang digunakan untuk melakukan aktivasi media display dan menciptakan komunikasi yang maksimal.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat dan silahkan tinggalkan komentar positif yang konstruktif.

Salam sukses sehat dan bahagia

Picture : Freepik, Ikea

5 thoughts on “5 Teknik Visual Merchandising untuk Komunikasi dan Aktivasi Media Display yang Maksimal”

  1. Artikel yang menarik tentang teknik komunikasi secara visual
    dan saya setuju, merchandising yang bisa menyampaikan pesan dengan baik, akan mampu menciptakan penjualan dan membentuk citra yang baik

  2. sangat membantu pemahaman dengan struktur yang baik, terima kasih Pak, izin digunakan materinya dan akan disertakan link materi ini.

Comments are closed.