Gen Alpha: Sekilas Pemasaran untuk Generasi Alfa

Agus Octa

Gen Alpha – Generasi Alfa

Beberapa waktu yang lalu kita disibukan untuk menyusun berbagai aktivitas pemasaran dengan target Gen Z atau generasi Z.

Karena memang Gen Z adalah target audience utama untuk berbagai produk dan merek yang berusaha tetap relevan dan menarik konsumen baru.

Kecintaan Gen Z pada berbagai online platform seperti TikTok dan Instagram menyebabkan banyak perusahaan mengubah taktik pemasaran mereka dengan beralih ke strategi pemasaran dengan menggunakan influencer, endorser dan pemasaran media sosial.

Instagram, menduduki peringkat pertama sosmed yang paling banyak digunakan oleh Gen Z, dengan jumlah pemakai sebesar 32.9% (perempuan 19-24 tahun) dan 28.3% (laki-laki 19-24 tahun).

Urutan kedua ada di Whatsapp dengan jumlah pemakaian 18.4% perempuan pada rentang usia yang sama, dan 21.6% laki-laki, juga pada rentang usia yang sama.*)

Jika saat ini perhatian kita banyak tercurah ke Gen Z, beberapa waktu kedepan kita harus sudah siap dengan strategi pemasaran yang sama sekali baru, karena ada generasi baru yang bisa mengubah lanskap pemasaran dunia, yaitu Gen Alpha.

Gen Alpha atau generasi alfa adalah mereka yang pertama kali lahir sepenuhnya di abad ke-21, abat yang yang sepenuhnya digital atau dunia digital.

Gen alpha bisa menjadi generasi terbesar berikutnya dalam sejarah dengan lebih dari 2 miliar orang pada tahun 2025 nanti.

Dengan angka lebih dari 2 miliar tersebut, generasi ini akan memiliki daya beli yang sangat besar, sehingga semua perusahaan perlu mempersiapkan strategi pemasarannya.

Saat ini generasi alfa yang paling besar ini berusia sekitar 12 tahun (artikel ini ditulis September 2022).

Beberapa perusahaan yang memiliki produk dengan influencer anak-anak 12 tahun kebawah, sudah berhadapan dengan generasi Alfa (Gen Alpha) ini.

Dan saat ini mereka sudah memiliki kemampuan untuk memutuskan beberapa jenis barang, terutama yang mereka gunakan sendiri.

Bagaimana pola belanja mereka?, dan bagaimana perusahaan atau tenaga pemasaran menyikapinya?.

Gen Alpha (Generasi Alfa) Adalah :

Generasi Alfa atau Gen Alpha adalah mereka yang secara demografi hadir setelah Gen Z, yaitu mereka yang lahir ditahun 2010 dan setelahnya, sampai dengan tahun 2025 (setidaknya saat ini dinggap demikian).

Pada saat ini Gen Alpha adalah anak-anak di bawah usia 12 tahun (2022), jadi yang generai tertua dalam demografi ini akan menjadi remaja pada tahun 2025 nanti.

Ada sebutan lain untuk anak-anak Gen Alpha ini, yaitu “milenium mini” atau “mini millennials”.

Hal ini disebabkan, karena mereka adalah anak-anak dari generasi Milenial, dan diyakini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan orang tua mereka, yang umumnya adalah generasi millennials atau Gen Y.

Gen Alpha ini Seperti Apa?

Generasi Alfa
Gen Alpha
Gen Alpha – Generasi Alfa

Generasi Alfa adalah generasi digital yang sesungguhnya (digital native), yang kemungkinan akan sangat meniru orang tua mereka (Generai Y) dan kakak mereka (Generasi Z) dalam hal jenis produk yang dikonsumsi seiring bertambahnya usia mereka.

Hal ini karena orang tua milenial (dan juga kakak mereka, yaitu Gen Z) sangat sadar akan produk yang mereka gunakan.

Penamaan “Alfa” atau “Alpha” tersebut diberikan oleh Mark Mc-Crindl, yang merupakan abjad pertama dalam abjad Yunani.

Penamaan “Gen Alpha” ini untuk menandakan sebuah generasi yang sama sekali baru, yang dibentuk oleh konvergensi teknologi, yaitu digital.

