Kerja Sampai Lembur (Overtime), Bukti Loyalitas ?

Agus Octa

MANAJEMEN SDM – PRODUKTIVITAS KERJA – OVERTIME

Kita mungkin masih sering melihat, perusahaan mengukur loyalitas karyawannya dari berapa lama atau seberapa betah karyawan tersebut berada di kantor.

Artinya, mereka yang pulang lebih dari jam pulang, molor atau lembur (oiver time) masuk dalam kategori karyawan yang memiliki loyalitas tinggi atau dedikasi tinggi ke perusahaan.

Apakah Anda juga menilai demikian terhadap team, bawahan atau karyawan Anda ?

Apakah Anda tahu, apa saja yang dikerjakan team, karyawan atau bawahan Anda ?

Pengertian Loyalitas

Ada banyak pengertian loyalitas, termasuk loyalitas karyawan ini.

Salah satunya sama seperti tulisan di atas,

Ada yang menganggap, mereka yang bersedia atau mereka yang pulang terlambat adalah mereka yang memiliki loyalitas tinggi.

Apa benar memang demikian ?

Bagaimana jika mereka yang pulang terlambat itu karena memang suka atau atau memang disengaja?

Karena dalam kenyataannya, ada beberapa orang yang malas berada dirumah, karena mungkin tidak ada siapa-siapa yang menunggunya dirumah.

Atau bisa jadi, karena kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang lambat, entah karena kurang terampil atau memang yang bersangkutan yang kurang cekatan.

Sekarang apakah Anda masih berpendapat, mereka yang suka pulang terlambat tersebut adalah mereka yang memiliki loyalitas tinggi?.

Bekerja Secara Efektif

Anda pasti sepakat, bahwa jika sebuah pekerjaan telah diatur sedemikian rupa, maka over time seharusnya tidak terjadi.

Itu artinya, lembur hanya akan terjadi pada kasus-kasus tertentu, tidak seringkali apalagi hampir setiap hari.

Ketika ada karyawan yang pulang terlambat, itu sebuah indikator, ada yang tidak beres atau ada sesuatu disana.

Bisa jadi, ada penumpukan pekerjaan dari bagian sebelumnya,

Atau kinerja yang bersangkutan sedang turun.

Yang jelas itu sebuah indikator, dan bagian HRD atau atasan yang bersangkutan harus cepat tanggap akan hal ini.

Panggil, tanya, mengapa harus pulang terlambat.

Sebagai atasan, kita harus paham, jika efektivitas kerja kita bagus, maka tidak perlu ada lembur.

Menunda pekerjaan, adalah sebuah kebiasan yang  buruk.

Kita mungkin sering melihat, beberapa karyawan kita menunda pekerjaan, dengan alasan bisa dikerjakan nanti, atau tidak urgent.

Maka dari itu, wajib bagi atasan untuk melatih bawahan mereka agar berkomitmen menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan meninggalkan kantor sesuai jadwal membutuhkan kedisiplinan yang tinggi.

Jadi harus dilatih dan dijadikan budaya, seperti :

  • Meeting tepat waktu, baik memulai maupun selesainya, (lebih cepat, lebih baik).
  • Tidak ada mondar-mandir tanpa tujuan, atau berada di lokasi yang tidak ada kepentingannya.
  • Paham, mana kepentingan perusahaan / kantor, dan mana kepentingan pribadi, jadi tahu kapan harus chatting atau say helo sama teman.
  • Mengikuti time table yang sudah dibuat, ini penting, karena berhubungan dengan prioritas kerja, dan jadwal penyelesaian pekerjaan.

Dengan tidak melakukan lembur atau menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, maka kita akan memiliki waktu luang yang lebih banyak.

Memiliki waktu luang, bisa kita gunakan untuk berbagai hal positif, mulai dari berkumpul dengan keluarga, bertemu teman, atau kegiatan positif lainnya.

