Satu Peristiwa, Dua Perspektif

Agus Octa

MOTIVASI – PERSPEKTIF

Mungkin kita sudah sering mendengar dan membaca cerita ini, tapi karena sarat akan makna hidup, maka tak ada salahnya kita baca sekali lagi.

Seorang penulis yang cukup terkenal sedang duduk di ruang kerjanya yang sederhana…, penulis itu mengambil pena dan kertas, kemudian mulailah dia menulis.

Perspekstif Pertama

“Tahun kemaren… saya harus menjalani operasi untuk mengeluarkan batu empedu dari tubuh saya.

Saya harus terbaring cukup lama di ranjang, untuk memulihkan kesehatan saya yang memburuk.

Pada tahun yang sama juga…. saya memasuki usia pensiun, yang artinya saya sudah tua dan tidak produktif lagi.

Dan saya juga harus meninggalkan perusahaan dan pekerjaan yang begitu saya sukai.…

Harus saya tinggalkan semua pekerjaan yang sudah saya tekuni selama 35 tahun ini.

Pada tahun yang sama juga…

Ayah yang tercinta saya harus pergi untuk selamanya.

Setelah itu masih di tahun yang sama …

Anak saya harus gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil.

Biaya perbaikan akibat kerusakan mobil sangat besar…

Dan rasanya itu adalah puncak kesialan saya di tahun kemaren ini…

Entah bentuk kesialan apalagi yang akan datang di tahun ini …”

Dan di bagian akhir sang penulis menutupnya dengan kalimat berikut :

“Sungguh…itu adalah tahun yang sangat buruk, yang penuh dengan kesialan, apa lagi yang akan terjadi ditahun ini ???!”

Perspektif yg berbeda

Perspektif Kedua

Istri sang penulis tersebut masuk ke dalam kamar dan mendapati suaminya yang sedang sedih dan termenung di belakang meja kerjanya.

Sang istri maju perlahan, dan berhenti tepat di belakang punggung suaminya…

Tanpa menegur suaminya, sang istri melihat dan membaca dengan detail tulisan sang suami…

Dan perlahan-lahan sang istri penulis itu mundur dan keluar dari ruangan tersebut.

Beberapa menit kemudian sang istri penulis tersebut masuk lagi dengan membawa secarik kertas, mengambil kertas yang ada tulisan suaminya, dan meletakkan kertas yang baru dibawanya tersebut.

Penulis tersebut memperhatikan kertas tersebut, dan membacanya dengan hati-hati.

Tulisan tersebut berbunyi :

“Pada tahun kemaren…

Akhirnya saya berhasil menyingkirkan rasa sakit di perut saya yang diakibatkan batu empedu yang sudah bertahun-tahun ini bersarang di perut saya.

Pada tahun itu juga…saya sangat bersyukur karena bisa pensiun dengan kondisi yang sehat dan bahagia.

Saya juga bersyukur kepada Tuhan, karena sudah diberikan kesempatan untuk berkarya dan berpenghasilan cukup selama 35 tahun untuk menghidupi keluarga saya dengan baik.

Saat ini… saya punya banyak waktu luang, yang bisa saya gunakan untuk menyalurkan hobi saya yang sempat tertunda, yaitu menulis…

Dan akan saya gunakan waktu tersebut untuk berkarya dengan berbagi pengalaman dengan orang lain, terutama anak-anak muda.

Pada tahun yang sama juga … ayahanda saya yang telah berusia 95 tahun … tanpa sakit apa-apa telah berpulang ke Sang Pencipta dengan damai dan bahagia.

Dan masih dalam tahun yang sama juga … Tuhan dengan kuasa-Nya telah melindungi anak saya dari kecelakaan maut …..

Mobil yang dinaiki anak saya memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut… tapi saya bersyukur karena anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun…

Biaya untuk perbaikan mobil tersebut memang besar, itu adalah tanda bahwa saya harus lebih rajin dan lebih giat dalam menulis, agar saya bisa menutup pengeluran tersebut…”

Pada kalimat terakhir istrinya menulis :

“Tahun kemaren …. adalah tahun yang luar biasa, penuh berkat dari Tuhan…. dan kami bisa melaluinya dengan baik, penuh rasa takjub dan syukur…”

Perspektif Positif

Sang penulis tersebut tersenyum penuh haru… dan tanpa terasa mengalir rasa hangat di pipinya… penulis tersebut berterima kasih pada istrinya, atas sudut pandang yang berbeda berbeda untuk setiap peristiwa yang dilaluinya tahun kemaren …

Perspektif yang berbeda bisa membuat perbedaan yang nyata.

Dengan sudut pandang yang berbeda bisa membuatnya bahagia.

Ada banyak hikmah dalam cerita diatas.  

Di dalam hidup ini, kita haruslah mengerti bahwa bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, namun bersyukurlah yang akan membuat kita bahagia.

Sekarang, marilah kita mencoba melihat setiap peristiwa dari sudut pandang yang positif, dan mencari hikmah dibalik peristiwa tersebut.

“We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses” – Abraham Lincolin

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga cerita di atas bisa memberi motivasi dan inspirasi tersendiri buat kita.

Salam sukses sehat dan bahagia

Picture : Freepik

[Diterbitkan pertama kali, tgl. 09 Feb 2019 (11:29 AM), Updated terakhir 07 July 2021 – Perspektif positif]