Retailing, Definisi, Jenis dan Bentuk Outlet Ritel atau Pengecer

Agus Octa

RETAILING – RITEL

Dalam proses pemasaran, perusahaan akan berhubungan dengan beberapa jenis  saluran distribusi untuk memastikan produk mereka sampai ke end user.

Salah satu jenis saluran distribusi atau outlet yang sering digunakan adalah saluran distribusi pengecer atau ritel, baik ritel modern (modern retailer) maupun ritel tradisional (traditional retailer).

Retailing adalah aktivitas penjualan barang dan jasa langsung ke konsumen akhir (end user), baik untuk pemakaian pribadi maupun untuk bisnis.

Demikian juga jika factory, wholesaler atau retail store yang melakukan penjualan kepada konsumen akhir untuk pemakaian non-bisnis, maka berarti mereka telah melakukan praktek penjualan eceran atau retailing.

Sedangkan yang dimaksud retailer, pengecer, retail store atau toko ritel adalah perusahaan yang memiliki aktivitas utama menjual produk ke konsumen akhir.

Penekanan pada fungsi utama ini berfungsi untuk menunjukan bahwa retailer atau ritel adalah lembaga atau instansi atau badan usaha yang bisa berdiri sendiri.

Memilih Ritel

Faktor Ekonomi & Gaya Hidup

Dalam memilih retailer atau retail store, konsumen akan mempertimbangkan banyak hal, faktor utama sering diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya.

Selain kebutuhan eknonomi ada faktor lain yang juga ikut mempengaruhi, yaitu faktor emosional seperti gengsi, gaya hidup, keinginan yang tinggi dan lain sebagainya,

Sehingga faktor ini sering digunakan oleh penjual untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli, meski secara ekonomi mereka kurang membutuhkan.

Sementara itu beberapa faktor lain yang masih berhubungan dengan faktor ekonomi yang turut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen antara lain :

Harga

Harga, harga jual biasanya menenpati urutan pertama yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengabil keputusan pembelian.

Ada banyak jenis harga atau metode penetapan harga yang digunakan,

  • Ada yang menetapkan harga mati (ini yang sering digunakan oleh retail modern),
  • Ada yang menggunakan harga yang fleksible sehingga bisa ditawar, dan
  • Ada juga yang menawarkan dengan harga promo atau harga diskon (seringkali dalam bentuk harga coret).

Kemudahan

Kemudahan, kemudahan juga menenpati urutan teratas setelah harga yang menjadi pertimbangan konsumen, kemudahan ini mencakup banyak hal seperti :

  • Kemudahan menjakau lokasi outlet tersebut.
  • Kemudahan parkir atau karena lahan parkir yang dekat.
  • Kemudahan dalam proses berbelanja, sistem yang digunakan dikasir sangat efisien, tidak banyak antrian.
  • Kemudahan dalam menemukan dan membawa barang didalam toko (penataan yang bagus, dikelompokan dengan baik, dilengkapi penunjuk lokasi barang).

Kondisi barang atau kualitas barang, faktor ini juga perlu diperhatikan dengan baik,

Konsumen akan lebih suka dengan produk yang dalam kondisi baik, ED jauh, fresh, lengkap (inner pack / outer pack dalam keadaan bagus), dan lain sebagainya.

Pelayanan

Pelayanan, berbelanja di toko yang memiliki pelayanan yang baik pasti lebih menyenankan dibandingkan dengan toko dengan pelayanan biasa-biasa saja.

Pelayanan ini dimulai dari ketika pengunjung / konsumen datang atau parkir, masuk ke toko yang disambut dengan salam, dibantu ketika bingung mencari barang atau mencari informasi seputar barang tersebut,sampai pelayanan di meja kasir dan keluar dari toko, dilayani dengan baik, ramah dan senyum yang tulus.

Baca juga :

Kredibilitas Ritel

Kredibilitas, toko yang memiliki kredibilitas yang baik tentu saja menciptakan trus atau kepercayaan yang tinggi bagi konsumen, bandingkan dengan toko yang reputasinya jelek, pasti konsumen akan segera menjauh.

Nilai atau Value

Value, nilai yang ditawarkan juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana value ini adalah perbandingan antara total customer value dengan total customer cost.

