Distribusi : Pengertian, Definisi, Tujuan dan Fungsinya

Agus Octa

KONSEP DISTRIBUSI

Dalam bauran pemasaran (marketing mix), ada satu elemen yang berfungsi untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat pula, yaitu place.

Place kalau kita terjemahkan secara bebas adalah penempatan, yang memiliki makna, bagaimana menempatkan sebuah produk pada tempat yang tepat,

Yaitu dimana konsumen bisa menjangkau produk tersebut dengan mudah dan cepat.

Dalam elemen ‘place’, ada beberapa aktivitas yang berfungsi untuk memastikan penempatan produk tersebut berjalan sebagaimana yang seharusnya, yaitu :

Dalam bahasa pemasaran sehari-hari, place atau placing sering diartikan atau diterjemahkan sebagai distribusi.

Karena distribusi juga memiliki arti atau pengertian yang hampir sama, yaitu menempatkan produk di tempat / titik dimana konsumen bisa menjangkaunya dengan mudah.

Pada artikel ini kita akan membahas mengenai distribusi, pengertian, definisi, tujuan dan fungsinya.

  1. Pengertian distribusi secara umum
  2. Pengertian distribusi oleh para ahli
  3. Definisi distribusi secara umum
  4. Fungsi distribusi (dalam bisnis)
  5. Tujuan distribusi
  6. Jenis-jenis distribusi secara umum
  7. Jenis-jenis distribusi berdasar saluran distribusi
  8. Jenis-jenis distribusi berdasar strategi distribusi
  9. Pelaku distribusi
distribusi adalah

#1 : Pengertian Distribusi Secara Umum

Secara umum pengertian distribusi adalah aktivitas menyalurkan suatu produk (barang atau jasa) dari satu tempat ke sekian tempat tujuan agar produk tersebut tersebar luas.

Dalam konsep bisnis dan pemasaran, pengertian distribusi adalah kegiatan untuk menyalurkan produk, baik berupa barang phisik maupun jasa, dari suatu titik distribusi pertama (produsen / principal atau distributor utama / main-distributor) menuju titik-titik distribusi berikutnya (Channel / saluran distribusi) dengan tujuan agar produk tersebar secara luas di titik-titik penjualan dimana konsumen akhir bisa menjangkau.

Titik awal distribusi adalah tempat dimana produk tersebut berada untuk didistribusikan atau disalurkan yang bisa berupa perusahaan penghasil produk atau produsen, yang biasanya disebut sebagai principal.

Titik awal distribusi bisa juga perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi atau disebut juga distributor atau perusahaan distributor.

Pengertian distribusi adalah aktivitas untuk menyalurkan produk, (barang atau jasa) dari suatu titik distribusi pertama (produsen / principal atau distributor utama) menuju titik-titik distribusi berikutnya (saluran distribusi) dengan tujuan agar produk tersebar secara luas.

Distributor ini bisa bagian dari perusahaan penghasil produk / produsen, bisa anak perusahaan atau perusahaan mitra kerja.

Titik-titik tujuan distribusi secara umum disebut konsumen (consumer), dimana dalam prakteknya bisa berupa konsumen akhir (end user), bisa juga reseler (barang / produk untuk dijual lagi).

Dalam kegiatan distribusi, bisa hanya melibatkan dua titik, produsen / main-distributor dengan konsumen akhir / end-user.

Tapi juga bisa melibatkan banyak titik diatara dua titik diatas, seperti distributor, sub-dist, agen, grosir inti, grosir, pengecer besar, pengecer sedang, pengecer kecil, dan lain-lain.

Apakah harus sebanyak itu?, tidak selalu, (kita akan bahas lebih jelas bagian berikut dari artikel ini).

Ada juga yang mengatakan pengertian distribusi adalah suatu kegiatan pemasaran dengan tujuan untuk memudahkan proses penyampaian produk dari produsen kepada konsumen,

Atau bisa dikatakan distribusi sebagai penghubung antara aktivitas produksi dan konsumsi.

#2 : Pengertian Distribusi Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa definisi atau pengertian distribusi menurut para ahli :

Soekartawi

Menurut Soekartawi, pengertian distribusi adalah aktivitas menyalurkan atau mengirimkan barang dan jasa supaya sampai hingga konsumen akhir.

