Mengenal Jenis-Jenis Pelanggan Berdasarkan Perilaku Konsumen

Vionisya

Jenis Pelanggan

Pelanggan atau customer merupakan aset terpenting dalam bisnis, dan mengendalikan keberhasilan bisnis kita.

Tidak ada bisnis yang mampu bertahan seorang diri tanpa adanya pelanggan.

Sebab itulah, kita sebagai pebisnis haruslah mampu untuk memahami kebutuhan pelanggan, memuaskan kebutuhannya, dan mempertahankannya.

Nah, bagaimana caranya?

Langkah awal yang harus kita tempuh adalah dengan mengenali beragam perbedaan karakteristik dan jenis pelanggan untuk meningkatkan layanan.

Dengan memahami berbagai jenis pelanggan, bisnis dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul diakibatkan interaksi pelanggan.

Serta, membantu bisnis untuk tetap siap dan memaksimalkan peluang keberhasilan yang ada.

Yuk, bersama kita simak penjelasan singkat mengenai jenis-jenis pelanggan berdasarkan perilaku konsumsi mereka.

Pelanggan atau Customer, Apakah Itu?

Pelanggan atau customer dapat diartikan sebagai individu, bisnis, ataupun organisasi yang membeli produk atau layanan dari penjual.

Produk dan layanan kita akan digunakan oleh para pelanggan, sehingga opini mereka harus dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas dan perbaikan lebih lanjut.

Sebab itulah, pelanggan merupakan aspek paling penting dalam proses pengembangan suatu produk ataupun layanan.

Penting untuk memahami bagaimana kebutuhan, sikap, anggaran, persepsi, bahkan kepribadian dari pelanggan kita.

Hal ini dapat membantu kita menentukan stategi yang tepat untuk mengelola dan memastikan kepuasan pelanggan, meningkatkan customer experience, dan mengoptimalkan customer loyalty.

Nah, mengidentifikasi berbagai jenis pelanggan dan mengelompokkannya kedalam beberapa kategori merupakan salah satu langkah awal yang tepat.

Mari kita pahami beberapa kategori dari jenis pelanggan berikut ini.

Jenis-Jenis Pelanggan, Apa Saja?

Jenis Pelanggan

Need-Based Customer

Need-based customer seringkali berbelanja atau membeli suatu produk dan layanan hanya berdasarkan kebutuhannya saja.

Misalkan, ketika seorang ibu rumah tangga pergi ke supermarket hendak berbelanja kebutuhan dapur, tentu saja hanya akan membeli produk bahan masakan, dan tidak akan membeli produk fashion.

Kemungkinan, jenis pelanggan ini sudah mengetahui akan membeli produk atau layanan apa, dan sudah memiliki tujuan akan memasuki bagian toko sebelah mana.

Jenis pelanggan ini juga tidak memerlukan bantuan orang lain untuk memilih produk atau layanan, karena umumnya mereka telah mengetahui produk atau layanan apa yang hendak dibeli.

Nah, tentu saja need-based customer ini memerlukan strategi khusus untuk mendekati mereka.

Strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah memulai interaksi pribadi dengan mereka, dilanjutkan dengan pemberian pelayanan yang memuaskan.

Hal ini dapat mengubah need-based customer menjadi loyal customer.

Loyal Customer

Loyal costumer atau pelanggan setia dapat diartikan sebagai jenis pelanggan yang setia kepada salah satu produk saja.

Misalkan, konsumen yang telah setia dengan brand susu Cimory, akan selalu membeli produk susu dari brand tersebut, dan cenderung tidak membeli produk susu dari brand selain Cimory.

Umumnya, hanya terdapat sekitar 20% jenis loyal customer dari total pelanggan yang dimiliki, namun persentase ini mampu menghasilkan bagian terbesar dari total pendapatan perusahaan.

Menurut Anda, mengapa hal ini dapat terjadi?

Jenis pelanggan ini tidak hanya loyal terhadap suatu produk, namun juga merekomendasikannya kepada orang terdekatnya, seperti teman dan keluarga.

Tanpa disadari, hal ini membantu perusahaan dengan memasarkan produknya secara word-to-mouth.

Lalu, strategi atau langkah apa yang tepat diambil untuk mempertahankan loyal customer?

Menghargai hubungan yang dibangun antara perusahaan dengan loyal customer, menyediakan platform, dan mengenali mereka, merupakan salah satu strategi yang dapat diilakukan.

Kita dapat memposting mengenai loyal customer di media sosial, berusaha mempertahankan mereka, namun tidak secara berlebihan.

Discount Customer

Discount customer akan selalu menjadi jenis pelanggan yang mencari produk dengan potongan harga, dan tidak pernah membelinya dalam harga penuh.

Misalkan, seorang remaja yang mencari produk micellar water dengan potongan harga di Guardian, tentu saja akan membeli produk micellar water dengan brand apapun yang memiliki harga diskon.

Jenis pelanggan ini memiliki persentase terbesar dalam total seluruh pelanggan yang dimiliki, namun hanya menyumbang sekian persen dari total pendapatan perusahaan.

