Marketing Mix 4P : Cara Mudah Implementasi Bauran Pemasaran di UKM

Agus Octa

STRATEGY – MANAGEMENT – MARKETING MIX

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah salah satu konsep dasar dalam pemasaran yang sering digunakan dalam sebuah bisnis, apapun bentuk dan berapapun skala dari usaha tersebut.

Bagi perusahaan dalam skala menengah dan besar, penggunaan konsep bauran pemasaran, (terutama marketing mix 4P)  ini sudah bersifat wajib, bahkan sudah menyatu dalam aktivitas bisnis sehari-hari mereka.

Namun tidak dengan usaha yang masih dalam skala kecil dan menengah, beberapa dari mereka masih belum mengenal konsep marketing mix ini dengan baik, meski beberapa aktivitas mereka pasti sudah bersentuhan dengan beberapa komponen dalam bauran pemasaran, misal produk dan harga.

Dalam artikel berkut ini, kita akan coba membahas bagaimana mengimplementasikan konsep bauran pemasaran ini dalam usaha yang tergolong masih kecil atau yang biasa kita kenal dengan UKM dan atau UMKM.

Kita tidak sedang membahas apa itu UKM – Usaha Kecil Menengah atau UMKM – Usaha Mikro Kecil dan Menengah, tetapi lebih ke bagaimana mengimplementasikan konsep marketing mix dalam usaha mereka, terutama yang dalam skala kecil.

Artikel ini sekaligus sebagai jawaban atas beberapa pertanyaan yang diajukan ke kami, terkait dengan implementasi konsep bauran pemasaran 4P dan 7P untuk usaha dalam skala kecil atau UKM dan UMKM.

KONSEP MARKETING MIX

Seperti kita ketahui, hakekat dari strategi pemasaran adalah bagaimana kita bisa membuat sebuah produk yang diminati dan dibutuhkan, kemudian menetapkan harga yang kompetitif, menempatkan produk agar berada di tempat yang bisa dijangkau pada waktu yang tepat, yang disertai komunikasi dan promosi yang menarik yang sesuai dengan target market yang dibidik.

Hal ini terlihat sangat sederhana dan mudah, akan tetapi jika ada kesalahan dari salah satu komponennya saja, besar kemungkinannya apa yang menjadi objective dari produk (barang ataupun jasa) tidak akan tercapai secara maksimal.

Untuk itu kita membutuhkan sebuah konsep yang mampu membimbing kita merealisasikan hakekat dari strategi pemasaran tersebut.

Salah satu marketing tools yang banyak digunakan oleh para pemasar dan pebisnis untuk menyusun strategi pemasaran adalah Bauran pemasaran atau marketing mix.

Bauran pemasaran ini masih relevan hingga saat ini dan masih sering digunakan para pebisnis dan pemasar untuk membuat strategi pemasaran yang powerfull.

Sekilas Tentang Marketing Mix

Konsep dari bauran pemasaran atau marketing mix, pertama kali dikenalkan pada tahun 1964, oleh Neil Borden melalui sebuah artikel yang berjudul “The Concept of the Marketing Mix”, dan sejak saat itu konsep marketing mix menjadi sangat populerdi lingkungan para pebisnis dan pemasar.

Ketika pertama kali dikenalkan, bauran pemasaran terdiri dari beberapa komponen (lebih dari empat), baru kemudian E. Jerome McCarthy mengelompokkan beberapa item ini ke dalam 4 kategori utama yang saat ini kita kenal sebagai bauran pemasaran 4P atau marketing mix 4P.

Pada perkembangannya ada banyak varian atau model dari bauran pemasaran ini, seperti marketing mix 7P, 4C, 4S dan lain sebagainya dengan maksud untuk lebih mendekatkan dengan kondisi yang ada di pasar.

Baca juga : Bauran Pemasaran, Selayang Pandang

Marketing Mix Secara Sederhana

Seperti kita ketahui bersama, pada saat ini banyak model dari konsep marketing mix ini, mulai dari 4P, 7P, 5P, 8P, 4S, 4C dan lain sebagainya.

Munculnya berbagai model tersebut disebabkan kondisi atau keadaan lingkungan pemasaran yang semakin kompleks dengan berbagai permasalahannya yang membutuhkan alat bantu pemasaran yang lebih fokus atau spesifik.