Total customer value adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan diperoleh dari produk yang dibeli, seperti :

  • Product value (kehandalan, daya tahan, unjuk kerja, dan lainnya),
  • Service value (penyerahan barang, pelatihan yang diberikan, cara instalasi, perawatan, dan lainnya),
  • Personal value (kompeten, responsif, empaty),
  • Image value (citra perusahaan).

Total customer cost adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang tersebut,

Seperti harga yang harus dibayar, biaya perjalanan, biaya untuk mendapatkan informasi tentang produk tersebut, biaya psikis (capek) dan lain sebagainya.

Jasa & Fasilitas Kemudahan

Jasa dan fasilitas kemudahan, faktor ini juga menjadi pertimbangan, jasa dan fasilitas kemudahan bisa meliputi pesan antar gratis (jarak / wilayah tertentu), retur barang dengan syarat tertentu, tempo pembayaran  dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Retailing

Jenis-jenis Retailing

Saluran distribusi retail atau retailing memiliki jenis yang banyak, bahkan bisa jadi yang terbanyak dari semua segmen saluran distribusi yang ada.

Ada banyak dasar untuk membagi atau mengelompokan retailing ini, biasanya perusahaan memiliki dasar atau standard sendiri-sendiri yang disesuaikan dengan kebutahan dan tujuan perusahaan.

Salah satu klasifikasi retailing yang umum adalah membaginya berdasarkan lima kriteria berikut ini, yaitu :

  • Berdasar tipe kepemilikan.
  • Berdasar produk (barang atau jasa) yang dijual.
  • Berdasar Non-store retailing.
  • Berdasar strategi penetapan harga .
  • Berdasar lokasi.
  • Berdasarkan skala bisnis
  • Berdasarkan sektor industri

Berdasarkan Tipe Kepemilikan

Independent Retail

Merupakan outlet pengecer dimana outlet tersebut dimiliki dan dioperasikan secara independen, tanpa adanya campur tangan pihak lain, tanpa afiliasi.

Bentuk dari outlet retail jenis ini ada banyak seperti warung, toko, kios (dalam pasar dan luar pasar), toko yang dikelola koperasi, ruko, baik yang berlokasi di perumahan, di pasar desa, kecamatan, kabupaten, di tempat wisata dan lain sebagainya.

Franchising (Waralaba)

Waralaba adalah sistem pemasaran, penjualan dan distribusi dari produk (barang atau jasa) dimana perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada perusahaan lain atau individu (franchisee) hak khusus untuk menggunakan suatu sistem tertentu dengan cara atau metode yang sudah ditentukan dalam kurum waktu tertentu.

Pemberian hak khusus ini bisa meliputi banyak hal, seperti manajemen, strategi, operasional, barang dan lain sebagainya dengan imbalan yang sudah ditentukan, biasanya biaya pembukaan (initial fee), biaya peralatan dan perlengkapan operasional, biaya manajemen,  dan fee atas hasil operasional (royalty fee).

Corporate Chain (chain store)

Merupakan suatu kelompok yang membentuk jaringan yang terdiri dari dua atau lebih store yang saling berkaitan atau berhubungan dalam satu manajemen serta dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham.

Bentuk dari chain store ini ada bermacam-macam, bisa berbentuk toko swalayan (supermarket, minimarket), toko serba ada (dept store), toko dengan produk khusus (specialty store, seperti apotik, baby shop), swalayan serba ada (hypermarket, super store) dan lainnya.

Chain store memiliki banyak keunggulan, seperti manajemen yang sangat baik dan teruji, memiliki goodwill yang cukup tinggi, brand equity yang tinggi, adanya standard promosi penjualan, supply barang yang terpusat sehingga memiliki bergaining power yang cukup besar karena memang volume pembelian sangat besar, memilki team yang selalu melakukan audit pasar (market audit, market intelegent) dan lain sebagainya.

Berdasarkan Produk Yang Dijual

Jenis retailing berdasarkan produk yang dijual, secara garis besar akan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu service retailing dan product retailing.

Service Retailing

Service retailing adalah retailer yang menjual jasa secara langsung penguna akhir atau pemakai akhir (end user), yang dibedakan lagi menjadi tiga jenis service retailing, yaitu  rented-goods services, owned-goods services dan non-goods services.

