Strategi Soft Selling, Untuk Meningkatkan Penjualan Melalui Digital Marketing

Agus Octa

DIGITAL MARKETING – INTERNET MARKETING

Soft Selling, kita pasti sudah sangat familiar dengan istilah ini, yaitu salah satu strategi penjualan dan pemasaran yang lebih mengedepankan konteks dari pada pada konten dengan target hati, bukan otak konsumen.

Strategi penjualan ini sering digunakan oleh banyak praktisi pemasaran dengan tujuan melakukan penjualan yang samar, yang tidak langsung atau tidak terlalu terlihat sebagai aktivitas penjualan.

Praktek soft selling di dunia nyata, ternyata juga sering digunakan di dunia maya, atau didunia digital marketing (atau kadang disebut juga internet marketing atau on-line marketing).

Dalam artikel berikut ini kita akan sedikit membahas mengenai strategi soft selling untuk meningkatkan penjualan dalam dunia digital marketing.

DEFINISI SOFT SELLING

Sebelum mempelajari tentang soft selling sendiri, kita coba untuk memahami terlebih dahulu, apa itu digital marketing atau pemasaran secara digital itu.

Pengertian Digital Marketing

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, secara umum, digital marketing adalah aktivitas pemasaran yang menggunakan media digital, atau peralatan elektronik dengan basis digital.

Mengenai aktivitas digital marketing sendiri, ada banyak sekali ragamnya, hal ini sama dengan aktivitas marketing dalam dunia nyata atau off-line marketing.

Secara umum digital marketing sendiri, dikenal sebagai internet marketing atau on-line marketing, atau aktivitas pemasaran yang melibatkan dunia internet atau yang menggunakan sistem on-line.

Pemahaman yang berbeda mengatakan, digital marketing itu tidak sama dengan internet marketing ataupun on-line marketing, karena pemasaran digital ini jauh lebih luas lagi, dan menjadi induk dari semua aktivitas marketing lainnya yang berbasis digital, termasuk internet marketing dan on-line marketing.

Secara personal, saya lebih setuju dengan pemahaman yang kedua, bahwa digital marketing lebih luas dari internet marketing ataupun on-line system dimana digital marketing merupakan induk dari keduanya dan juga aktivitas marketing yang berbasis digital lainnya.

Pengertian Soft Selling

Secara umum soft selling adalah metode penjualan yang dilakukan secara tidak langsung ke konsumen sasaran (target market) dengan menggunakan pendekatan aktivitas pemasaran yang halus, tanpa paksaan dan memberikan ruang serta waktu yang cukup ke konsumen untuk berfikir dan mengambil keputusan, hal ini bertolak belakang dengan strategi hard selling.

Artinya soft selling akan memiliki pola penjualan dan pemasaran (campaign) yang halus, yang tidak langsung ke inti kampanye, yaitu penjualan, melainkan lebih menonjolkan manfaat dan benefit apa saja yang akan diperoleh konsumen jika melakukan pembelian produk tersebut.

Dengan demikian konsumen akan bisa melihat apa benefit dari produk tersebut, menghubungkan dengan keinginan atau harapan dari konsumen itu sendiri, karena memang biasanya target market soft selling adalah mereka yang belum memiliki kebutuhan (need) akan produk tersebut.

Dari sini kita mengetahui, pasar sasaran atau konsumen sasaran dari strategi soft selling adalah calon konsumen yang nota bene belum aware terhadap merek dan fungsi produk tersebut, termasuk dalam kaitannya dengan permasalahan yang dimiliki (yang seringkali memang belum disadari oleh konsumen tersebut).

Contoh, konsumen tidak pernah menyadari akan bahaya kuman disekitarnya, hingga ada produk “anti kuman” yang menunjukkan bahwa disekitar kita itu ada banyak kuman yang (bisa jadi) berbahaya bagi kesehatan kita (meski tempat tersebut dianggap bersih oleh konsumen), dengan adanya iklan tersebut, maka konsumen jadi tahu bahwa tempat disekitarnya ternyata (bisa jadi) ada kumannya, maka konsumen tersebut sekarang (merasa) membutuhkan produk “anti kuman” tersebut.