Sebagai contoh, untuk perusahaan yang ingin menyusun strategi pemasaran dengan pendekatan konsumen atau melihat pasar dari sisi konsumen (consumer centric), maka kita bisa menggunakan bauran pemasaran 4C – customer value, cost, convenience & communication.

Sedangkan untuk perusahaan yang sedang mengembangkan strategi pemasaran berbasis internet (internet marketing), kita bisa menggunakan bauran pemasaran web 4S – scope, site, synergy & system.

Semua model pemasaran tersebut, bermula dari konsep dasar dari bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P yang terdiri dari product, price, place dan promotion.

Jadi secara sederhana bauran pemasaran adalah bagaimana membuat produk yang tepat (dibutuhkan), dengan harga yang tepat (kompetitif), meletakkan produk ditempat dan waktu yang tepat (terjangkau dan ada pada saat dibutuhkan) dengan promosi yang tepat (menarik), yang dikenal dengan 4P.

Jika dijabarkan secara sederhana, pengertian dari 4P adalah :

Product atau produk, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan produk, baik barang maupun jasa atau sesutu yang hendak diperdagangkan atau dikomersilkan, dimulai dari rencana pembuatan, proses pembuatan hingga produk jadi yang siap untuk dilempar ke pasar.

Price atau harga, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan berapa nilai atau harga yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk tersebut.

Place atau penempatan atau distribusi adalah aktivitas untuk menempatkan atau mendistribusikan produk agar bisa dijangkau oleh konsumen atau pasar sasaran dengan mudah.

Promotion atau promosi adalah aktivitas komunikasi pemasaran untuk membuat konsumen mengenal dan tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Baca juga : Pentingnya untuk memahami konsep bauran pemasaran 4P

IMPLEMENTASI MARKETING MIX 4P

Setelah kita memahami apa yang dimaksud marketing mix atau bauran pemasaran atau 4P ini, pertanyaang berikutnya adalah bagaimana implementasi dari konsep tersebut?.

Kita akan mencoba mengaplikasikan konsep tersebut dalam sebuah bisnis kecil atau usaha kecil, misalkan usaha keripik, dimana salah satu item produknya adalah keripik tempe.

Tempe adalah salah satu produk makananan yang banyak terdapat di beberapa daerah di Nusantara, dan tempe ini bisa diolah lebih lanjut menjadi berbagai bentuk makanan, salah satunya adalah keripik tempe.

Keunggulan dari keripik, dibandingkan dengan tempe yang diolah secara standar, misal digoreng, adalah produk bisa tahan lebih lama, rata-rata tahan sampai dengan enam bulan.

Dengan daya tahan produk yang enam bulan tersebut, produk keripik tersebut bisa didistribusikan ke beberapa area sekitar (diluar kota atau kabupaten), sehingga akan meningkatkan volume penjualan produk.

Ada beberapa hal yang harus kita kerjakan sebelum masuk ke komponen 4P, yaitu menentukan atau memastikan komponen dasar dari sebuah perencanaan pemasaran, yang paling pokok adalah :

  • Apa tujuan dari strategi yang hendak dibuat ?
  • Apa saja dan berapa target yang hendak dicapai ?
  • Segmen & target pasar mana yang hendak dibidik ?

Semua jawaban atas pertanyaan tersebut di atas, seharusnya sudah ada dalam rencana pemasaran (marketing plan) yang sudah dibuat sebelumnya.

Misalkan tujuan dari strategi pemasaran ini adalah :

  • Meningkatkan penjualan sebesar X unit atau X rupiah dari baseline untuk item produk Keripik Tempe.
  • Memperluas area pemasaran, dengan membuka area distribusi dan penjualan yang baru.

Target yang hendak dicapai adalah :

  • Meningkatkan penjualan produk ‘keripik tempe’ sebesar X unit atau X rupiah di existing area, yaitu :
    • Area A (Kecamatan A1, A2, dst.) sebesar …
    • Area B (Kecamatan B1, B2, dst.) sebesar …
    • Area C (Kecamatan C1, C2, dst.) sebesar …
    • … dst.
  • Membuka area baru, yaitu kota dan kabupaten terdekat (misalkan kota dan kabupaten XYZ), dengan target Outlet Baru sebesar :
    • Saluran distribusi tipe Retail – Toko Oleh-oleh sejumlah X outlet.
    • Saluran distribusi tipe Retail – Toko Makanan & minuman (camilan, makanan kecil, dll.) sejumlah X outlet.
    • Saluran distribusi tipe Grosir – Toko Makanan & Minuman (Camilan, Makanan Kecil, dll.) sejumlah X outlet

Setelah mendapatkan semua data tersebut, kemudian disusunlah strategi pemasaran dengan menggunakan konsep bauran pemasaran untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Bauran Pemasaran – Produk (Product)

Strategi yang berhubungan dengan bauran pemasaran produk, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan produk itu sendiri, dimulai dari bahan baku, proses produksi, pengemasan, labeling, hingga produk siap untuk dijual.