Sofjan Assauri

Menurut Sofjan Assauri, pengertian distribusi adalah kegiatan memindahkan produk dari sumber ke konsumen akhir dengan saluran distribusi pada waktu yang tepat.

Basu Swastha

Menurut Basu Swastha, pengertian distribusi adalah saluran pemasaran yang dipakai oleh pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen dan lembaga yang terdapat pada saluran distribusi adalah produsen, distributor, konsumen atau industri.

#3 : Definisi Distribusi secara Umum

Jika kita melihat uraian pengertian distribusi baik secara umum maupun yang disampaikan oleh para ahli tersebut, maka kita bisa memberikan definisi distribusi secara bisnis, yaitu :

Definisi distribusi adalah bagian aktivitas pemasaran untuk menyalurkan produk baik barang maupun jasa ke tempat dimana konsumen atau pasar sasaran pada saat membutuhkan produk tersebut bisa menjangkau dan mendapatkannya dengan mudah.

Jadi menurut definisi distribusi tersebut, distribusi adalah :

  • Salah satu aktivitas atau kegiatan pemasaran
  • Bentuk aktivitasnya adalah menyalurkan produk
  • Produk bisa berbentuk barang phisik (tangible) atau berbentuk layanan jasa (intangible)
  • Tujuan distribusi adalah tempat dimana konsumen atau pasar yang menjadi target bisa menjangkau produk tersebut
    • Agar konsumen atau pasar bisa menjangkau, berarti produk harus tersebar merata (availability) di titik-titik dimana konsumen berada.
    • Dengan kata lain, produk harus berada di saluran terakhir (end channel), yang berarti distribusi adalah go to retail(er).
  • Distribusi harus dilakukan pada waktu yang tepat, saat konsumen atau pasar sasaran membutuhkan produk tersebut (produk tidak berlebih, tapi juga tidak kurang pada saat dibutuhkan).
    • Over stock, dapat menyebabkan timbulnya biaya tambahan, seperti biaya sewa, biaya bunga, bahkan biaya barang rusak.
    • Out of stock, dapat menyebabkan lost sales, atau hilangnya kesempatan mendapatkan penjualan, dan untuk beberapa jenis produk, hal ini dapat menyebabkan domino effect seperti hilangnya pelanggan.
pengertian dan definisi distribusi

#4 : Fungsi Distribusi (Bisnis)

Dalam bisnis secara umum ada empat fungsi utama aktivitas distribusi, yaitu aktivitas pembelian produk, klasifikasi produk, promosi produk, dan penyaluran produk.

Aktivitas Pembelian Produk

Titik distribusi awal dimulai dari perusahaan penghasil produk atau produsen, yang biasa kita sebut principal.

Untuk perusahaan skala menengah besar, principa (produsen) dilarang melakukan praktek distribusi sendiri,

Sehingga perusahaan harus bermitra dengan perusahaan distribusi atau distributor.

Di sinilah ada aktivitas pembelian produk dari produsen (principal) ke perusahaan distribusi (distributor).

Dimana distributor bisa anak perusahaan principal atau perusahaan berbeda sebagai mitra kerja.

Sedangkan untuk perusahaan skala kecil, bisa saja aktivitas distribusi dikerjakan oleh produsen itu sendiri,

Sehingga pada model ini aktivitas pembelian produk tidak ada.

Aktivitas Klasifikasi Produk

Perusahaan distribusi atau distributor secara umum memiliki item produk yang beragam dan dalam jumlah yang banyak, yang berasal dari banyak principal (produsen).

Tapi juga ada distributor yang hanya menyalurkan produk dari satu principal saja, tetapi item produknya biasanya juga banyak.

Pada aktivitas kedua ini, distributor harus melakukan klasifikasi atau pengelompokan produk berdasarkan beberapa kriteria.

Produk biasanya akan dikelompokan dalam dua macam kelompok, yaitu berdasarkan principal atau produsennya.

Dan yang kedua dikelompokkan berdasarkan kategori produknya (product category).

Contoh kategori personal care, toiletris, dairy, foods n beverages, instant noodle, dll.