Analisis Pekerjaan dan Analisa Beban Kerja

Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara untuk membuat karyawan bisa bekerja secara efektif?.

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan, tetapi mulailah dengan melakukan analisa pekerjaan dan analisa beban kerja (job analysis dan work load analysis).

Perusahaan, seharusnya melakukan analisa pekerjaan (job analysis) secara periodik, bisa satu tahun sekali, enam bulan sekali, atau setidaknya tiga tahun sekali.

Atau pada saat ada project baru, maka aktivitas job analysis harus dilakukan, ini untuk mengetahui bagaimana pekerjaan tersebut bisa dilakukan, orang seperti apa atau dengan kualifikasi apa yang bisa mengerjakannnya.

Sedangkan analisa beban kerja (work load analysis) harus juga dilakukan secara periodik,

Tujuannya untuk melihat, apakah beban kerja dalam suatu jenis pekerjaan yang ada saat ini masih sesuai atau sudah berubah.

Dengan kata lain, berapa idealnya kebutuhan karyawan untuk jenis pekerjaan tersebut.

Dari job analysis dan work load analysis, maka kita bisa melihat, apakah kebutuhan karyawan untuk suatu jebis pekerjaan tersebut sudah pas atau belum.

Hal ini menyangkut ketrampilan yang harus dimiliki karyawan yang bersangkutan, untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan tepat dan akurat,

Baik dari aspek waktu penyelesaian maupun dari aspek kualitas pekerjaan.

Sedikit mengingatkan tentang job analysis dan work load analysis ini,

Definisi job analysis atau analisa pekerjaan adalah suatu bentuk pengembangan uraian terperinci dari tugas-tugas yang harus dilakukan dalam suatu jabatan, penentuan hubungan dari satu jabatan dengan jabatan lain yang ada, dan penentuan tentang pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan karyawan untuk melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif (Stepen Robin 1993)

Sedangkan tujuan dari analisa pekerjaan / analisa jabatan adalah :

  1. Menenetapkan Job Description (jobdesk), yaitu identifikasi pekerjaan, riwayat pekerjaan,  berbagai kewajiban pekerjaan, pertanggung jawaban, dan juga untuk mengetahui spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan tersebut.
  2. Menetapkan Job Classification (jobclass), yaitu proses pengaturan berbagai pekerjaan secara sistematis ke dalam beberapa kelas, kelompok, grade atau tingkatan.
  3. Melakukan Job Evaluation, merupakan suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan yang  didasarkan pada kegunaan masing-masing di dalam organisasi perusahaan.
  4. Proses Job Designing Restructuring, meliputi aktivitas untuk mengalokasikan dan merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok.
  5. Menetapkan Personel Requirement, yaitu proses penetapan persyaratan atau spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan.
  6. Melakukan Performance Appraisal, yaitu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh perusahaan atau atasa terhadap kinerja / performa pekerjaan dari para karyawan / pekerja
  7. Kebutuhan Pelatihan (Training Need), yaitu proses penetapan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan karyawan / pekerja.
  8. Peningkatan Efficiency,meliputi penggabungan proses kerja agar lebih optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja, susunan kerja dan standar kerja yang lebih baik.
  9. Peningkatan Keamanan Kerja (Safety) melakukan serangakain analisa dengan berfokus pada identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak aman, kondisi fisik dan kondisi lingkungan yang membahayakan.

Sedangkan work load analysis adalah metode yang biasa digunakan utk menentukan jumlah atau kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk suatu jenis pekerjaan.

Beban kerja yg didistribusikan secara tidak merata dapat mengakibatkan berbagai gangguan dan ketidaknyamanan suasana kerja

Hal ini karena karyawan akan merasa beban kerja yg dilakukannya terlalu berlebihan (overload) atau bahkan kekurangan underload), keduannya dapat menimbulkan permasalahan.