Orang tua milenial mencari banyak informasi tentang produk yang mereka beli dan melibatkan anak-anak mereka untuk beberapa jenis barang.

Mulai dari mainan, peralatan sekolah, makanan dan minuman, hingga pakaian dan produk perawatan pribadi, melibatkan anak-anak Generasi Alfa ini.

Orang tua Generasi Alfa ini sangat senang mengetahui tentang merek terbaik untuk anak-anak mereka, dan mereka hanya memilih yang teraman, terbersih, dan berkualitas tinggi.

Karena orang tua Milenial memutuskan merek apa yang dapat dipercaya di rumah mereka, maka Gen Alpha kemungkinan akan memilih merek dan produk yang sama untuk diri mereka sendiri di kelak kemudian hari, karena hanya itu yang mereka ketahui.

Dengan begitu, anak-anak Gen Alpha sudah mengetahui berbagai jenis barang, yang baik dan yang tiruan.

Dan mereka sudah memiliki preferensi yang kuat untuk produk-produk berkualitas lebih tinggi dan merek-merek terkemuka di industri, karena itu yang dikenalkan oleh orang tua Millennieals.

Gen Alpha juga lebih terhubung dengan sangat kuat dengan generasi sebelumnya karena tumbuh di era media sosial.

Dalam survei oleh GWI, sebuah market research company, pada tahun 2022, ditemukan bahwa 38% anak-anak mengatakan mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di media sosial setelah sekolah.

Survei yang sama menunjukkan bahwa 43% anak-anak lebih suka berbicara dengan teman mereka secara online selama akhir pekan daripada bertemu teman mereka secara langsung (face to face).

Ketertarikan Gen Alpha pada isu-isu dunia banyak berkaitan dengan terus-menerus berada di depan layar dan memiliki banyak akses ke internet melalui tablet dan smartphone.

Generasi Alfa lebih terbuka pada konten-konten bermerek, seperti saluran-saluran yang mengulas berbagai hal seputar mereka, seperti You Tube.

Gaya belajar mereka lebih praktis, lebih luas dan lebih esperimental.

Mereka sangat nyaman dengan teknologi, perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, computer / laptop, dan berbagai perangakat yang mengusung teknologi lainnya.

Keadaan pandemi, ikut berkontribusi meningkatkan waktu yang dihabiskan anak-anak di rumah dengan perangkat mereka yang sarat dengan teknologi.

Cara Gen Alpha berinteraksi dengan dunia digital juga berbeda dengan generasi sebelumnya, karena Gen Alpha tidak memandang dunia digital sebagai bagian integral hidup mereka, tetapi sebagai perpanjangan diri mereka sendiri.

Berkat platform seperti TikTok, YouTube, Instagram, Minecraft, dan Roblox, anak-anak Gen Alpha terbiasa dengan konten yang memberi peluang mereka untuk berkontribusi dan bukan sekadar konsumsi.

Kita bisa lihat, mereka sudah banyak terlibat dengan berbagai permainan, konten dan berbagai hal interkatif dengan berbagai platform tersebut.

Bagaimana Pemasaran untuk Gen Alpha

Jadi apa hubungan semua informasi di atas dengan pemasaran ke Gen Alpha?

Saat ini Gen Alfa belum memiliki daya beli yang tinggi, tetapi mereka sudah memiliki pengaruh yang kuat terhadap belanja orang tua mereka.

Selain itu, beberapa anak-anak Gen Alpha telah menjadi influencer di social media dan menjadi panutan anak-anak yang lain untuk berbagai aktivitasnya, termasuk barang-barang yang mereka konsumsi.

Anak-anak Gen Alpha memiliki rasa yang halus dalam hal produk yang mereka konsumsi, dan sangat prihatin dengan isu-isu seperti keadilan sosial dan perubahan iklim.

Mereka menikmati teknologi dan konten yang membuat mereka tetap terinformasi, terhubung, dan menciptakan peluang untuk berkontribusi, bukan hanya mengonsumsi.

Dengan melihat hal yang demikian, hanya soal waktu sebelum mereka menjadi fokus pemasaran secara global.

Berikut adalah beberapa hal yang harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan perhatian dari Generai Alfa ini.

Jadilah Otentik dan Transparan.

Sekali lagi, Gen Alpha sangat sadar sosial, yang berarti mereka juga menyadari bagaimana produk, layanan, dan industri tertentu memiliki dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.