Klasifikasi ini memiliki banyak tujuan, seperti :

  • Kemudahan dalam penanganan dan pengendalian barang di gudang (tiap kategori produk kadang membutuhkan perlakukan khusus).
  • Kemudahan dalam proses tranportasi (sama dengan penyimpanan, beberapa kategori tidak bisa dijadikan satu dengan kategori lainnya, spt anti nyamuk atau detergent tidak bisa dibawa bersama-sama dalam satu box dengan produk makanan).
  • Kemudahan dalam melakukan treatment atau program saat melakukan penjualan.

Aktivitas Promosi Produk

Aktivitas berikutnya dalam distribusi adalah promosi, yaitu saat aktivitas untuk membuat produk dikenal oleh konsumen atau pasar sasaran.

Aktivitas promosi dalam distribusi ada bermacam-macam, secara umum adalah menempatkan produk sedemikian rupa sehingga bisa terlihat dengan mudah oleh konsumen.

Bentuk aktivitas ini seperti pemajangan produk (display), merchandising atau visual merchandising, dan lain-lain.

Pemajangan produk (display) bisa dilakukan di rak-rak toko, di lantai, di dinding, di etalase toko, atau tempay lain yang memang diperuntukan untuk mendisplay produk.

Sedangkan aktivitas promosi yang dilakukan di modern trade bisa lebih bervariasi, biasanya dengan menggunakan model visual merchandising.

Aktivitas Penyaluran Produk

Inilah aktivitas utama dari distribusi, yaitu menyalurkan produk ke konsumen,

Baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui intermediary atau saluran distribusi).

Distribusi dalam pemasaran adalah sebuah proses, dimana didalamnya ada banyak sekali aktivitas yang membutuhkan penanganan atau pengelolaan (distribution management)

Dan juga berbagai strategi distribusi (distribution strategy), untuk mencapai tujuan distribusi (distribution objective) dan sasaran distribusi (distribution target).

#5 : Tujuan Distribusi

Distribusi sebagai bagian dari pemasaran memiliki tujuan sebagai berikut :

Untuk Menjamin Kelangsungan Kegiatan Produksi

Produk yang dihasilkan produsen harus segera dipindah tangankan (dijual) ke konsumen, dengan menggunakan proses distribusi, alasannya adalah :

  • Jika produk tidak segera di kirim ke (gudang) distributor, maka akan terjadi penunpukan barang di gudang pabrik.
  • Kebutuhan konsumen ditiap area akan beragam dalam jumlah maupun waktu dibutuhkannya, sehingga perlu proses distribusi untuk mengatur penyaluran produk.
  • Distributor akan mengatur gudang mana, dalam jumlah berapa dan kapan, pengiriman produk dari princpal harus dilakukan, (fungsi buffer).
  • Distributor memberikan inputan berupa sales forecasting atau salesplan yang dibreakdown menjadi periodical ordering (monthly / weekly order) yang dijadikan dasar proses produksi produsen.

Menjamin Produk Sampai di Tangan Konsumen

Sesuai dengan tujuan utaman distribusi, yaitu memastikan produk dari produsen dapat sampai ke tangan konsumen dengan baik.

Disini aktivitas produksi akan menyalurkan produk ke titik-titik dimana konsumen atau pasar sasaran berada, artinya aliran produk tidak berhenti di tengah saluran distribusi, tetapi harus mengalir menuju saluran terakhir sebelum ke tangan konsumen.

Saluran distribusi terakhir, secara umum adalah outlet atau toko pengecer (retailer), seperti pengecer besar, pengecer sedang dan pengecer kecil, baik yang berada dilingkungan tempat tinggal, pusat berbelanjaan (pasar modern) ataupun pasar-pasar tradisional.

Menstabilkan Harga Produk

Salah satu tujuan distribusi adalah adanya kestabilan harga atau setidaknya tidak terjadi perbedaan harga yang mencolok antara satu wilayag dengan wilayah yang lain.

Dengan konsep distribusi yang benar, produk bisa berada di seluruh wilayah pulau Jawa, meski pabrik ada di Jawa timur atau Jawa Barat dengan harga yang sama.

Demikian juga dengan wilayah luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTT/NTB, dll., produk memiliki harga khusus yang secara umum sama (beda sedikit dengan pulau Jawa).

Tanpa konsep distribusi yang benar, produk akan memiliki harga jual yang ditambahkan biaya pengiriman (freight cost) menuju wilayah tersebut secara langsung.