Pelatihan Karyawan

Hal berikutnya yang bisa memicu terjadinya kerja lembur adalah kompetensi atau ketrampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Itulah sebabnya perusahaan harus memberikan berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Sebelum melakukan pelatihan, perusahaan harus melakukan analisa kebutuhan pelatihan atau training need analysis.

Analisa ini bisa bersifat individual (individual analysis) ataupun secara organisasi (untuk mendapatkan gambaran kebutuhan pelatihan untuk organisasi secara keseluruhan).

Sedangkan individual analysis dilakukan untuk mengetahui gap antara kompetensi standar dari pekerjaan tersebut dengan kapabilitas yang dimiliki karyawan yang bersangkutan.

Selain itu ada juga analisa yang didasarkan pada pekerjaan atau job analysis, seperti uraian diatas.

Sedangkan pengertian Analisis Kebutuhan Pelatihan atau Training Needs Analysis adalah proses sistematis untuk memahami kebutuhan dan persyaratan pelatihan.

Tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan adalah identifikasi tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan dan jenis pelatihan apa yang diperlukan.

Perusahaan tidak bisa memberikan jenis pelatihan kepada karyawannya yang tidak membutuhkan pelatihan ataupun menawarkan pelatihan yang salah.

Dengan melakukan analisis ini, manajemen dapat menempatkan sumber daya pelatihan untuk penggunaan yang lebih baik dan lebih tepat

Dan jika karyawan telah memiliki ketrampilan sesuai dengan yang dibutuhkan, dan beban kerja dari pekerjaan tersebut telah sesuai, maka tidak ada alasan pekerjaan akan terlambat atau membutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikannya.

Pekerjaan yang Harus Lembur (Overtime)

Apakah jika telah dilakukan analisa pekerjaan, analisa beban kerja, distribusi beban kerja telah sesuai dan ketrampilan karyawan telas standar, tidak akan terjadi overtime ?

Tentu saja tidak ada jaminan akan hal itu, overtime bisa saja masih terjadi dan mungkin memang masih dibutuhkan.

Tetapi sepanjang itu adalah bagian dari strategi perusahaan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan biasanya bersifat sementara, maka hal itu sah-sah saja.

Pada kondisi tertentu pasti ada pekerjaan yang harus diselesaikan leih cepat atau karena satu dan lain hal ada tambahan pekerjaa, maka otomatis dibutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikannya.

Pada kondisi ini lembur atau overtime tetap dibutuhkan.

Baca juga :

Penutup

Demikian pembahasan kita tentang kebutuhan lembur atau overtime dan keterkaitannya dengan loyalitas karyawan.

Intinya jangan sampai karyawan takut pulang tepat waktu, karena akan mendapat stempel sebagai karyawan yang tidak memiliki loyalitas.

Loyalitas karyawan harus ditempatkan pada posisi yang tepat, yaitu seberapa tinggi seorang karyawan menjunjung profesionalisme pekerjaannya.

Karena seorang karyawan profesional, akan menyelesaikan tugas mereka dengan sangat baik, tepat waktu dan akurat, sesuai standar kerja yang telah ditetapkan.

Sedangkan untuk menghindari terjadinya penambahan waktu kerja atau lembur, maka perusahaan harus mengelola SDM (manajemen SDM) dengan mengupayakan beberapa hal, yaitu :

  • Melakukan analisa pekerjaan (job analysis)
  • Melakukan analisa beban kerja (work load analysis)
  • Distribusi beban kerja yang seimbang, biasanya dalam bentuk time table dan jobdesk.
  • Melakukan analisa kebutuhan pelatihan dan berbagai pelatihan sesuai kebutuhan (TNA gap)
  • Menciptakan budaya yang mengarah ke disiplin kerja.

Terima kasih sudah mampir ke blog distribusi pemasaran dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

1 thought on “Kerja Sampai Lembur (Overtime), Bukti Loyalitas ?”

  1. Kirain kalau karyawan mau kerja lebih itu berarti karyawan tersebut loyal,
    bisa enggak juga ya ?
    btw thanks artikelnya menarik

Comments are closed.