Buzz Marketing – Definisi, Konsep dan 6 Komponen Kunci untuk Viral

Agus Octa

DIGITAL MARKETING – WORD OF MOUTH

Secara umum, probabilitas konsumen melakukan pembelian yang didasarkan referensi, lebih besar dibandingkan tanpa referensi.

Referensi dari lingkungan atau kelompok, memiliki potensi lebih besar menciptakan keputusan pembelian, dibandingkan referensi dari luar atau mereka yang tidak dikenal konsumen yang bersangkutan.

Pada saat ini, salah salah satu referensi yang cukup besar mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah media sosial.

Dan mayoritas pengguna internet, bersosialisasi di beberapa media sosial dan bergabung dalam beberapa grup.

Apa artinya hal tersebut bagi para marketer ?

Tentu itu sebuah peluang, sebuah potensi untuk memasuki pasar dengan lebih cepat dan lebih luas.

Dan salah satu strategi pemasaran yang banyak memanfaatkan atau bisa mendayagunakan media sosial adalah buzz marketing.

Agar strategi pemasaran buzz marketing ini berhasil dengan efektif, maka kita wajib memahami variable apa saja yang digunakan sebagai pembentuk dan bagaimana mengukur efektifitasnya.

Definisi Buzz Marketing

Kita mungkin sudah akrab dengan istilah “word of mouth” (a marketing technique)  atau teknik pemasaran “dari mulut ke mulut”, biasa kita artikan getok tular.

Dimana sebuah topik pembicaraan diperbincangan oleh beberapa orang, kemudian mereka yang telah mendengar berita atau ikut dalam pembicaraan tersebut akan membicarakannya lagi dengan orang lain atau beberapa orang (sekelompok) lainnya.

Akibatnya apa?, berita atau topik pembicaraan tersebut dalam waktu singkat menjadi trending topik di beberapa kelompok orang tersebut.

Itulah ‘word of mouth’, ‘WOM’,  ‘dari mulut ke mulut’ atau ‘getok tular’.

Fenomena inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pebisnis / pemasar untuk memperkenalkan produk atau merek mereka.

Istilah Buzz Marketing sendiri mulai banyak digunakan pada era 90-an, bersama dengan penggunaan istilah word of mouth tersebut.

Buzz marketing, kalau kita artikan secara sederhana adalah bagaimna melakukan pemasaran dengan cara mendengungkan (buzzing) merek atau produk atau apapun yang ingin diketahui dan dibicarakan oleh publik.

Pada saat era internet dan sosial media mulai banyak digunakan oleh masyarakat, buzz marketing ini semakin ramai dibicarakan juga sebagai salah satu strategi pemasaran digital yang cukup powerfull.

Jadi definisi dari buzz marketing adalah teknik pemasaran yang dikenal dengan teknik dari mulut ke mulut atau getok tular (word of mouth) yang menghasilkan tingkat kepercayaan dan kepuasan yang tinggi pada konsumen untuk menjadikan mereka (konsumen) sebagai penyampai informasi dan pemberi rekomendasi atas manfaat merek dan atau produk serta mempopulerkannya (popular / viral).

Secara konsep, buzz marketing dapat dibingkai dalam pemasaran viral, dan tujuannya adalah untuk menghasilkan percakapan di antara orang-orang tentang merek atau produk.

Teknik pemasaran “dari mulut ke mulut” atau WOM ini didasarkan pada kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau layanan.

Dan kepercayaan inilah yang menyampaikan pengetahuan tentang manfaat suatu produk atau layanan tersebut melalui orang-orang terdekat atau yang dikenal,

Dan bukan melalui iklan di media dan teknik pemasaran tradisional lainnya yang membuat konsumen percaya dan akhirnya membeli produk atau layanan tersebut.

Secara umum pengertian dari word of mouth adalah komunikasi menggunakan kata dari mulut ke mulut atau informasi dari orang ke orang melalui komunikasi lisan yang dikeluarkan dari mulut, pengertiannya yang dapat disederhanakan seperti menceritakan seseorang (wikipedia). 

Sedangkan word of mouth marketing adalah strategi pemasaran yang mengandalkan rekomendasi, referensi atau review dari konsumen, baik secara personal maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa sehingga informasi tersebut semakin menyebar dan bisa menggaet lebih banyak konsumen dan pelanggan baru yang potensial.