Dengan mengingat hal itu, sebuah produk dan merek harus transparan tentang misi, dampak, dan apa yang mereka lakukan untuk memberikan solusi.

Misalnya, jika ada merek produk yang bersentuhan dengan mereka, merek produk tersebut tidak boleh menghindar untuk membahas dampak negatif dari merek produk mereka.

Sebaliknya, merek-merek tersebut harus berinvestasi dalam menciptakan produk yang ramah lingkungan dan berkualitas tahan lama.

Merek harus menjelaskan kepada konsumen Gen Alpha bahwa perusahaan sedang melakukan pekerjaan untuk mengurangi dampaknya (negatif) terhadap lingkungan.

Menjadi transparan juga berarti mengakui peran yang mungkin dimainkan perusahaan Anda dalam masalah isu lingkungan yang baik atau buruk.

Anggap merek produk Anda memiliki sejarah menghasilkan buangan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan saat proses pembuatannya.

Cara terbaik untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari Gen Alpha adalah melalui materi pemasaran yang membuktikan bahwa perusahaan secara aktif memerangi masalah tersebut dengan mengubah praktik manufaktur dan bermitra dengan organisasi yang memerangi perubahan iklim.

Menciptakan Pengalaman Lebih Penting dari Produk itu Sendiri

Anak-anak Gen Alpha tumbuh selama ledakan besar pembuat konten di mana setiap orang diberi kesempatan untuk meminjamkan kreativitas mereka ke berbagai platform seperti Instagram, TikTok, Canva dan lain-lain.

Dengan begitu, penting bagi perusahaan dan merek produk untuk mencari cara agar mereka di generasi ini memiliki peluang untuk berkontribusi dan tidak hanya membeli.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memanfaatkan taktik pemasaran interaktif (interactive marketing), seperti konten buatan pengguna yang memungkinkan audiens untuk menjadi bagian dari pengalaman.

Gen Alpha juga suka belajar, terutama mengenai teknologi terkini. Jadi, jika Anda adalah perusahaan atau merek berbasis teknologi, mengadakan lokakarya interaktif yang menampilkan berbagai fitur produk Anda juga dapat menarik minat mereka.

Membuat berbagai lomba, yang memberi kesempatan Gen Alfa untuk berkontribusi dalam pengembangan sebuah produk juga sangat perlu dipertimbangkan.

Buat Konten yang Terhubung dengan Gen Alpha

Media sosial dan keberadaan komunitas virtual memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan Gen Alpha dimasa depan.

Jadi merek produk sanat perlu memanfaatkan kampanye media sosial interaktif yang bisa memenuhi Gen Alpha di mana pun mereka berada.

Seperti kampanye merek produk yang memiliki kesamaan dengan aktivitas konten yang dibuat konsumen menggunakan TikTok.

Perusahaan bisa bermitra dengan pembuat dan influencer TikTok untuk menantang konsumen (Gen Alpha) membuat video kreatif.

Sejauh ini Gen Alpha diharapkan menjadi generasi yang paling sadar sosial dan cerdas secara digital, sehingga perusahaan dan merek produk harus cerdas tentang bagaimana mereka terhubung dengan Gen Alpha ini.

Demikian sedikit pembahasan kita mengenai Gen Alpha atau Generasi Alfa, demographic yang lahir setelah Gen Z, yang umumnya adalah anak-anak dari Generasi Millenneals.

Gen Alpha, memiliki sifat konsumsi merek produk yang sangat dipengaruhi oleh orang tua mereka, Gen Y dan kakak mereka Gen Z.

Mereka adalah generasi digital murni, yang sangat dekat dengan teknologi digital, bahkan menjadikan teknologi digital sebagai kepanjangan dirinya.

Jadi sebuah merek produk atau perusahaan, harus transparan dan otentik mengenai dirinya, kemudian sebuah merek produk harus mampu menciptakan pengalaman untuk Gen Alfa ini, serta buatlah konten yang bisa terhubung dengan Gen Alfa ini dimanapun mereka berada.

Bagaimana Anda menyiapkan strategi untuk merek produk Anda?

Salam sukses sehat dan bahagia

Picture : Freepik

*) Data dari hasil survey We Are Social, pada April 2021, dilansir dari Katadata Media Network