Sesuai dengan obyektif atau tujuan dan target yang hendak dicapi, maka dari sisi produk harus dilakukan observasi ke pasar atau ke lapangan, yaitu :

  • Ke area yang sudah eksis yang akan ditingkatkan volume penjualannya, dengan tujuan :
    • Mencari tahu kondisi dari produk yang dijual, apakah ditemukan produk yang tidak layak jual, baik disebabkan oleh kadaluarsa (ED terlewati), kesalahan pemajangan (misal terpapar sinar matahari secara langsung, atau sebab lainnya.
    • Mencari tahu, pendapat konsumen atau masukkan dari konsumen, terkait dengan produk yang sudah ada, mulai dari rasa, kerenyahan, kadar minyak, ukuran kemasan (gram), dan lain-lain.
    • Mencari tahu apakah konsumen menghendaki produk yang berbeda, (tetap keripik tempe), misal varian rasa yang lain dari yang sudah ada, bentuk potongan, atau kemasan yang berbeda.
    • Dan data yang lain yang terkait dengan spesifikasi produk keripik tempe tersebut, dalam segmen yang sama atau mungkin diperluas ke segmen yang berbeda.
  • Ke area baru atau area yang akan dibuka, dengan tujuan :
    • Melakukan pencacahan atau menghitung jumlah outlet yang memilki potensi untuk produk yang sudah ada.
    • Melihat produk apa saja (milik kompetitor) yang sudah dijual disana, baik yang head on (produk yang sama, keripik tempe) atau keripik yang lain (misal keripik buah, keripik umbi, dll.)
    • Lakukan analisa produk kompetitor, seperti :
      • Kualitas produk (rasa, kadar minyak, kerenyahan, dll yg berhubungan dengan rasa).
      • Kemasan (ukuran, ketebalan plastik, jenis plastik, kemasan tambahan (outerpack), kondisi kemasan, dll yang berhubungan dengan kemasan).
      • Harga dan promosi (harga, diskon, promosi, bonus, alat komunikasi atau promosi lain yg digunakan, dll yang berhubungan dengan harga dan promosi).
      • Fasilitas yang diberikan oleh produsen, misal kuantiti diskon, berbagai bonus, tempo pembayaran, dll.
    • Mencari tahu, outlet mana saja yang bisa langsung menerima produk baru, dan mana saja yang belum bisa.
      • Lakukan pendataan untuk outlet yang memungkinkan untuk menerima produk baru, cek kredibilitas outlet tersebut, termasuk bagaimana perputaran barang disana.
      • Lakukan pendataan untuk outlet yang belum bisa menerima produk baru, pisahkan mana yang potensi danmana yang kurang potensinya, beserta alasan belum bisa menerima produk baru tersebut.

Setelah mendapatkan data dari lapangan, maka data tersebut diolah, bicarakan dengan bagian produksi atau pengembangan produk mengenai semua temuan tersebut.

Kemungkinan yang ada adalah :

  • Adanya produk rusak atau tidak layak jual, yang disebabkan oleh :
    • Salah cara pengiriman.
    • Pemajangan yang kurang tepat.
    • Produk kurang laku di toko tersebut, sehingga kadaluasa atau mendekati ED (bisa mempengaruhi terhadap rasa).
  • Adanya saran untuk kemasan, misal ukuran kemasan yang lebih besar untuk oleh-oleh atau justru kemasan yang lebih kecil, atau sama tetapi lebih exclusive untuk oleh-oleh yang bersifat khas daerah tersebut (konsumen kelas menengah atas).
  • Adanya saran untuk varian baru, selain yang original dan rasa-rasa yang sudah ada, atau saran penambahan bahan tertentu yang bisa menambah rasa atau menciptakan rasa baru.
  • Dan masih banyak sekali kemungkinan yang terjadi.