5 Tahapan Buzz Marketing yang Efektif

#1. Teaser / Influencer / Buzzer

Merek tersebut belum dipublikasikan atau belum dikenal publik secara luas.

Dalam tahap ini, kita bisa mencari dan memprospek  orang atau sekelompok orang yang memiliki pengaruh dalam suatu komunitas.

Seperti kita ketahui, secara umum orang akan melihat orang lain yang dianggap lebih atau yang diidolakan, yang kemudian apapun yang dikerjakan menjadi perhatiannya, bahkan diikuti.

Mereka inilah yang harus di prospek, didekati, karena mereka bisa menjadi influencer atau buzzer bagi komunitasnya.

#2. Trust n Confidence (Membangun Keyakinan & Kepercayaan)

Pada tahap kedua ini, kita harus membangun keyakinan dan kepercayaan konsumen akan produk tersebut.

Pada saat proses penyebaran merek dan atau produk tersebut (atau sesuatu yang lain), kepercayaan konsumen harus dijaga dan dibangun untuk lebih meningkatkan penerimaan komunikasi dari mulut ke mulut tersebut.

Bentuk yang sering digunakan adalah dengan berbagai demontrasi produk, ulasan atau review, sehinga mereka yang telah mendengar akan semakin percaya dan semakin tinggi rasa ingin tahunya.

#3. Disclosure (Pengungkapan / Pengenalan / Eksposur)

Tahap berikutnya adalah melakukan pengenalan atau eksposur atas produk atau layanan tersebut ke pasar / konsumen tertarget.

Hal yang harus diperhatikan pada tahap ini adalah ketersediaan barang atau layanan tersebut di pasar.

Jangan sampai terjadi, saat konsumen yang sudah memiliki rasa ingin tahu cukup besar ini menemukan kenyataan produk tidak tersedia di pasar.

#4. Marcom (Komunikasi Pemasaran)

Ini adalah tahapan dimana dukungan dari strategi atau teknik marketing lainnya dibutuhkan agar efektivitas buzz marketing bisa maksimal.

Dukungngan yang paling utama adalah komunikasi pemasaran, baik secara online maupun secara offline dalam berbagai bentuk yang relevan.

Minimal melakukan pers conference, konten yang viral, street marketing, online ads, dan lain-lain.

#5. Controling n Monitoring (Pengendalian dan Pengawasan)

Tahap terakhir agar buzz marketing ini berjalan dengan efektif adalah melakukan pengendalian (controling) dan pengawasan (monitoring).

Pengendalian dan pengawasan dilakukan atas pergerakan buzzing dengan melakukan berbagai analisa dan review.

Pada tahap mungkin diperlukan proses penguatan buzzing atau justru sebaliknya, buzzing harus dihentikan atau diarahkan, jika memiliki potensi negatif.

Kelebihan dan Kekurangan Buzz Marketing

Sama dengan teknik atau strategi pemasaran lainnya, buzz marketing juga memiliki kelabihan dan juga kekurangan, yaitu :

Kelebihan buzz marketing

  • Pada kondisi tertentu tidak membutuhkan biaya yang mahal.
  • Memiliki kecepatan yang tinggi untuk menaikkan brand (awareness dan image).
  • Bisa memiliki jangkauan yang lebih luas, jika digabungkan dengan digital marketing (sosmed dan lainnya).

Kekurangan buzz marketing

  • Pada kondisi tertentu membutuhan biaya yang cukup besar.
  • Memiliki ketergantungan terhadap triger / pemicu agar bisa selalu viral.
  • Terkadang sulit untuk dikendalikan jika sudah viral (ketika berubah / mengarah menjadi negatif).
  • Bisa keluar dari target market, dan sulit untuk dikendalikan.
  • Ketergantungan cukup tinggi ke konsumen.

6 (Enam) Komponen Kunci untuk Menciptakan Buzz Marketing yang Viral

buzz marketing - viral marketing

Berikut adalah 6 (enam) komponen utama yang harus diperhatikan pemasar saat menjalankan buzz marketing agar viral secara maksimal.

#1.  Communication (Perluas Jangkauan Produk atau Layanan kita Melalui Komunikasi)

Ketika kita berencana untuk menjalankan buzz marketing campaign, alat komunikasi utama kita adalah konsumen kita.