Rented-Good Service

Adalah jenis retailing yang menyewakan suatu produk-produk tertentu dalam jangka waktu tertentu kepada konsumen sehingga konsumen bisa menggunakan produk tersebut tetapi kepemilikan dari produk tersebut tetap ada pada pihak retailer.

Jadi konsumen hanya menyewa dan menggunakan produk-produk tersebut, tidak membelinya, contonnya adalah penyewaan mobil (rent cars), penyewaan laser disc, penyewaan game console, penyewaan kamera dan lain sebagainya.

Owned-Good Service

Adalah jenis retailing yang memberikan jasanya untuk melakukan sesuatu (memperbaiki, merawat, merubah dan mengembangkan, dan lainnya) pada produk milik konsumen.

Barang atau produk adalah milik konsumen, yang dimiliki oleh retailer hanya jasa yang berhubungan dengan produk tersebut.

Contohnya adalah jasa pemeliharaan taman, jasa perbaikan (service) jam (arloji, jam dinding, weker dll.), jasa service elektronikl (televisi, kulkas, aircon, dll.), benkel sepeda motor, bengkel mobil, salon dan spa, dan lainnnya.

Non-Good Service

Adalah jenis retailing yang menjual jasa dengan produk yang bersifat tidak berwujud phisik (itangible goods) kepada konsumen akhir.

Contoh dari non-goods services adalah baby sitter, sopir, tutorial, mentoring, coaching, training, guide (pemandu wisata), konsultan dan lainnya.

Product Retailing

Product retailing adalah retailer yang menjual produk secara langsung ke pemakai akhir (end user), yang dibedakan lagi menjadi dept store (toserba), specialty store, catalog showroom dan food and drug retail store.

Department Store

Merupakan perusahaan pengecer atau retailer yang memiliki skala yang sangat besar, baik phisik bangunan, jumlah barang, jumlah item barang dan memenuhi berbagai jenis kebutuhan konsumen dengan jumlah karyawan cukup besar.

Ada yang menyebut dept store atau toserba ini dengan one stop shopping, karena memang sifatnya yang serba ada, artinya konsumen cukup datang ke dept store tersebut, maka semua kebutuhan konsumen tersebut bisa dipenuhi, tidak perlu kemana-mana lagi.

Toserba (toko serba ada) ini akan menyediakan beraneka macam barang, mulai dari kategori kebutuhan rumah tangga, kategori fashion (baby, anak, remaja dan dewasa), kategori eletronik, kategori bahan pokok bahkan ada pasarnya juga (super market swalayan).

Didalam dept store biasanya akan ada beberapa divisi, dan tiap divisi akan terdiri dari beberapa departemen dimana satu departemen akan menjual beberapa lini produk yang saling berkaitan.

Speciality Store

Merupakan perusahaan pengecer yang berkonsentrasi atau fokus pada satu kategori produk saja, bahkan ada outlet yang hanya menjual produk tertentu saja (sangat spesifik).

Contoh speciality store adalah apotik, baby shop, toko kaca, toko besi, toko bangunan, toko perlengkapan kecantikan, toko kosmetik, toko komputer, toko kamera dan lainnya.

Sedangkan contoh outlet yang menjual produk sangat spesifik adalah toko yang menjual memory card, cashing (bagian dari komputer), toko yang menjual lensa kamera (bagian dari kamera) dan lain sebagainya.

Catalog Showroom

Adalah retailer yang melakukan aktivitas penjualannya dengan menggunakan katalog produk untuk melakukan penawaran dan promosi, meski toko tersebut juga memiliki ruang dispaly, tetapi ruang display tersebut biasanya hanya dalam skala kecil dan hanya memajang contoh saja.

Jangkauan dari toko ini biasaya terbatas dalam lingkungan tertentu saja, dimana outlet akan mengirim atau menyebarkan katalog mereka ke konsumen yang menjadi target market mereka atau para pelanggan mereka.

Konsumen atau pelanggan akan melihat-lihat katalog tersebut, untuk kemudian akan memilih dan dapat memesan barang tersebut atau bisa langsung datang ke lokasi untuk sekalian melihat contoh barangnya.

Kadang dilokasi akan diadakan demo produk atau edukasi tentang produk tersebut, event ini biasanya diadakan secara periodik dengan lokasi bisa dimana saja, tidak harus di outlet.

Yang banyak dijual adalah produk fashion (seperti baju, tas, sepatu, arloji, dan lainnya), kosmetik (berbagai perawatan kulit, aksesoris / riasan dan lain sebagainya).

