Dead Stock, Bagaimana Cara Mengatasi Stok Mati?

Agus Octa

RETAIL MANAGEMENT – DEAD STOCK

Tidak peduli seberapa bagus kita dalam manajemen persediaan, kemungkinan kita akan memiliki persediaan berlebih yang diakibatkan pesanan berlebihan bisa terjadi.

Sebenarnya bukan pesanan yang berlebihan, tetapi penjualn yang tidak seperti biasanya, terjadi penurunan yang cukup drastis.

Dead stock adalah kelebihan stok yang tidak kita harapkan dan tentu saja tidak bisa kita jual lagi alias stok mati.

Dalam beberapa kasus, sangat mudah untuk mengenali stok mati dengan cepat, ambil contoh toko yang menjual bahan makanan, begitu mendapatkan produk yang kadaluarsa, maka bisa menjadi dead stock.

Lebih mudah lagi untuk toko yang menjual makanan jadi atau buah-buahan, begitu kita dapati makanan yang tidak terjual yang tidak mungkin untuk dijual dwaktu berikutnya, atau buah yang sudah mulai membusuk, maka akan menjadi stok mati.

Dalam kasus lain, akan lebih sulit untuk mengenali perbedaan antara stok mati dan persediaan yang bergerak lambat.

Misalnya, sebagian besar item pakaian ada yang sepenuhnya tidak dapat dijual dengan cepat, entah karena ukuran yang terlalu besar atau yang ekstrim kecil, atau karena hal lain.

Dalam hal seperti ini kita bisa saja mengatakan sebagai stok mati atau memang persediaan yang masuk kategori slow moving.

Kita harus membuat patokan atau standar khusus untuk tiap jenis produk yang dijual, dalam kondisi bagaimana kita katakan sebagai barang slow moving, dan kapan kita sebut sebagai stok mati.

Mengapa Stok Mati (Dead Stock) Menjadi Masalah?

Alasan paling jelas bahwa stok mati adalah masalah adalah bahwa kita kehilangan uang ketika kita berinvestasi dalam persediaan yang kemudian tidak pernah bisa dijual.

Apa pun yang kita habiskan untuk persediaan tersebut menjadi terbuang sia-sia dan tentu saja hal ini akan langsung mempengaruhi laba laba bisnis kita.

Selain itu, persediaan yang tidak bisa kita jual atau bergerak lambat tersebut akan menciptakan berbagai biaya lainnya, seperti menempati ruang gudang dan biaya penyimpannannya.

Dan yang lebih besar lagi adalah, kita sudah menginvestasikan sebagaian uang kita untuk barang yang tidak akan pernah menjadi uang lagi.

Intinya ada banyak hal yang mengakibatkan timbulnya biaya atau kerugian yang diakibatkan stok yang super lambat atau stok mati ini.

Apa Penyebab Dead Stock ini?

Penyebab dead stock

Ada berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinya persediaan yang sangat lambat bergerak (super slow moving) atau bahkan stok mati (dead stock).

Mengidentifikasi persediaan dan memastikan bisnis melakukan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan setiap poin yang berhubungan dengan persediaan akan membantu menurunkan kemungkinan kita mengalami dead stock.

#1 : Peramalan yang Tidak Akurat (In-Accurate Forecasting)

Forecasting atau peramalan adalah bagian penting dari manajemen persediaan dan jika kita bisa melakukannya secara akurat, akan sangat meminimalkan kemungkinan kelebihan persediaan (over stock).

Memang masih banyak bisnis, terutama retailer baru dan atau  yang sedang berkembang, membuat perkiraan yang salah atau bahkan sama sekali tidak membuat forecasting.

 Jika kita melupakan kewajiban keuangan kita seperti forecasting / peramalan adalah kesalahan yang besar dan mahal.

Tidak mungkin kita membeli jumlah persediaan yang tepat jika kita tidak memiliki perkiraan yang jelas tentang permintaan produk kita, dan semua data bisnis relevan lainnya yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat.

Untuk membantu akurasi yang lebih tinggi dalam forecasting, retailer perlu membuat permalan  dengan beberapa cara / metode.

Forecasting atau peramalan harus dilakukan pada tingkat total barang yang hendak dipesan atau top-down forecasting, dan juga dilakukan pada tingkat SKU, atau bottom-up forecasting.

