Team Building yang Handal

Agus Octa

TEAM BUILDING

Dalam aktivitas kita sehari-hari tentu kita sering sekali mengerjakan project-project khusus, seperti pengembangan channel, pengembangan area (sub-area), pengembangan produk dan lain-lain.

Agar sebuah project berjalan sebagaimana mestinya, maka salah satu hal yang harus kita kerjakan adalah membentuk team untuk menangani project tersebut.

Selain itu, dalam aktivitas keseharian kita, pasti selalu bersentuhan dengan organisasi, mulai dari organisasi terbesar dalam lingkungan kerja kita, divisi, departemen, seksi sampai dengan team-team kecil untuk project-project khusus tersebut.

Jadi kita akan selalu berhubungan dengan bagaimana membantuk sebuah team yang solid, yang mampu berkinerja secara optimal, atau biasa kita sebut sebagai aktivitas pembentukan team atau Team Building.

Team building adalah bagaimana kita membentuk dan membangun sebuah team yang solid, positif interaktif, konstruktif, memahami tugas, hak dan kewajiban dengan baik untuk mencapai kinerja puncak.

Jadi secara umum team building adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk membentuk dan membangun sebuah team guna mencapai tujuannya.

Itu pengertian bebas yang saya berikan.

Dalam membentuk, membangun dan mengembangkan sebuah team yang solid, ada beberapa tahapan yang harus kita kerjakan atau harus dilewati oleh team tersebut.

Yuk teman-teman kita ulik bareng-bareng tahapan mengembangkan team building ini satu persatu.

Team Building Tahap I : FORMING

Forming adalah tahap awal dari sebuah team yang kita bangun, tahap ini merupakan tahap awal, memilih dan menjadikan mereka sebuah team dalam satu tugas khusus.

Pada tahap ini anggota team belum saling mengenal, masing-masing juga belum memahami tugas khusus mereka, masing-masing belum memahami tujuan atau setidaknya mekanisme untuk mencapai tujuannya seperti apa.

Tahap forming adalah tahap dasar dari team building, di mana kita harus memilih orang yang tepat untuk posisi yang tepat (right man in the right place, begitu katanya).

Tentu ada banyak cara untuk memilih team yang sesuai, mulai dari mengetahui talenta dan hasil kerja mereka selama ini, sampai dengan melakukan test dan wawancara khusus.

Jadi akan sama dengan merekrut karyawan oleh HRD, kurang lebih akan sama dengan proses bagaimana memilih dan merekrut karyawan yang tepat.

Anggota team bisa dari luar, artinya kita benar-benar harus mengadakan perekrutan (recruiting) kandidat dari luar perusahaan, tentu harus bekerja sama dengan personalia atau HRD.

Atau dari dalam, artinya kita merekrut team dari karyawan perusahaan kita sendiri untuk masuk dalam team tersebut.

Jika dari internal karyawan, tentu akan lebih mudah, karena HRD dan departemen pasti sudah ada catatan mengenai kompetensi yang dimiliki karyawan tersebut dan bagaimana kinerjanya.

Kita tinggal melakukan analisa berdasarkan data tersebut untuk menentukan yang bersangkutan apakan kandidat yang sesuai, dan jika data dirasa kurang, bisa dilakukan test kecil dan interview lanjutan.

Team Building Tahap II : STORMING

Tahap kedua dari team building adalah storming, sebuah tahapan yang paling kritis, paling membahayakan dalam proses team building.

Pada tahap inilah sebuah team mengalami ujian yang pertama, jika tidak bisa melewati tahap kedua ini, besar kemungkinan team akan bubar, atau jika tetap dipaksakan jalan, hasilnya tidak akan maksimal.

Mengapa demikian ?

Karena pada tahap ini team mengalami storming atau badai, karena pada tahap ini mulai terjadi pertentangan dalam berbagai hal, baik dalam upaya memcapai tujuan akhir, memahami tiap tahap untuk mencapai tujuan (proses dan aturan kerja), maupun pemahaman terhadap bentuk tujuan akhir itu sendiri, apakah dari sisi kualitas, kuantitas dan standar waktu pencapainnya.

Ditahap ini masing-masing anggota team juga menunjukkan powernya, masing-masing menunjukkan egonya.