Food & Drug Retail Store

Adalah retailer yang menjual makanan dan obat-obatan bebas sekaligus dalam satu outlet, dimana secara garis besar terbagi dalam beberapa kelompok utama, yaitu :

Supermarket atau pasar swalayan dan super drug store adalah toko-toko besar yang menjual makanan dan obat-obatan dalam jumlah besar, dimana mereka menjual dengan harga partai, dimana barang akan disusun rapi dalam rak dan gondola  yang dilengkapi dengan label harga lengkap dengan strata diskon (biasanya ada 3 macam harga).

Convenience store adalah toko swalayan mini (minimarket)  yang menjual kebutuhan sehari-hari dan biasanya berlokasi di dekat keramaian, utamannya didekat pemukiman penduduk, dan seringkali buka 24 jam (contoh Circle-K, Freshmart, Indomaret, Alfamart dll.).

Combination store adalah toko swalayan  yang memiliki ukuran sangat besar, sama dengan toserba dimana didalamnya terdapat beberapa divisi dan departemen, termasuk pasar swalayan.

Berdasarkan Non-Store Retailing

Non-store retailing adalah outlet yang menjual produk maupun jasa dengan menggunakan beberapa media diluar media toko konvensional atau toko phisik pada umumnya.

Ada beberapa jenis dari non-store retailing ini, diantaranya adalah TV-media, vending machine, mail-order, direct selling dan electronic shopping.

Mail Order

Merupakan model penjualan yang menggunakan media katalog yang dikirim ke konsumen, biasanya berbentuk hard copy, tapi saat ini sudah banyak yang menggunakan electrinic mail (email) lengkap dengan katalognya dalam bentuk digital .

Pemesanan dilakukan via mail (atau email) tersebut, konsumen memilih produk yang ada di katalog dan mengirikan kembali mail / email tersebut.

Direct Selling

Adalah metode penjualan retail yang dilakukan dengan cara perwakilan perusahaan mendatangi secara langsung konsumen mereka, baik di rumah-rumah maupun di tempat kerja.

Mereka seringkali melakukan demo produk sebagai sarana promosi dan pengenalan produk, dimanan konsumen diajak untuk ikut serta sehingga beberpa konsumen akan bisa mendapatkan pengalaman penggunaan produk tersebut.

Electronic Shopping

Metode penjualan retail yang menggunakan peralatan eletronik sebagai medianya, dulu digunakan videotex, tapi saat ini konsumen banyak yang menggunakan media internet, baik menggunakan komputer (pc, laptop) maupun menggunakan smartphone.

Media Retailer (phone)

Merupakan cara berjualan yang memanfaatkan jaringan media terutama televisi untuk meberi informasi dan promosi seputar produk, kemudian konsumen yang tertarik dipersilahkan menghubungi nomer yang sudah diinformasikan, dan petugas telemarketing akan memproses lebih lanjut.

Selain itu, seringkali pihak penjual akan menghubungi konsumen melalui telepon untuk menawarkan produk atau mengundang konsumen untuk menghadiri acara gathering yang didalamnya juga ada penawaran produk.

Vending Machine

Merupakan mesin khusus, manless yang melayani proses pembelian secara langsung, dimana konsumen cukup memasukan uang dengan nominal tertentu, kemudian memilih item, dan barang langsung muncul di tray mesin.

Berdasar Penetapan Harga

Pembagian retailing dengan berdasarkan penetapan harga karena memang kenyataannya ada barang yang sama persis tetapi dijual dengan bermacam-macam harga, mulai dari yang super murah alias didiskon besar-besaran, harga normal dan harga premium.

Dijual dengan harga super murah, karena memang konsep outletnya memang demikian, jual barang dengan diskon besar, dan mereka bisa melakukan hal ini karena memiliki kemampuan beli dalam jumlah besar, contohnya adalah super bazzar, factory outlet, dan discount store.

Dijual dengan harga standar, karena memang barang tersebut dibeli dengan harga standar, biasanya toko pengecer konvensional yang memang tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan barang dalam jumlah besar, sehingga harga jual juga standar.

Dijual dengan harga premium, karena memang oulet tersebut memberikan fasilitas yang juga premium, mulai dari pelayanan, tempat yang sejuk dan tenang serta tidak berdebu dan lain-lain yang serba premium, Contoh beli kopi di kafe akan berbeda dengan di warung tenda ataupun kios.