Artinya, sarana atau media komunikasi kita adalah konsumen, jadi kita harus memfokuskan semua strategi komunikasi pada konsumen tersebut.

Masukkan semua strategi komunikasi yang berfokus pada audiens target kita, dan biarkan mereka menyadari hype yang dimiliki produk atau layanan kita.

#2.  Satisfaction (Tingkat Kepuasan Produk / Layanan Kita harus Sesuai dengan Viral yang Kita Buat)

Ketika kita menjalankan kampanye buzz marketing, sangat penting memastikan bahwa produk atau layanan kita sudah sesuai dengan harapan konsumen kita dan memuaskan mereka.

Ketika produk atau layanan tersebut sesuai, cocok dengan buzz yang sebenarnya, hal ini akan banyak membantu dalam meningkatkan keberadaan dan kredibilitas pasar dengan lebih efektif.

Jadi, tingkat kepuasan konsumen harus sangat tinggi untuk menjadi promotor atau pengiklan di komunitasnya.

Dan jika produk kita tidak unggul dan sempurna dalam beberapa aspek, strategi ini kemungkinan besar tidak akan berhasil dengan baik.

#3. Superiority (Ciptakan Viral untuk Menonjolkan Keunikan dan Keunggulan)

Ketika kita meluncurkan suatu produk atau layanan (launching) dan ketika kita menciptakan buzz (buzz marketing), keduanya hampir sama.

Kita perlu memastikan bahwa produk kita lebih baik daripada produk pesaing, atau produk kita memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari produk lain yang sudah ada di pasaran saat ini.

Menjalankan kampanye atau strategi pemasaran Buzz marketing yang dapat membantu kita dalam menghadapi persaingan, sangat penting di sini.

Produk atau layanan kita akan direferensikan dan disebarluaskan / diperbincangkan, ketika jelas-jelas memiliki superiority yang melampaui kompetitor.

Biasanya, sesuatu yang superior itu bisa berupa harga, kualitas produk, layanan, layanan purna jual, image (high image) / citra yang tinggi, atau apapun yang bisa digunakan untuk mengatasi kompetitor kita.

#4. Viralization (Viral yang Tercipta harus Diarahkan ke Virtualisasi Kampanye Tersebut)

Saat kita menjalankan kampanye buzz marketing, kita perlu menberi dukungan dengan beberapa cara yang dapat memvisualisasikan kampanye tersebut dan memperluas jangkauannya dengan menembus pasar yang lebih menguntungkan.

Kita dapat menggunakan iklan (adv), kampanye rujukan (referral campaigns), kampanye media sosial (sosmed campaigns), influencer marketing, dll.

Hal bertujuan untuk membuat buzz marketing tersebut menjadi viral.

Jadi buzz marketing tidak boleh bertentangan dengan referral, influencer, endorsment, atau iklan secara umum.

Karena faktanya, mendukung atau menggabungkan buzz marketing dengan teknik pemasaran ini akan membantu menyebarkan merek dan produk (viralisasi) lebih cepat.

#5. Internet / Online (Gunakan Saluran Online untuk Optimalisasi Jangkauan dan Konversi Viral)

Banyak pakar pemasaran yang merekomendasikan penggunaan beberapa saluran online untuk mengoptimalkan hasil kampanye buzz marketing.

Menggunakan taktik periklanan dan pemasaran online (digital marketing) akan sangat berguna dalam meningkatkan konversi buzz dari aktivitas tersebut.

Kita dapat menggunakan content marketing, email marketing, online ad, sosmed marketing, dan beberapa jenis iklan untuk meningkatkan viralitas buzz marketing tersebut.

Sebagai rekomendasi, kita harus lebih fokus pada internet dan media online (blogger, jejaring sosial, periklanan online dan lain-lain) untuk memberikan dorongan pada buzz marketing.

Internet dan viral marketing sangat terkait sehingga tanpa strategi online, viralisasi tidak akan pernah terjadi.