Solusi yang mungkin dilakukan adalah :

  • Point pertama,
    • Lakukan pembenahan, mulai dari pengiriman hingga penyimpanan di toko, pastikan produk dikirim dengan cara yang benar, yang tidak merubah kondisi maupun rasa dari produk.
    • Lakukan edukasi ke penjual, toko atau outlet mengenai cara pemajangan yang benar dan apa dampak dari pemajangan yang salah tersebut, serta benefit apa yang akan didapat toko jika pemajangan dilakukan dengan benar.
    • Untuk toko yang kurang laku, lakukan evaluasi, apakah ada kesalahan dalam proses penawaran dan penjualan, cara pelayanan, dll., jika perlu berikan program promosi, atau kurangi drop size di toko tersebut.
  • Point kedua, saran kemasan, cek seberapa besar potensi dari kemasan baru tersebut, cara termudah adalah dengan melakukan testing di pasar dengan menggunakan kemasan baru tersebut di area atau outlet tertentu.
  • Point ketiga, saran varian baru, cek seberapa besar potensinya, selain itu apakah bagian produksi mampu membuat produk tersebut, hitung antara skala produksi dan tingkat permintaan pasar.

Sedangkan data dari area baru, juga diolah, tetapi untuk area baru biasanya menggunakan produk yang sudah ada yang terbukti sudah laku di area yang sudah eksis.

Membandingkan produk yang sudah ada, baik back bone maupun reguler dengan produk pesaing, apa kelebihan yang dimiliki produk sendiri, dan apa yang kelebihan yang dimiliki produk pesaing?

Yang mungkin adalah membuat produk untuk sample atau produk khusus untuk bahan promosi, misal produk original dibanded dengan yang rasa-rasa, atau dengan varian yang sama.

Intinya harus dibuat produk yang mendukung aktivitas promosi di area yang baru dibuka tersebut.

Itu adalah sebagaian aktivitas dari bauran pemasaran produk, dimana point utama dari strategi ini adalah menyajikan produk sesuai dengan kebutuhan, permintaan atau keinginan pasar.

Bauran Pemasaran – Harga  (Price)

Harga atau price ini berhubungan dengan real amount yang diharapkan konsumen akhir atau end user untuk membayar produk tersebut.

Harga produk atau harga barang akan berpengaruh terhadap kinerja produk tersebut dipasar, di mana hal ini berhubungan dengan nilai produk yang dirasakan oleh pelanggan (perceived value).

Dengan kata lain, pelanggan atau konsumen akan menolak produk dengan label harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai yang dirasakan (perceived value).

Artinya bisa jadi suatu produk memiliki harga lebih tinggi daripada nilai moneter sebenarnya (actual price), dan konsumen masih happy, karena konsumen masih memiliki nilai positif terhadap produk tersebut (konsumen tidak merasa dirugikan oleh harga produk).

Sebaliknya, bisa jadi suatu produk perlu melakukan underpriced agar bisa laku terjual, jika pelanggan menganggap produk tersebut bernilai kecil.

Jadi produk yang sama, bisa saja memiliki harga yang lebih tinggi dari yang lain, atau malah lebih murah dari yang lain, tergantung persepsi dari konsumen di mana produk tersebut berada.

Hal yang sama berlaku untuk produk keripik tempe, yang bisa memiliki harga produk atau harga barang yang sama dengan biaya produksi dan biaya pemasaran produk tersebut.

Bisa juga produk keripik tempe ini akan memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan biaya produksi dan biaya pemasaran, dengan kata lain produk tersebut memiliki value yang tinggi dimata konsumen.

Ini yang harus dicermati oleh para pemilik usaha kripik tempe tersebut, bagaimana memberi value lebih pada produknya, sehingga konsumen memiliki persepsi nilai yang tinggi juga terhadap produk keripik tempe ini.

Saat ini ada banyak varian dari keripik tempe ini, selain yang original, ada keripik tempe dengan rasa tertentu, ini sudah merupakan satu terobosan dari sisi produk.

Dari sisi harga, sebenarnya bisa saja menjual keripik tempe ini dengan harga premium, harga yang melebihi biaya produksi dan pemasaran.

Salah satu contohnya adalah menjual keripik tempe ini untuk pasar kelas menengah atas, atau kelas premium.