Jika kita mengacu ke purchase funnel, tahapan konsumen dalam melakukan pembelian, maka soft selling akan pas jika diterapkan untuk konsumen yang pada tahap awareness, atau tahap awal dimana konsumen belum seberapa mengenal merek dan atau produk tersebut.

Sedikit informasi, mengenai purchase funnel, dimana konsumen dalam proses pembelian akan melewati beberapa tahapan, yaitu :

  • Awareness, tahap untuk mengenal merek dan produk
  • Opinion, tahap memiliki pendapat atas merek dan produk
  • Consideration, tahap untuk mempertimbangkan merek dan manfaat produk
  • Preference, tahap untuk menentukan merek produk yang dipilih
  • Purchase, tahap pembelian sebuah produk dengan merek tertentu

Dan sekali lagi, pasar atau konsumen sasaran dari soft selling adalah konsumen yang belum mengenal merek produk tersebut, bahkan seringkali belum merasa memiliki kebutuhan akan produk tersebut.

Dimana kondisi ini berlaku dalam pemasaran di dunia nyata, dan juga dalam pemasaran di dunia maya atau dalam digital marketing.

Baca juga : 3 Point Penting Implementasi CEM dan Benefit Customer Experience Management bagi Perusahaan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SOFT SELLING

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan strategi soft selling dalam dunia digital marketing.

Kelebihan Soft Selling

  • Membangun trust dari konsumen
  • Membangun reputasi bisnis kita
  • Menciptakan hubungan baik dalam jangka panjang

Beberapa aktivitas atau program promosi dari soft selling seringkali lebih mementingkan pengalaman konsumen (user experience), dan jaminan atas produk atau pelayanan yang diberikan.

Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kepercayaan dari konsumen.

Selain itu program-program yang dibuat dengan pendekatan soft selling akan membuat konsumen merasa nyaman, karena konsumen sama sekali tidak terganggu.

Hal ini akan membuat konsumen dengan suka rela memberikan referensi kepada orang lain, dimana hal ini akan meningkatkan reputasi bisnis perusahaan tersebut.

Proses soft selling, yang menggunakan konteks dan menyasar hati, seringkali mampu menciptakan emosi dan memberikan pengalaman yang mendalam bagi konsumen.

Hal ini akan menciptakan loyalitas pada diri konsumen yang berujung terciptanya hubungan baik dalam jangka panjang antara konsumen dengan produk tersebut.

Baca juga : 5 Tahapan Penting untuk Menyusun Strategi Customer Experience (CE / CX) yang Sukses

Kekurangan Soft Selling

  • Proses terkadang cukup lama
  • Tidak cocok untuk meningkatkan penjualan dalam waktu cepat
  • Kadang tidak mampu meyakinkan konsumen

Aktivitas soft selling memiliki ciri yang sama, yaitu menceritakan kondisi atau permasalahan, memastikan konsumen sadar akan permasalahan tersebut, memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan produk yang dimiliki.

Kalau kita lihat dari metode dalam soft selling, maka proses untuk menciptakan penjualan cukup panjang, hal ini yang sering membuat para penjual dan pemasar tidak sabaran bahkan putus asa, karena tidak segera tercipta penjualan.

Karena proses penciptaan penjualan yang cukup panjang tersebut, strategi soft selling kurang cocok jika digunakan untuk meningkatkan penjualan dalam waktu yang singkat.

Strategi soft selling selalu menghadirkan permasalahan di awal, dengan harapan konsumen akan menyadari bahwa yang bersankutan memiliki permasalahan.

Seringkali konsumen tetap tidak menyadari akan hal ini, sehingga konsumen tetap merasa tidak memiliki permasalahan atau kebutuhan akan produk tersebut. Dengan kata lain strategi ini kadang  gagal menyakinkan konsumen.