Memudahkan Konsumen Mendapatkan Produk

Hampir sama dengan tujuan distribusi diatas, yaitu produk sampai ketangan konsumen, tetapi disini lebih ke aspek mudahnya konsumen untuk mendapatkan produk tersebut.

Kemudahan konsumen mendapatkan produk, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti kapan produk harus tersedia dan dalam jumlah berapa, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Selain itu kemudahan konsumen mendapatkan produk juga berbicara mengenai bagaimana produk tersebut ditiik saluran akhir di tata atau di pajang (display).

Memberikan Nilai Tambah ke Produk

Distribusi bisa memberikan nilai tambah pada produk?, ya benar bisa.

Added value yang diberikan minimal adalah :

  • Harga produk yang stabil (sama di semua wilayah),
  • Kondisi produk yang tetap baik dan layak dikonsumsi (distributor berkewajiban untuk mengawasi kondisi produk yang dijual).
  • Manfaat yang diberikan produk, pada saat konsumen sedang membutuhkan produk untuk menyelesaikan permasalahan / problem yang dihadapi dan mencari produk sebagai solusinya, tanpa distribusi yang baik konsumen akan kesulitan menemukan produk tersebut.
tujuan dan fungsi distribusi

#6 : Jenis-jenis Distribusi secara Umum

Dalam pemasaran secara umum distribusi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

Distribusi Langsung (Direct Distribution)

Pengertian distribusi langsung adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara.

Ini berarti produsen selaku perusahaan penghasil produk juga berfungsi sebagai perusahaan distribusi dan pemasaran.

Aktivitas ini umum dilakukan oleh perusahaan dalm skala kecil, hal ini dilakukan guna memangkas biaya (distribution cost) dan mempercepat penyebaran produk ke konsumen.

Alasan lain mengapa perusahaan melakukan distribusi secara langsung adalah wialyah penjualan dan distribusi umumnya tidak terlalu luas,

Sehingga perusahaan merasa menyalurkan produk sendiri akan lebih efisien dan lebih efektif.

Distribusi Tidak Langsung (Indirect Distribution)

Pengertian distribusi tidak langsung adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen kepada konsumen yang menggunakan perantara.

Perantara yang dimaksud memiliki berbagai bentuk usaha, bisa memang perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi atau perusahaan distributor,

Bisa juga peralihan dari perusahaan dagang seperti agen, grosir dan lain sebagainya.

Perusahaan distributor yang memang sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dibidang distribusi biasanya adalah perusahaan besar dan memiliki cakupan wilayah (area coverage) yang cukup luas,

Bisa nasional atau regional, bahkan beberapa bisa lintas negara.

Sedangkan perusahaan yang melakukan praktek distribusi yang berasal dari perusahaan dagang biasa, biasanya perusahan distribusi dalam skala yang lebih kecil, dengan cakupan wilayah maksimal regional.

Biasanya hanya beberapa kabupaten / kota atau karesidenan saja.

Dengan distribusi tidak langsung, produsen memiliki banyak keuntungan, seperti produsen bisa lebih fokus pada produksi, pengembangan produk, dan pemasaran saja,

Sementara penyaluran produk diserahkan ke distributor.

#7 : Jenis-Jenis Distribusi Menurut Saluran Distribusi (Distribution Channel)

Dari Produsen (Principal) ke Konsumen atau Pemakai Akhir

Dikenal juga sebagai saluran distribusi langsung,

Karena produsen akan melakukan proses / aktivitas distribusi langsung ke konsumen atau pemakai akhir (end user)

Bentuk ini adalah bentuk distribusi / saluran distribusi yang terpendek, sederhana, dan banyak dilakukan oleh perusahaan skala kecil.

Cakupan wilayah distribusi biasanya kecil, seperti beberapa kabupaten / kota atau karesidenan saja.

Dari Produsen (Principal) ke Pengecer

Produsen hanya mendistribusikan produk mereka ke para pengecer secara langsung,

Tanpa menggunakan perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang distribusi (distributor).

Bentuk ini lebih maju dari bentuk distribusi langsung,

Karena produk harus melalui saluran distribusi akhir atau pengecer, yang otomatis volume produk lebih besar.