Untuk bisa masuk ke segmen premium class ini, tentu kita harus mengentahui, nilai-nilai yang berlaku, pandangan atau gaya hidup mereka.

Memang benar kelas ini cenderung mengutamakan produk yang mahal dan berkelas, itulah sebabnya keripik tempe ini bisa saja dikemas dan disajikan secara premium dan lebih berkelas lagi.

Misal kemasan yang selama ini menggunakan plastik berbentuk kantong, bisa saja diubah menjadi kemasan dalam bentuk kotak khusus yg premium, yang bisa disajikan di resto atau kafe, dengan memberi label sebagai makanan sehat dan menyehatkan.

Seperti kita ketahui, banyak dari kaum kelas menengah atas yang sangat sadar akan pentingnya makan makanan yang sehat dan menyehatkan.

Jika para pengusaha bisa mengolah produk tempe tersebut menjadi keripik tempe sebagai makanan sehat dan menyehatkan, maka bukan tidak mungkin keripik tempe ini akan menjadi camilan favorit kelas menengah atas juga.

Selain dengan membuat produk yang premium dan dengan harga yang premium, startegi bauran pemasaran harga atau price juga berhubungan dengan struktur harga yang kita buat.

Itu berarti berhubungan dengan bagaimana cara kita mengakses konsumen, atau bagaimana cara kita menarik konsumen dengan biaya yang tidak besar.

Misalkan metode pembayaran yang diberlakukan, apakah tunai atau tempo, berapa lama TOP nya, dan apa syarat yang diberlakukan.

Kemudian kebijakan diskon yang diberlakukan, diskon harga bisa berhubungan dengan banyak hal seperti strategi perluasan area, strategi mencairkan stok barang, strategi menggeser kompetitor, strategi mempercepat perputaran produk, dan lain sebagainya.

Pertanyaannya, apakah sudah dihitung, antara diskon harga yang diberikan dengan benefit yang didapatkan?.

Bauran pemasaran harga, juga akan menanyakan,

  • siapa konsumen kita?,
  • di mana pasar yang paling potensial?,
  • berapa banyak konsumen loyal kita di area tersebut?,
  • bagaimana cara kita mengakses konsumen di area tersebut?,
  • bagaimana kita mempertahankan konsumen tersebut?
  • bagaimana kita mendapatkan konsumen baru?,
  • apa yang kita lakukan terhadap konsumen baru tersebut?.

Semuanya akan berhubungan dengan harga dari produk tersebut.

Semakin loyal konsumen kita, maka akan semakin mudah kita mengakses konsumen kita, dan akan semakin kecil juga biaya yang harus kita keluarkan, yang artinya profit akan semakin besar.

Bauran Pemasaran – Penempatan atau Distribusi  (Place)

Bauran pemasaran place atau penempatan atau distribusi ini akan berhubungan dengan bagaiamana supaya produk bisa berada di dekat konsumen yang menjadi sasaran.

Atau dengan kata lain, bagaimana caranya agar konsumen sasaran bisa mengakses atau mendapatkan produk dengan mudah.

Jadi bauran pemasaran place akan banyak berhubungan dengan :

  • Strategi distribusi atau metode distribusi yang digunakan.
  • Market atau area mana saja yang dilayani (area coverage).
  • Bagaimana mengatur stok agar pasar tidak mengalami kekosongan barang, tetapi stok juga tidak boleh menumpuk di satu lokasi (tidak bergerak).
  • Manajemen saluran distribusi atau channel management.

Sebuah usaha, jika ingin meningkatkan omset penjualan, salah satu caranya adalah dengan memperluas area pemasaran, area penjualan dan area distribusi.

Untuk produk keripik tempe, pada umumnya hanya dipasarkan (didistribusikan) secara lokal di area atau daerah setempat, dengan mengisi beberapa toko mamin atau toko oleh-oleh setempat.

Beberapa pengusaha keripik memang sudah ada yang menjual sampai keluar daerah, atau luar kota, dengan memanfaatkan para reseller atau agen mamin yang berada di kota tersebut.

Distribusi dengan menggunakan agen memang bisa kita lakukan, apalagi untuk tahap awal, cara ini relatif lebih mudah dan ramah di biaya.

Para agen grosir tersebut biasanya sudah menguasai area setempat, atau sudah memiliki pelanggan tetap, sehingga begitu produk di tangan mereka, umumnya produk tersebut bisa tersebar dengan cepat.

