Faktor Pribadi Konsumen
Apakah Anda menyadari bahwa kebanyakan keputusan yang Anda ambil sangatlah dipengaruhi oleh faktor pribadi Anda?
Tidak hanya keyakinan, sikap, nilai, dan preferensi konsumen saja yang berperan dalam perilaku pembelian.
Namun, ternyata faktor pribadi, seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup yang dijalani, pekerjaan, pendapatan, dan sebagainya, juga memberikan dampak yang signifikan.
Nah, hal inilah yang perlu disadari para pemasar ketika merencanakan strategi pemasaran yang hendak diterapkan.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pengaruh faktor pribadi konsumen terhadap perilaku pembelian konsumen, mari kita simak artikel berikut ini.
Faktor Pribadi Konsumen, Apa Maksutnya?
Faktor pribadi konsumen cukup beraneka ragam, seperti usia, gaya hidup, pekerjaan, dan sebagainya.
Menurut Anda, apakah faktor pribadi tersebut dapat membentuk pola perilaku pembelian konsumen?
Mari kita temukan jawabannya dengan menyimak contoh dibawah ini.
Generasi muda lebih menyukai tren terkini dan teknologi mutakhir, dibandingkan para orang tua yang lebih menyukai produk-produk klasik.
Konsumen dengan gaya hidup aktif akan lebih berinvestasi pada produk olahraga luar ruangan, dibandingkan konsumen dengan kesibukan kerja yang lebih menyukai produk penunjang kenyamanan.
Selain itu, konsumen dengan profesi berpendapatan tinggi akan lebih tertarik pada high-end brand, dibandingkan konsumen dengan profesi berpendapatan rendah yang cenderung mencari alternatif ekonomi.
Sebab itulah, faktor usia, gaya hidup, dan pekerjaan, tentu saja akan mempengaruhi keputusan berbelanja konsumen secara signifikan.
Bagaimana Faktor Pribadi Konsumen dapat Mempengaruhi Perilaku Pembelian?
Pekerjaan Konsumen
Pekerjaan menjadi salah satu faktor ekonomi yang terpenting, dimana tingkat pendapatan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Ketika kita memiliki jabatan dan profesi yang lebih tinggi, kita akan cenderung memilih gaya hidup dalam hal pakaian, makanan, dan hiburan yang sesuai.
Kita juga akan cenderung memilih produk dengan brand yang memberikan kesan ‘tinggi’ ataupun ‘mewah’.
Mari kita ambil contoh, perbedaan perilaku pembelian pada para eksekutif dan pekerja kerah biru.
Para eksekutif akan cenderung membeli pakaian bisnis dengan brand kelas atas yang mewah, sedangkan pekerja kerah biru akan cenderung membeli pakaian kerja biasa yang nyaman.
Usia dan Tahap Kehidupan Konsumen
Preferensi konsumen terhadap makanan, fashion, dan produk lainnya akan menyesuaikan dengan usia dan tahap kehidupan konsumen.
Sederhananya, minat konsumen terhadap suatu produk ketika masih anak-anak dan telah menginjak usia dewasa akan sangatlah berbeda.
Ketika masih anak-anak, mungkin kita akan lebih tertarik dengan produk berwarna cerah, namun ketika beranjak dewasa, kita akan lebih tertarik dengan produk berwarna monokrom.
Agar lebih jelas, mari kita ambil contoh mengenai perbedaan perilaku pembelian pada konsumen dewasa awal dan konsumen dewasa madya.
Umumnya, tahap dewasa awal (25 hingga 30-an tahun) masih diwarnai dengan sibuknya bekerja, sehingga mereka cenderung tertarik pada furnitur minimalis dan fungsional.
Sedangkan, tahap dewasa madya (30-an hingga 40-an tahun) yang sudah memasuki dunia pernikahan dan memiliki anak, tentu saja akan lebih menyukai furnitur edukatif yang sesuai dengan tumbuh-kembang anaknya.
Kondisi Perekonomian Konsumen
Kondisi perekonomian akan sangatlah menentukan daya beli konsumen dalam berbelanja suatu produk.