Berdasar Lokasi

Secara umum pengelompokan berdasar lokasi ini dua macam, yaitu lokasi yang dibentuk sebagai pusat penjualan dan lokasi yang memang sudah ada dengan peruntukan yang berbeda.

Lokasi sebagai pusat perbelanjaan, artinya memang di lokasi tersebut dibangun pusat pertokoan, yang bisa khusus untuk satu kategori produk saja atau terdiri dari beraneka produk.

Khusus untuk satu produk saja, misalkan pusat penjualan komputer, pusat penjualan handphone, pusat penjualan barang eletronik.

Sedangkan yang terdiri dari banyak kategori produk, artinya disana bisa ada beraneka jenis produk, seperti shopping center.

Berdasarkan Ukuran Bisnis

Pengecer - Retailer

Retailing dikelompokan berdasar ukuran bisnis atau skala bisnisnya secara umum akan terbagi menjadi empat  jenis, yaitu skala bisnis besar, sedang, kecil dan mikro.

Skala Bisnis Besar

Artinya retail tersebut beroperasi dengan transaksi yang sangat besar, pun juga memiliki toko yang juga berukuran besar (ruang yang sangat luas).

Yang masuk dalam kategori ini adalah pengecer seperti supermarket, hypermarket, dept-store, atau jenis toko lain yang menjual dengan harga partai namun dalam jumlah satuan kecil atau eceran, contoh factory outlet.

Skala Bisnis Sedang

Sama dengan diatas hanya saja dalam skala bisnis yang lebih kecil, dan juga toko berukuran lebih kecil, contoh toko kelontong, minimarket dan lainnya.

Skala Bisnis Kecil (Lapak dalam pasar)

Pengecer dengan skala binis kecil biasanya berada didalam pasar namun memiliki kios yang permanent, yang menjualan beraneka barang ataupun spesifik satu jenis barang.

Tetapi ada juga kios yang berada dipasar, biasanya sisi luar menghadap ke jalan utama, namun memiliki omset yang sangat besar, toko yang seperti ini bisa juga masuk dalam kategori toko sedang.

Penetapan ukuran ini memang tergantung jenis perusahaan yang mengelompokan, yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan tersebut.

Skala Bisnis Mikro (Arus Bawah)

Pengecer yang masuk dalam kelompok ini memiliki skala bisnis yang sangat kecil, biasanya ditandai dengan outlet yang berbentuk kios kecil, semi permanent, atau kaki lima.

Berdasarkan Sektor Industri

Mengelompokan retailing berdasarkan sektoral, yaitu sektor modern trade, sektor general trade dan sektor digital.

Modern Trade / Ritel Modern

Modern Trade Retailer, adalah outlet modern, baik secara manajemen operasional maupun penggunaan perlengkapan dan peralatannya juga modern, dilengkapi dengan gedung yang memiliki ciri-ciri khusus seperti bersih tanpa debu, ruang sejuk dengan aircon, barang yang tertata rapi dalam shelving dan gondola, serta berbagai ciri khas lainnya.

General / Traditional Trade

General Trade Retailer, adalah outlet yang bersifat umum, tardisional, dimana untuk operasionalnya tidak ada manajemen yang khusus, dikelola oleh pemilik secara langsung, ruang tanpa pendingin, barang disimpan dalam gudang dan dipajang dalam jumlah yang terbatas, serta berbagai ciri khas toko tradisional lainnya.

Ritel Digital / Ritel Online / Ritel Saluran Maya

Digital Trade Retailer, adalah outlet yang saat ini sedang berkembang, biasanya menggunakan media internet, dan berbentuk toko on-line, market place, web-store, dan lain sebagainya.

Baca juga :

Demikian sedikit pembahasan kita mengenai retailing atau penjualan secara retail, baik definisi maupun jenis dan bentuk dari outlet ritel tersebut.

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog DIstribusi Pemasaran dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat dan silahkan untuk meninggalkan komentar yang positif.

Salam sukses sehat dan bahagia

Picture : Freepik

Note : Artikel diterbitkan pertama kali tgl 20 Maret 2019 (10:16 PM), Updated terakhir tgl. 07 July 2021 [ ritel, retailer, pengecer]