Tetapi cara ini memiliki kekurangan, yaitu para agen grosir ini umumnya bersifat pasif, jarang sekali menawarkan produk, termasuk produk baru, pelanggan yang datang umumnya sudah tahu apa yang hendak dibeli, jadi jika para pelanggan belum mengenal produk tersebut, bisa jadi produk akan duduk manis diam ditempat.

Cara terbaik adalah dengan mengikutkan produk ke distributor yang aktif, yang memiliki team penjualan, sehingga produk bisa dengan cepat tersebar.

Dengan cara demikian maka akan ada team yang menawarkan produk tersebut ke outlet-outlet yang sesuai dengan produk tersebut, seperti toko makanan & minuman, mini market (lokal), toko oleh-oleh, area wisata, kantin, dan jenis outlet lainnya.

Jika terpaksa harus menggunakan agen atau grosir, sebaiknya kita memiliki tim penjualan dan promosi (sales promotion team), meski mungkin cuma satu orang sales promo.

Team ini akan bertugas melakukan pengecekan produk di grosir-grosir dan menawarkan produk ke para trader, terutama yang menjadi pelanggan grosir tersebut.

Selain itu team juga akan melakukan promosi dan penjualan dengan cara melakukan penjualan langsung ke konsumen pada hari-hari tertentu dan ditempat-tempat tertentu, baik dengan cara berkeliling maupun dengan membuka booth atau tenda promosi.

Selain itu, team akan melakukan analisa area, dengan melakukan investigasi untuk mencari dan membuka outlet baru.

Dengan cara demikian maka proses distribusi akan berdifat aktif selalu berkembang, sehingga produk akan lebih cepat tersebar di area-area yang di targetkan.

Selain menggunakan distributor atau agen grosir, kita juga bisa menggunakan para reseler independen, dimana mereka pada umumnya orang rumahan yang ingin mencari pendapatan tambahan dengan melakukan penjualan menggunakan cara mereka sendiri.

Pada saat ini dimana masyarakat sudah banyak menggunakan internet, maka aktivitas pemasaran dan penjualan bisa dilakukan dengan memanfaatkan internet, cara ini dikenal dengan digital marketing atau internet marketing.

Ada banyak cara yang bisa ditempuh, seperti berjualan di market place, membuka toko online sendiri, menawarkan produk di sosial media atau membuat situs (blog) yang juga bisa digunakan untuk berjualan.

Bauran Pemasaran – Promosi (Promotion)

Promosi adalah aktivitas komunikasi pemasaran dengan tujuan agar target konsumen bisa mengenal, mengerti dan memahami serta membujuk (persuasi) konsumen untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan promosi dalam bidang penjualan, tentu tujuannya adalah agar konsumen melakukan pembelian produk yang dipromosikan tersebut.

Ada banyak sekali jenis promosi dalam dunia pemasaran, tentu tidak semua harus kita gunakan, akan lebih bijak jika kita sesuaikan dengan produk yang akan dipromosikan, target konsumen yang disasar, sistem distribusi yang digunakan.

Untuk produk keripik tempe, kita bisa membagi promosi ini dalam beberapa kelompok, misal berdasarkan tujuan promosi, seperti :

  • Promosi untuk mengenalkan produk (produk baru atau produk lama untuk konsumen baru).
  • Promosi untuk meningkatkan volume penjualan.
  • Promosi untuk mencairkan stok.
  • Promosi untuk membuka area baru atau outlet baru.
  • Dan lain-lain tujuan promosi.

Secara sederhana saat kita hendak melakukan promosi, kita harus memperhatikan komponen dari promosi tersebut, yaitu :

  • Type dari promosi, merupakan bentuk atau jenis aktivitas dari promotion program, seperti advertising atau iklan, public relation, direct marketing, sales promotion, trade promotion, consumer promotion, event marketing, market blitz, display, dan lain-lain.
  • Media promo yang digunakan, akan berhubungan dengan bagaimana cara kita menjangkau konsumen sasaran, media apa yang bisa digunakan.
  • Messages, adalah apa atau pesa apa yang hendak kita sampaikan ke audiens atau ke konsumen, pesan ini sebaiknya tunggal atau ada pesan intinya.

Jadi untuk produk keripik tempe, pertama kita tentukan dulu, apa tujuan dari promosi tersebut, apakah untuk mengenalkan produk baru, meningkatkan omset, membuka area baru atau tujuan lainnya.