Tentu saja, situasi ekonomi konsumen yang lebih tinggi akan memiliki kemampuan lebih dalam berbelanja, dibandingkan konsumen dengan situasi ekonomi lebih rendah.
Selain itu, pendapatan konsumen setiap bulannya juga akan menentukan jenis produk apa yang akan dibeli konsumen.
Contohnya, konsumen dengan latar belakang pendapatan rendah cenderung menginvestasikan uangnya untuk membeli produk berdasarkan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Sedangkan, konsumen dengan latar belakang pendapatan tinggi akan lebih berinvestasi pada produk mewah yang jarang didasari oleh kebutuhan.
Gaya Hidup Konsumen
Perilaku pembelian konsumen juga dapat dipengaruhi oleh pilihan hidup, etika, warisan, dan latar belakang konsumen.
Umumnya, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor budaya dan kelompok sosial, seperti referenced group.
Namun, terdapat pula konsumen dengan subkultur, kelas sosial, ataupun pekerjaan yang sama, yang dapat menjalani gaya hidup yang berbeda, dan tentu saja memiliki perilaku pembelian yang juga berbeda.
Mari kita ambil contoh mengenai perbedaan gaya hidup dari konsumen yang berprofesi sebagai dokter umum.
Dokter A dan B memiliki profesi yang sama, kelas sosial yang sama, dan juga pendapatan yang kurang lebih sama, namun memiliki prioritas pengeluaran yang berbeda.
Dokter A lebih berinvestasi pada liburan rutin bersama keluarganya, sedangkan dokter B lebih menginvestasikan uangnya pada mobil Mercedes-Benz dan jam tangan Rolex.
Kepribadian dan Konsep Diri Konsumen
Kepribadian dapat diartikan sebagai kualitas psikologis seseorang yang dapat membedakan diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan, konsep diri dapat diartikan sebagai cara seseorang memandang dirinya sendiri, dan membentuk pemahaman atau percakapannya dengan orang lain dalam masyarakat.
Kedua hal ini merupakan faktor psikologis utama dalam membentuk perilaku pembelian konsumen.
Mari kita simak salah satu contoh dibawah ini!
Konsumen dengan pribadi yang percaya diri akan lebih tertarik pada produk unik yang berbeda, sehingga cenderung kurang terpengaruh oleh tren atau opini populer.
Sedangkan, konsumen yang lebih menaruh atensi pada dunia luar, akan lebih tertarik dengan produk-produk populer di lingkungannya.
Artikel Terkait:
Konsep Diri Konsumen: Apa Kaitannya dengan Perilaku Konsumen?
Kepribadian Konsumen dan Brand-Personality, Apa Kaitannya?
Analisis Faktor Pribadi Konsumen dalam Perilaku Pembelian, Seberapa Penting?
Untuk mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai alasan dibalik keputusan pembelian konsumen, kita harus meninjau faktor pribadi konsumen secara menyeluruh.
Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk mengenali alasan konsumen memilih produk kita, dibandingkan dengan pesaing.
Selain itu, melakukan analisis bagaimana faktor pribadi konsumen dapat berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, dapat membantu kita dalam membuat kampanye pemasaran yang lebih baik dan sukses.
Sehingga, akan membantu kita dalam menyusun pesan pemasaran yang tepat dan sesuai kepada konsumen yang tepat pula.
Kesimpulan
Terdapat banyak aspek dalam faktor pribadi konsumen yang harus dianalisis dalam perilaku pembelian konsumen.
Hal tersebut tentu saja tidak hanya terbatas pada gaya hidup, pendapatan, usia, dan tahap perkembangan konsumen.
Penting untuk menyadari bahwa berbagai faktor pribadi konsumen memainkan peran utama dalam keputusan pembelian konsumen.
Sehingga, dapat memberikan kita kekuatan lebih dalam menyesuaikan rencana pemasaran dan penawaran produk yang lebih tepat.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai pengaruh faktor pribadi konsumen terhadap perilaku pembelian konsumen.
Terima kasih sudah mampir di blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga artikel singkat ini bermanfaat.
Salam sukses, sehat, dan bahagia.
Picture: Freepik