Perencanaan tingkat total barang sering kali meremehkan permintaan yang lebih detail, sementara perencanaan tingkat SKU sering kali melebih-lebihkannya.

Dengan melakukan kedua metode analisis tersebut, kita kemudian dapat membandingkan hasil dari setiap perkiraan, dan menghasilkan forecasting atau target yang lebih realistis.

#2 : Praktik Pemesanan Barang yang Buruk (Bad Ordering System)

Tidak peduli seberapa akurat forecasting kita, jika kita tidak menggunakan praktik pemesanan yang baik atau sistem ordering yang baik, kita tetap akan mendapati stok mati.

Yang sering terjadi adalah, kita sangat mudah tergoda, untuk melakukan pembelian atau pemesanan besar-besaran atas barang yang saat ini laris manis di pasaran,

Yang kita pertimbangkan dengan serius apakah permintaan pasar tersebut akan tetap tinggi saat pesanan barang mencapai rak penjualan.

Jika tidak maka barang-barang tersebut akan mengalami over stocking dan memiliki potensi untuk menjadi dead stock.

#3 : Penjualan yang Buruk (Poor Sales)

Kita mungkin telah membuat forecasting secara akurat dan melakukan ordering barang dengan sempurna, tetapi produk tersebut masih belum terjual sampai dengan batas waktu tertentu entah karena faktor apa.

Maka potensi untuk menjadi dead stock juga menjadi besar, atau mungkin akan menjadi slow moving goods.

Jadi titik harga yang tepat, penjualan dan pemasaran memainkan peran besar dalam kesuksesan suatu produk.

Misalnya jika produk kita diletakkan di bagian belakang toko, tersimpan disana, maka kemungkinan untuk terjual dengan baik akan sangat kecil, apa pun itu.

Bagaimana Mencegah Dead Stock (Stok Mati)?

Cara Mencegah Dead Stock

Hal pertama yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya dead stock adalah manajemen persediaan yang baik.

Selain itu manajemen persediaan, penggunaan software aplikasi untuk manajemen persediaan juga sangat disarankan.

Perangkat lunak tersebut membantu memecahkan banyak masalah yang menyebabkan stok mati dengan menyediakan data yang akurat dan terkini pada inventory kita.

Secara penggunaan software persediaan akan membantu kita dalam :

  • Identifikasi persediaan yang bergerak lambat dengan cepat
  • Memberi pertimbangan strategi pemasaran dan penjualan  
  • Menemukan stok mati barang dengan cepat
  • Membantu membuat perkiraan / forecast yang akurat
  • Meningkatkan praktik pemesanan kita

Sistem manajemen persediaan komputerais tentu saja merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah stok mati, tetapi ada beberapa hal lain yang dapat kita lakukan.

  • Uji sejumlah kecil produk baru sebelum berinvestasi dalam jumlah yang besar.
    • Kita bisa melakukan uji coba hanya di toko tertentu saja atau di lokasi yang paling banyak diperdagangkan sebelum melakukan restocking dengan jumlah pesanan yang besar.
  • Pastikan kualitas produk sesuai standar.
    • Periksa produk dengan cermat saat kita menerimanya dan pastikan produk tersebut memenuhi standar sebelum dijual penuh ke pelanggan.
  • Tingkatkan taktik kita untuk produk yang bergerak lambat.
    • Perangkat lunak manajemen persediaan hanya dapat mengidentifikasi penggerak lambat, terserah kita untuk mengetahui cara menjalankannya.  

Bagaimana Cara Menghilangkan Dead Stock?

Meskipun menghilangkan sama sekali dead stock tidak mudah, kita memiliki beberapa opsi untuk kita jalankan.

#1 : Bundling Product

Sudah menjadi rahasia umum, bundling adalah salah satu senjata retailer untuk mencairkan stok dan meningkatkan penjualan.

Cara ini efektif untuk mencapai semua jenis tujuan, seperti membuang stok yang bergerak lambat atau stok mati.

Dengan cara memasangkan item yang slow moving atau potensi dead stock dengan yang produk fast moving.

#2 : Cross Selling

Cara lainnya adalah dengan melakukan cross selling, dimana konsumen akan didorong (push) untuk membeli produk berbeda yang masih berhubungan.