Cakupan wilayah distribusi biasanya lebih luas dari distribusi langsung, karena sudah melibatkan team distribusi.

Dari Produsen (Principal) ke Distributor ke Pengecer

Merupakan bentuk ideal dari aktivitas distribusi pemasaran,

Yaitu menyalurkan produk mereka langsung ke pengecer atau saluran distribusi akhir.

Konsep ini menggunakan distributor, perusahaan yang bergerak khusus dalam bidang distribusi,

Sehingga proses distribusi akan tertangani dengan lebih baik.

Model ini adalah model yang paling ideal yang menjadi tujuan dari aktvitas distribusi, yaitu go-to-retail(er).

Dengan model ini tingkat availability bisa dicapai dengan baik, karena proses distribusi dikerjakan oleh distributor secara langsung.

Dari Produsen (Principal) ke Distributor ke Grosir ke Pengecer

Merupakan bentuk distribusi yang umum, yaitu distributor menjual ke grosir dan grosir menjual ke pengecer.

Kadang distributor juga menjual langsung ke pengecer, biasanya untul wilayah yang tidak terjangkau oleh grosir.

Pada model ini kelemahan ada pada titik antara grosir ke pengecer dimana proses distribusi (penjualan) dikerjakan oleh grosir,

Sehingga hasil distribusi kadang tidak maksimal (baik secara horizontal, vertical maupun numeric dan weighted).

Model ini banyak digunakan oleh perusahaan skala menengah atau mereka yang belum menggunakan perusahaan distributor besar.

Dengan model ini biaya distribusi memang bisa lebih dipangkas, akan tetapi sebagai konsekuensinya adalah tingkat distribusi yang tidak maksimal.

Dari Produsen (Principal) ke Grosir (Sub-Distributor) ke Pengecer

Pada model ini produsen atau principal tidak menggunakan distributor besar,

Sebagai pengganti mereka menggunakan agen, pedagang besar, grosir inti untuk mendistribusikan produk mereka.

Principal kadang memiliki bagian distribusi yang bertugas menangani para pedagang perantara ini,

Itulah sebabnya mereka sering disebut sebagai sub-distributor.

Karena yang melakukan operational distribusi apalah para pedagang perantara yang kadang tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan distribusi yang cukup, akibatnya proses distribusi kadang tidak maksimal.

Itulah sebabnya principal membentuk divisi / departemen penjualan dan distribusi dengan tugas pokok mengelola sub-dist ini, agar mengikuti policy yang sudah digariskan.

Selain itu seringkali, pada model ini, aktivitas distribusi dan penjualan tetap dikerjakan oleh principal, tetapi mereka adalah karyawan distributor.

Dalam prakteknya model yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa model diatas.

Saluran distribusi atau distribution channel yang digunakan juga sangat bervariasi.

contoh saluran distribusi (distribution channel) grosir bisa saja terdiri dari grosir inti (GI), grosir besar (WHS) dan grosir kecil (SWHS).

bentuknya bisa

# Principal >> GI >> WHS >> Ret-1 >> End User

# Principal >> GI >> WHS >> Ret-2 >> End User

# Principal >> GI >> SWHS >> Ret-3 >> End User

Dan seterusnya, jadi tidak selalu hanya satu model saja.

#8 : Jenis-Jenis Distribusi Berdasarkan Strategi Distribusi

Secara umum dalam pemasaran kita mengenal tiga macam strategi distribusi, yaitu :

Strategi Distribusi Intensif (Intensive Distribution Strategy)

Merupakan bentuk strategi distribusi dengan menempatkan produk pada berbagai jenis saluran distribusi atau semua jenis toko (outlet).

Bentuk strategi ini banyak diadopsi oleh perusahaan dengan produk yang fast moving dengan target konsumen, seperti sembako, personal care, toiletris, RTD, dan lain-lain.

Strategi ini yang paling banyak diterapkan oleh perusahaan, baik skala besar, menengah maupun skala kecil.

Strategi Distribusi Eksklusif (Exclusive Distribution Strategy)

Merupakan bentuk strategi distribusi dengan memberikan hak atau kewenangan tertentu baik secara wilayah distribusi atau secara jenis saluran distribusi.