STRUKTUR PENAWARAN SOFT SELLING

Headline

Headline adalah judul utama dari program promosi atau penawaran, jadi headline akan sangat menentukan apakan konsumen tertarik untuk membaca lebih lanjut atau tidak.

Jadi headline harus dibuat dengan singkat, mudah dibaca, memiliki daya tarik yang tinggi dan mampu mewakili pesan yang ingin disampaikan.

Headline harus singkat, karena waktu yang dimiliki oleh konsumen seringkali hanya sebentar untuk memperhatikan headline yang kita buat.

Mudah dibaca, buatlah headline dengan menggunakan font type yang mudah untuk dibaca, gunakan yang umum, jangan gunakan bentuk font yang susah dibacanya.

Ukuran yang proporsional, buat ukuran standar headline, semakin besar akan lebih bagus, tetapi tetap harus proporsional dengan ruang dan komponen yang lain di area tersebut.

Headline harus memiliki daya tarik yang tinggi, yang membuat orang yang melihat ingin membaca dan memperhatikan lebih dalam lagi.

Pesan utama harus bisa disampaikan, cukup dengan melihat headline saja konsumen harus sudah bisa mengetahui pesan kira-kira apa pesan yang hendak disampaikan ke konsumen.

Benefit

Apa saja manfaat atau benefit yang akan didapatkan konsumen, sebutkan dan mulailah dengan gambaran besarnya, terus berikan detailnya.

Gambaran besar benefit akan memudahkan penawaran untuk menangkap konsumen, sehingga konsumen yang tertarik akan lebih banyak.

Gamabaran yang lebih detail untuk memberikan penjelasan secara lebih lengkap, termasuk persyaratan untuk bisa mendapatkan manfaat yang maksimal tersebut.

Testimony

Testimony akan membantu penawaran untuk menciptakan kepercayaan dari konsumen.

Berikan testimony yang natural dalam berbagai bentuk, jika memungkinkan dalam bentuk video, karena akan lebih dipercaya oleh konsumen.

Call to Action

Call to action adalah salah satu bentuk dorongan yang kita berikan ke konsumen agar segera mengambil keputusan pembelian.

CTA tidak harus dibuat satu, kita bisa membuat CTA beberapa, dan ditempatkan di beberapa area penawaran tersebut.

Jika hanya satu call to action, maka tempatkan di akhir penawaran.

CONTOH PENAWARAN SOFT SELLING

Mau Punya Usaha Sendiri … ?

Apakah penghasilan Anda masih terasa kurang … ?

Apakah Anda punya waktu luang dan bingung menggunakannya … ?

Apakah Anda tertarik untuk mendapatkan income tambahan dengan modal minim … ?

Karena saat ini Anda bisa PUNYA USAHA dengan MODAL MINIM

Modal hanya 5 juta …?

BISA PUNYA USAHA

Ikuti PAKET KEAGENAN

[Ya…, saya tertarik untuk ikut]

Mulai dari 5 juta

Anda sudah bisa punya usaha sendiri

Dengan Komisi Penjualan s/d 25%

Dan

Dapatkan BONUS MENARIK

Free Aplikasi XXX senilai Rp. 1,2 juta.

Free Pelatihan senilai Rp. 500 ribu.

 [Ya…, saya mau ikut]

Segera Daftarkan diri Anda

PENUTUP

Demikian pembahasan singkat kita tentang strategi penjualan soft selling, yang merupakan kebalikan dari strategi penjualan hard selling.

Soft selling akan sangat cocok untuk konsumen yang memerlukan penjelasan lebih dalam, atau konsumen yang belum mengenal merek atau manfaat dari produk tersebut.

Dalam prakteknya, manakah yang lebih baik? Hard selling atau soft selling?

Hard selling dan soft selling masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dan keduanya adalah dua hal yang berbeda yang tidak bisa dibandingkan.

Yang benar gunakan keduanya dengan menyesuaikan situasi yang ada atau sesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, maka hasilnya akan lebih maksimal.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog distribusi pemasaran dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat dan silahkan berikan pendapat Anda di kolom komentar dibawah ini.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

Picture : Octapix