Jadi produk yang slow moving atau potensi untuk menjadi dead stock tersebut harus dikawinkan dengan produk lain yang masih relevan, tentu dengan harga yang lebih miring.

#3 : Sales Promo – Pencairan Stok

Jika ada stok mati, kita tahu barang tersebut akan menjadi kerugian atau pengurang laba bisnis kita.

Jadi mengeluarkannya dari rak dispaly secepat mungkin adalah cara yang harus kita lakukan dengan segera.

Salah satu caranya adalah dengan obral barang atau menjualnya dengan diskon besar yang sangat menarik minat konsumen / pelanggan kita.

Dengan mengeluarkannya dari rak jualan kita, itu berarti menghindarkan kehilangan margin keuntungan kita sepenuhnya.

Strategi seperti ini sangat umum digunakan terutama untuk barang-barang musiman (umumnya feysen / fashion).

Beberapa pengecer pakaian menjalankan promosi penjualan dipenjualan tahunan untuk barang-barang yang sesuai musim, mereka menggunakan diskon yang terus meningkat sampai pada periode tertentu.

Sebagai contoh, ketika mendapati ada beberapa stok barang feysen yang mungkin dalam tiga bulan kedepan akan ketinggal model, yang berarti potensi untuk menjadi dead stock, maka dibuatlah promo berikut ini.

Di dua minggu pertama diberikan diskon 30%, kemudian dua minggu berikutnya ditambahkan diskonnya menjadi 50% atau 30% + 30%.

Jika masih ada, maka dua minggu berikutnya diberikan diskon 70%, dan terakhir akan diberikan diskon 85% atau 70%+50%.

#4 : Jadikan Barang Promosi

Barang yang medekati dead stock atau mendekati Ed, tapi masih layak jual, dapat kita manfaatkan untuk promosi atau meningkatkan merek produk kita.

Dalam nada yang sama, kita bisa memberikan produk begitu saja, tapi kita juga bisa gunakan sebagai hadiah gratis dengan promosi pembelian.

Dengan menggunakan hadiah, stok mati kita dapat digunakan untuk memotivasi pembelian produk lain dengan harga penuh dan kuantitias penjualan lebih tinggi.

#5 : Donasikan Barangnya

Jika tidak satupun dari opsi diatas itu bekerja untuk produk kita, kita dapat menyumbangkan dead stock tersebut.

Kita bisa donasikan dengan mengkaitkan dengan perusahaan atau merek produk tersebut untuk mendapatkan perhatian publik.

Umumnya disatukan dengan aktivitas CSR yang sedang berjalan, atau jika sedang ada event juga bisa kita gunakan.

Yang paling penting adalah, Pengecer harus memastikan barang yang disumbangkan bersih dan dalam kondisi terbaik sehingga benar-benar dapat digunakan.

Produk rusak, lusuh, tidak layak konsumsi tidak boleh digunakan, karena akhirnya akan berkontribusi pada citra negatif yang berujung pada penurunan penjualan.

Penutup

Setiap pengecer akan menghadapi dead stock atau stok mati di beberapa titik atau lainnya, itu sudah pasti.

Apa yang dapat kita lakukan adalah memanfaatkan data di ujung jari kita untuk meminimalkan kemungkinan dan memiliki strategi yang siap digunakan ketika kondisi tersebut benar-benar terjadi.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga Anda mendapat manfaat.

Salam sukses sehat dan bahagia

Picture : Freepik

2 thoughts on “Dead Stock, Bagaimana Cara Mengatasi Stok Mati?”

  1. Saya setuju banget, kalau dead stock itu harus dihindari, itu langsung jadi kerugian.
    biasanya sales team kami wajibkan untuk selalu memeriksa kode ed barang.
    begitu ada yang sudah dekat ke ed, harus segera ditarik atau diputar.
    Thanks pak agus atas artikelnya

    • benar, barang yang sudah dekat ED harus segera ditarik atau ditukar.
      selain itu sales team harus juga paham, kapan produk mulai mengalami penurunan kualitas,
      dan kita harus bisa memastikan agar produk bisa dijual sebelum terjadi penurunan kualitas, agar bisa memberi service ke pelanggan dan konsumen dengan produk terbaik kita.

Comments are closed.