Bentuk ini umum digunakan oleh principal untuk membagi wilayah distribusi kepada distributornya / sub-distributornya, agar tidak terjadi overlapping ataupun bordercrossing.

Sering juga diterapkan oleh produsen produk-produk kelas atas, dengan tujuan menjaga produk dari pemalsuan dan memastikan berbagai program mereka berjalan sebagaimana mestinya.

Contonya beberapa perusahaan perhiasan memilih satu distributor tunggal untuk menyalurkan produk mereka baik ke outlet umum (pilihan) ataupun outlet milik mereka sendiri (factory outlet).

Strategi Distribusi Selektif (Selective Distribution Strategy)

Merupakan bentuk strategi distribusi dengan menyalurkan produk ke wilayah tertentu atau ke saluran distribusi tertentu saja.

Strategi ini biasanya digunakan pada saat perusahaan sedang melakukan launching produk secara terbatas di wilayah tertentu atau di saluran distribusi tertentu saja.

Tujuannya untuk memastikan berbagai strategi pemasaran dan distribusi, termasuk produk mereka sudah sesuai dengan pasar sasaran.

Jadi mirip dengan market test, tetapi dalam skala yang jauh lebih luas dan dalam durasi yang cukup lama.

Setelah produk bisa diterima oleh pasar sasarn, maka strategi ini akan dipeluas lagi baik wilayah mauapun jenis saluran distribusi yang digunakan.

Dalam praktek, berbagai strategi diatas akan dikombinasikan oleh principal dan distributor, tujuannya untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal.

#9 : Pelaku Distribusi

Berdasarkan kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen, pelaku distribusi (distributor) dapat dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu:

Pedagang

Pedagang adalah pihak yang membeli barang dari produsen dan kemudian menjualnya kembali ke konsumen akhir atau ke pedagang lainnya.

Pedagang bisa menentukan harga jual suatu produk sesuai dengan kondisi pasar dan sosial ekonomi di suatu masyarakat.

Agen

Agen adalah perusahaan yang memiliki tanggungjawab untuk menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.

Keuntungan yang didapatkan oleh agen adalah dari nilai komisi yang telah ditentukan untuk tiap satuan produk yang sudah berhasil dijual ke konsumen.

Agen seringkali hanya menyalurkan satu jenis produk saja di suatu wilayah tertentu (monopoli produk di suatu wilayah).

Makelar

Makelar adalah pihak yang mempertemukan pihak penjual produk, (secara umum produsen) dengan calon pembeli suatu produk, baik itu barang atau jasa.

Makelar tidak mengeluarkan modal sama sekali pada proses distribusi dan keuntungan yang didapatkan adalah berupa komisi atau fee dari produsen dan konsumen atas jasa yang telah diberikanya.

Eksportir

Eksportir adalah pihak baik perorangan ataupun lembaga perantara dagang yang menyalurkan atau menjual produk / barang dari produsen yang berada didalam negeri kepada konsumen yang berada di luar negeri.

Importir

Kebalikan dari eksportir, importir adalah pihak baik orang atau lembaga perantara dagang yang menyalurkan atau mengadakan barang dari produsen yang berada di luar negeri kepada konsumen yang berada di dalam negeri.

Komisioner

Komisioner adalah pihak baik perorangan ataupun lembaga yang melakukan aktivitas pembelian dan penjualan atas namanya sendiri.

baca juga :

Demikian pembahasan kita mengenai pengertian distribusi, definisi distribusi, tujuan distribusi serta fungsi distribusi.

Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Distribusi Pemasaran Dotcom ini, semoga Anda mendapatkan manfaat.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

Picture : Freepik

2 thoughts on “Distribusi : Pengertian, Definisi, Tujuan dan Fungsinya”

  1. Bagi saya distribusi adalah bagaimana produk bisa tersebar merata diseluruh area yang potensial, dan produk tersebut bisa dilihat oleh konsumen, atau konsumen bisa mengetahui kalau di toko tersebut ada produk tertentu.

    • Iya, saya juga setuju dengan pendapat tersebut, meski untuk bisa terlihat oleh konsumen, harus dibantu juga dengan aktivitas yang lain, seperti pemajangan, adanya banner, poster atau stiker disekitar produk tersebut berada, dan aktivitas komunikasi lainnya.

Comments are closed.