Misalkan untuk mengenalkan produk baru atau mengenalkan ke konsumen baru (jika dijual di toko oleh-oleh atau di kawasan wisata, maka bisa diasumsikan konsumennya baru atau produknya baru).

Maka kita bisa membuat aktivitas promosi seperti mengenalkan jenis dari keripik tersebut, apa saja manfaat dari keripik tersebut, bagaimana cara mengolahnya sehingga termasuk dalam camilan yang menyehatkan.

Bentuknya bisa menggunakan banner (x-banner) dan selebaran, dan promosi langsung, dengan menekankan sebagai produk olahan khas kota tersebut yang wajib untuk dicicipi (atau dibawa pulang).

Tentu produk yang dijual di kawasan wisata atau toko oleh-oleh akan lebih baik jika ada label sebagai makanan khas daerah tersebut.

Sedangkan yang dijual di toko mamin umum atau di MM lokal cukup menekankan pada jenis produk dan taste-nya saja.

Selain dengan menunjukkan apa itu keripik tempe dengan menggunakan x-banner dan promosi langsung, kita juga bisa memberikan cicip rasa, dengan membuka atau membawa produk curah untuk dicicipkan ke target konsumen (pelajari lebih jauh metode promosi cicip rasa ini).

Sedangkan untuk meningkatkan volume penjualan, kita tembak trader atau penjual dan konsumennya dengan program promosi.

Program promo yang menyasar trader biasanya berhubungan dengan benefit yang bisa didapat outlet jika bisa mencapai target yang diberikan, seperti  berbagai bonus atau hadiah menarik jika bisa mencapai target penjualan sekian kilogram atau sekian rupiah dalam periode program.

Bentuk hadiah atau bonus disesuaikan misalkan hadiah elektronik, hadiah wisata, hadiah emas, cashback, dan lain sebagainnnya.

Sedangkan yang menyasar konsumen, bisa dibuatkan program yang memberikan benefit langsung ke konsumen, seperti pembelian tiga pack bonus satu pack, pembelian satu pack besar bonus satu pack kecil rasa apa saja, dan lainnya.

Bisa juga dengan melakukan cross selling dengan produk lain atau dengan jenis keripik yang lain, misal pembelian sekian keripik tempe akan mendapatkan bonus satu pack keripik buah.

Atau membuat bentuk paket, dimana dalam satu paket terdapat beberapa jenis keripik tempe, misal paket berisi tiga pack besar keripik tempe ori plus lima pack sedang keripik rasa-rasa, dimana harga dari satu paket akan lebih murah dibandingkan jika konsumen harus beli per pack.

Dan buatkan beberapa jenis paket yang menarik.

Dan masih ada banyak sekali jenis atau cara-cara berpromosi yang disesuaikan dengan tujuan, waktu dan tempat atau lokasi promosi.

Inti dari promosi adalah ada sesuatu yang menarik atau membuat konsumen tertarik dengan materi promosi tersebut.

Konsep dasar dari promosi adalah :

  • Mengenalkan produk dan fungsinya (biasanya untuk konsumen baru atau produk baru).
  • Menarik perhatian konsumen dengan sesuatu dalam materi promo tersebut.
  • Memberikan penawaran atau memberikan sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen.
  • Mengajak konsumen untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut dengan melakukan pembelian produk.

KESIMPULAN

Itulah sebagian kecil dari aktivitas bauran pemasaran 4P dalam kaitannya dengan stratetegi pemasaran keripik tempe atau produk lain yang sejenis.

Tentu ruang ini tidak cukup untuk membahas bagaimana kita bisa berkreasi dengan berbagai aktivitas pemasaran dengan menggunakan elemen-elemen bauran pemasaran.

Yang perlu diingat adalah bahwa elemen-elemen tersebut saling tergantung satu sama lainnya, bukan berdiri sendiri-sendiri.

Jadi saat menyusun strategi bauran pemasaran, maka sebaiknya mengunakan semua elemen untuk mendukung dan menguatkan elemen yang lainnya.

Terima kasih Anda sudah berkunjung ke blog Distribusi Pemasaran dotcom ini, semoga Anda mendapatkan manfaat, dan jangan lupa untuk memberikan pendapat Anda di kolom komentar dibawah ini.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

Picture : Octapix