Kebalikan dari loyal customer, discount customer merupakan jenis pelanggan yang paling tidak setia, karena akan terus berpindah-pindah merek dimana potongan harga diberikan.

Nah, cara atau strategi yang paling tepat untuk dilakukan adalah memberikan informasi tambahan mengenai kapan penjualan terjadi dan ketentuan dari diskon atau penawaran produk.

Ketika diskon atau penawaran berhenti berlaku, kita dapat memberikan layanan khusus bernilai tambah untuk menarik discount customer.

Umumnya, discount customer akan tertarik dengan hal-hal semacam ini, sehingga eksistensinya dapat lebih dipertahankan oleh perusahaan.

Impulse Customer

Impulse customer dapat diartikan sebagai jenis pelanggan impulsif yang berbelanja tidak sesuai dengan kebutuhannya, dan cenderung mengandalkan suasana hati dalam berbelanja.

Misalkan, ketika suasana hati kita sedang sedih, tiba-tiba kita akan menginginkan makanan manis, padahal perut kita tidak membutuhkannya (sudah kenyang).

Nah, bagimana strategi yang tepat untuk menangani jenis pelanggan ini?

Umumnya, impulse customer akan mendengarkan rekomendasi produk atau layanan yang diberikan.

Cara sukses yang dapat kita terapkan untuk mempertahankan impulse customer adalah dengan memberikan mereka berbagai penawaran mengenai produk dan layanan yang kita miliki.

Hal ini juga akan mengarah pada peningkatan keuntungan jangka panjang dari perusahaan.

Potential Customer

Potential customer dapat diartikan sebagai calon pelanggan yang belum menjadi pelanggan Anda, sehingga mereka membutuhkan sedikit persuasi dan bantuan untuk melakukan suatu pembelian.

Jenis pelanggan ini memerlukan sedikit dorongan dan perhatian dari kita sebelum membeli suatu produk atau layanan.

Menurut Anda, bagaimana strategi yang harus digunakan untuk merekrut potential customer menjadi loyal customer?

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menunjukkan value kita kepada mereka, dan membantu mereka dengan memberikan informasi mengenai produk yang diminati.

Hal ini memungkinkan potential customer akan berubah menjadi pelanggan tetap atau bahkan menjadi loyal customer.

New Customer

New customer dapat diartikan sebagai jenis pelanggan yang baru pertama kalinya membeli suatu produk atau layanan dari brand Anda.

Jenis pelanggan ini cenderung masih pemula dalam kategori produk atau layanan yang mereka beli.

Misalkan, ketika kita membeli ponsel lipat untuk pertama kalinya, kita pasti sedikit bingung dan kurang nyaman ketika menggunakannya.

Nah, strategi yang tepat dilakukan adalah dengan memberikan pendampingan dan pengetahuan mengenai cara menggunakan produk atau layanan tersebut.

Strategi ini sangatlah penting, karena sama halnya dengan kita memberikan kesan pertama kepada new customer, sehingga kesan yang dibangun haruslah positif.

Ketika strategi berjalan dengan baik, hal ini dapat membantu menjalin hubungan baik dengan new customer, dan mengubahnya menjadi loyal customer.

Wandering Customer

Wandering customer dapat diartikan sebagai pelanggan yang tidak memiliki kebutuhan secara khusus, dan hanya terpikat oleh suasana yang dibangun oleh toko.

Contoh sederhana dalam wandering customer adalah ketika sekelompok mahasiswa datang untuk menghabiskan waktu di mall.

Umumnya, jenis pelanggan ini lebih menyukai interaksi sosial dan sering mengajukan pertanyaan random mengenai suatu produk atau layanan.

Strategi yang dapat diaplikasikan adalah dengan memberikan mereka informasi mendalam mengenai produk atau layanan yang diminati.

Hal ini dapat mengubah wandering customer menjadi potential customer di masa mendatang.

Baca Juga: Customer VS Consumer, Apa Perbedaan Pelanggan dan Konsumen?

Kesimpulan

Nah, kita telah memahami apa itu pelanggan, apa saja jenisnya, dan bagaimana strategi yang tepat untuk diaplikasikan pada setiap jenis pelanggan.

Dengan memahami setiap jenis dan karakteristik pelanggan, kita dapat dengan mudah menyediakan produk dan layanan efektif untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Mengidentifikasi jenis pelanggan juga merupakan kunci dari keberhasilan setiap kampanye pemasaran yang kita lakukan.

Setiap strategi pemasaran yang kita lakukan akan menghasilkan kepuasan dan loyalitas yang lebih besar, ketika kita lebih mengenali setiap jenis pelanggan kita.

Sekian penjelasan mengenai definisi pelanggan, jenis, serta strategi yang dapat dilakukan pada setiap kategori pelanggan.

Terima kasih sudah mampir di blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga artikel singkat ini bermanfaat.

Salam sukses, sehat, dan bahagia.

Picture: Freepik