#6. Measurement (Gunakan Metrik untuk Mengukur Keberhasilan Kampanye Viral tsb)

Sama dengan marketing campaigns yang lain, kita harus mengukur dengan alat pemantauan / metriks apa yang terjadi dan untuk mengetahui bagaimana strategi tersebut bekerja,

Apakah ada sesuatu yang harus kita ubah, atau ada aktivitas yang harus diperkuat dan ditingkatkan, semua hanya bisa kita lakukan jika kita telah mengetahui dan mengukurnya.

Baca juga :

Penutup

Sekali lagi, teknik buzz marketing ini akan sangat efektif ketika digabungkan dengan beberapa strategi pemasaran yang lainnya.

Ada beberapa tahapan dalam menjalankan buzz marketing ini agar efektif, yaitu :

  1. Gunakan teaser, influencer atau buzzer
  2. Bangun trust & confidence di konsumen
  3. Eksposur produk secara maksimal (perhatikan availability)
  4. Dukungan aspek pemasaran yg lain, terutama marcom
  5. Lakukan pengendalian (control) dan pengawasan (monitoring)

Selain itu untuk memastikan aktivitas buzz marketing campaign ini berhasil dengan baik, yaitu bisa terjadi viralisasi secara maksimal, kita harus memperhatikan 6 komponen kunci, yaitu :

  1. Media komunikasi (konsumen)
  2. Kepuasan (satisfaction) dari produk atau layanan
  3. Produk memiliki superiority
  4. Viralization dengan visualisasi
  5. Gunakan media internet / online
  6. Lakukan pengukuran atas hasil

Buzz Marketing, dikenal juga dengan viral marketing, word of mouth (WOM), dan masih banyak istilah yang digunakan, yang memiliki metode hampir sama.

Saat ini banyak atau efektif jika digunakan di media online atau digabungkan dengan online marketing / digital marketing, agar efek buzzing menjadi maksimal.

Demikian pembahasan kita mengenai kampanye buzz marketing, sebuah teknik pemasaran yang banyak diaplikasikan dalam pemasaran digital atau pemasaran online pada akhir-akhir ini.

Thank you for reading our content about buzz marketing, I hope you will find it useful.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

8 thoughts on “Buzz Marketing – Definisi, Konsep dan 6 Komponen Kunci untuk Viral”

  1. ASS,.Materi yg menarik, sy mau tanya untuk point yg ke enam mengukur dan mengevaluasi hasil dari buzz ini dg menggunakan matrik ukur variabel apa saja yg menjadi preferensi ukurnya,.atau di beri contoh lebing jelas lagi seperti frekwensi paparan komunikasinya,..terima kasih

    • Buzz Marketing adalah salah satu teknik marketing yang dikenal sebagai WOM.
      intinya men-trigger sesuatu agar menjadi ramai, misalkan mengenai sebuah aktivitas yang berhubungan dengan fitur produk.
      sebelum men-trigger, kita pasti sudah merencanakan, media apa yang akan digunakan, dan kira-kira bagaimana ‘aktivitas tersebut’ akan bergulir.

      nah dari sini sudah bisa terlihat, bagaimana cara untuk mengukurnya.

      untuk saat ini, media online paling banyak digunakan, dan Anda bisa mengukur dari sana, tergantung platform yang Anda gunakan, seperti :
      REACH atau jangkauan, untuk mengukur seberapa banyak orang yang melihat konten Anda, misal di FB
      ENGAGEMENT, untuk mengukur interaksi atau keterlibatan audiens (yang sduah dijangkau), baik positif maupun negatif (tidak serta merta berarti jelek, baik di medsos (spt retweet, like, share) maupun platform yang lain (open rate & click rate (CTA) di email marketing; UV, PV, CTA di di berbagai konten; dll.)
      lainnya, seperti :
      BRAND MENTION (BM) atau SHARE OF VOICE (SOV)
      CLICK THROUGH RATE (CTR)
      CONVERSION RATE (CR)

      jika hanya menggunakan saluran offline, bisa menggunakan brand awareness index (ba idx), future intention index (fi idx)dan brand used most often (bumo)
      metodenya ada banyak secara umum menggunakan survey ke target market atau komunitas.

      kira-kira seperti itu (lain waktu coba saya bahas mengenai cara mengukur efektivitas campaign)

      thansk n best regards

  2. Mas Agus Octa, terima kasih atas tulisan yg bagus ini. Jika berkenan apakah sy boleh mendapatkan materi pdf nya? Terima kasih

Comments are closed.