Mereka membicarakan (lebih tepatnya mengatakan ) bahwa  dia memiliki metode yang paling baik, yang paling tepat, yang paling sesuai dan tidak perduli dengan metode yang lain.

Bahkan kadang ada anggota team yang merasa paling pantas untuk “memimpin “, merasa paling senior dan lain sebagainya.

Pada tahap ini kita akan melihat banyak sekali mereka “yang merasa senior” akan mengalami power syndrome.

Itulah sebabnya, sangat penting untuk menyusun struktur dasar atau struktur awal yang mungkin masih bersifat global dari team yang akan dibentuk tersebut.

Struktur tersebut akan berbicara mengenai apa tujuan dibentuknya team, bagaimana mencapai tujuan tersebut, siapa atau posisi apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Kemudian apa peranan atau hak dan kewajiban dari setiap posisi dalam team tersebut, termasuk bagaimana dan kapan mereka mulai bekerja.

Jika proses di tahap pertama benar, atau mendekati one hundret persen, maka proses menyesuaikan kandidat dengan posisi yang tersedia akan lebih mudah.

Proses ini akan meminimalkan terjadinya storming, baik karena merasa kurang maksimal perananya atau merasa kurang cocok posisinya.

Team Building Tahap III : NORMING

Tahap ketiga disebut norming, merupakan tahapan yang menjadi tujuan pertama dari pembentukan dan pembangunan sebuah team.

Jika proses team building telah memasuki tahap ke tiga ini, bisa dikatakan proses team building sudah aman, karena sudah on the right track, sudah pada posisi yang tepat.

Mengapa demikian ?

Karena team pada tahap ini team telah mengenal tiap anggota, satu sama lain telah memahami karaktek masing-masing, team telah memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing anggota, sehingga keterbukaan telah terjadi dan ikatan sebagai satu team semakin terbentuk dan semakin kuat.

Tiap anggota team telah bisa memahami akan aturan, pola dan metode kerja yang harus mereka jalankan.

Dan yang terpenting team sudah berjalan diatas rel yang seharusnya, dengan mengutamakan teamwork / kerjasama team (salah satu tujuan team building).

Target kerja pada tahap ini sudah terpenuhi, sudah bisa dicapai oleh anggota team dengan baik (tetapi masih bisa ditingkatkan lagi).

Dan di tahap ini team mulai masuk ke tahap yang disebut comfort zone.

Team mulai merasa sangat nyaman dalam bekerja.

Secara umum biasanya team building berhenti ditahap ini disini.

Kenapa …?

Karena tujuan telah tercapai, hasil sudah sesuai target, jadi mau apa lagi, ini sering terjadi bukan hanya di level bawah, tapi juga merambah ke level atas, para supervisor /manager / pimpinan kadang masuk ke comfort zone ini dan terlena disini.

Team Building Tahap IV : PERFORMING

Ini adalah fase terakhir dari team building, yaitu team yang mampu keluar dari kondisi standart dan masuk untuk melakukan pencapaian lebih.

Tiap individu telah sadar dimana area coverage nya, dan mampu menaikan level of playing mereka tanpa keluar dari track yang ada.

Anggota team telah memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk memberikan performance yang tinggi secara pribadi dan secara team.

Dalam team building kita harus bisa mengejar tahap ini, dan tidak berhenti di level ketiga apalagi di level dua.

Untuk mencapai tahap ini memang tidaklah mudah, tapi dengan beberapa strategi team building, tahap ini bisa kita capai.

Inilah perkembangan dari sebuah team yang kita bentuk, untuk teman-teman yang sudah mulai dibebani team, punya anak buah, maka akan melewati tahapan tersebut diatas.

Coba deh teman-teman perhatikan, kira-kira team yang kita lead, yang kita pimpin sudah sampai pada tahapan yang mana. . . ?.

Next time kita coba bahas bareng bagaimana sih caranya untuk menaikkan tahap atau tingkatan dari sebuah team building itu.

Sekian pembahasan kita mengenai team building, terima kasih sudah berkunjung di blog Distribusi Pemasaran ini, semoga Anda mendapatkan manfaat, dan jangan lupa, berikan saran dan kritik yang konstruktif, untuk kita semua ….

Salam sukses sehat dan bahagia

3 thoughts on “Team Building yang Handal”

Comments are closed.