Ketajaman Insting Bisnis, Dibentuk atau Terbentuk ?

Agus Octa

BUSINESS MANAGEMENT  –  BUSINESS INSTINCT

Sebetulnya hanya orang-orang yang sudah berhasil saja yang bisa disebut memiliki insting bisnis yang baik.

Orang – orang yang merasa atau yang meyakini bahwa dirinya memiliki insting bisnis yang baik harus membuktikan terlebih dahulu mengenai bahwa apa yang diyakininya tersebut benar dan berhasil dengan baik.

Kalau dia benar-benar berhasil, maka siapapun tidak akan meragukan kualitas dari insting bisnisnya.

Akan tetapi, jika dia gagal, maka tidak ada malaikat yang bisa membantunya untuk menyakinkan semua orang bahwa insting bisnisnya bagus.

Secara umum ada dua macam insting bisnis.

Yang pertama, adalah insting bisnis untuk para wirausahawan, atau mereka yang merintis sebuah usaha sendiri.

Yang kedua, adalah insting bisnis untuk para profesional, atau mereka yang bekerja pada suatu perusahaan, dan mengendalikan bagian dari perusahaan tersebut.

Keduannya adalah dua hal yang berbeda, insting bisnis mereka berbeda.

Seorang wirausahawan akan sangat tersiksa manakala harus menjadi karyawan, haris bekerja untuk orang lain dengan aturan yang tidak sesuai dengan naluri bekerjanya (naluri bisnis).

Dan biasanya orang-orang ini akan selalu menjadi trouble maker saat menajadi karyawan, bekerja dengan aturan sendiri.

Tetapi mereka menjadi sangat cemerlang, saat mereka menjalankan usaha mereka sendiri, tentu dengan aturan yang mereka buat sendiri.

“Insting bisnis bukanlah untuk dimiliki, insting bisnis adalah untuk dibuktikan”

Seorang profesional yang cemerlang, yang bisa memajukan perusahaan di mana dia menjabat, biasanya akan menjadi kehilangan arah saat dia harus menjalankan usahanya sendiri.

Hal ini dikarenakan insting bisnisnya hanya sebatas dalam lingkup pemikiran dan sikap seorang profesional, bahkan seringkali terbatas pada bagian dari sebuah perusahaan secara total.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah dimungkinkan bagi siapa pun untuk bisa menjadi seorang wirausahawan ?.

Apakah mungkin bagi sebuah insting bisnis wirausahawan berubah menjadi insting bisnis profesional ?.

Atau lebih umum lagi adalah, apakah mungkin sebuah insting bisnis bisa dikembangkan pada siapapun ?.

Motivasi yang Kuat  (Strong Motivation)

Bagi siapapun yang ingin membuktikan bahwa dirinya memiliki insting bisnis yang kuat dan bagus, maka dia harus memiliki satu set keinginan yang sangat kuat yang sanggup menyemangatinya.

Semangat yang kuat tersebut dibutuhkan untuk mengatasi semua keraguan, semua hambatan, semua kesulitan, semua cobaan yang bisa meruntuhkan dan mematikan keinginan tersebut.

Semangat yang sangat kuat dan besar tersebut harus mampu melipatgandakan keinginannya dan kesungguhannya untuk mencapai hal-hal penting, untuk mencapai hal-hal yang besar, untuk mencapai apa yang menjadi keinginannya, sebagai jalan untuk membuktikan sebuah keberhasilan.

Karena jika bukan orang lain yang meragukan kemampuan kita untuk bisa berhasil, maka bisa jadi diri kita sendirilah yang meragukan akan kemampuan kita untuk bisa berhasil.

Bisa jadi diri kita sendirilah yang menjadi alat yang paling kuat yang menjatuhkan dan membatalkan semua impin-impian keberhasilan tersebut.

Dan ini adalah jauh lebih berbahaya daripada orang lain yang meragukan kemampuan kita.

Positive Attitude

Banyak hal baik yang bisa terjadi pada siapapun yang bisa melihat sesuatu bukan dari sebagaimana adanya, tetapi melihat segala sesuatu sebagai mana jadinya.

Artinya jika pikiran kita terkotak pada apa yang saat ini ada di depan kita saja, terfokus pada bentuk apa yang ada saat ini saja, pada kondisi saat ini saja, maka kita tidak akan pernah kemana-mana.

Sebaliknya jika kita bisa melihat segala sesuatu akan bisa menjadi apa nantinya, bisa berubah seperti apa jadinya, bisa membayangkan bentuk berikutnya dari wujud yang ada saat ini, atau bisa melihat seperti apa kondisinya nanti, maka kita akan bisa mencapai impian tersebut, maka kita bisa berpindah ke sana.

Karena pikiran kita, tidak melihat dari sebagaimana apa adanya, tetapi melihat nanti bisa jadi apa-nya.

Accurate Suspicion

Mencurigai tanpa memiliki alasan yang benar, memang bukanlah hal baik.

Tetapi memiliki ketepatan kecurigaan dan disiplin untuk menghindarinya adalah setengah jalan untuk bisa berhasil.

Accurate suspicion, atau ketepatan kecurigaan, adalah sebuah kemampuan untuk melihat sesuatu atau menilai sesuatu yang memang belum terjadi atau belum terbukti, tetapi sekian waktu kemudian kecurigaan tersebut benar adanya.

Hal ini berhubungan dengan sebuah resiko, termasuk resiko dalam menjalankan sebuah bisnis.

Takut terhadap sebuah resiko, yang mengakibatkan kita tidak take action adalah sebuah kesalahan yang besar.

Tetapi berjalan di atas sesuatu yang sudah jelas memiliki resiko, juga bukan sesuatu yang baik.

Accurate suspicion akan menimbang seberapa besar sebuah resiko bisa terjadi, dan bagaimana kita mampu menghindari atau jika tidak, meminimalkan resiko tersebut.

Healty Risk Respect

Orang yang menghindari resiko (berlebihan) adalah orang yang tidak ramah kepada sebuah kemungkinan keberhasilan.

Lalu bagaimana mungkin sesorang tersebut berharap bahwa keberhasilan akan menghampirinya?.

Kita sudah sering mndengar, banyak orang yang berhasil karena keberanian, karena keberanianya untuk mencoba sesuati yang bahkan bisa jadi baru baginya.

Orang yang sering terhindar dari kesulitan bukanlah orang yang tidak takut terhadap resiko.

Karena sebenarnya tidak takut resiko, itu sama dengan seorang penjudi.

Yang membuat kita bisa berhasil adalah rasa hormat kita yang sehat, yang wajar terahadap sebuah resiko.

Resiko tidak bisa kita hindari sepenuhnya, itu bisa jadi sesuatu yang mustahil untuk seratus persen berhasil, tetapi dengan memahami bahwa akan ada sebuah resiko, maka kita akan juga memahami kita harus berusaha meminimalkan resiko tersebut.

Seringkali mereka yang berhasil, bukan mereka yang tidak pernah jatuh atau terkena resiko, tetapi mereka yang berhasil, adalah mereka yang bisa bangun dengan cepat setelah jatuh.

Mereka yang mampu menepis resiko demi resiko dan kemudian belajar menghindari atau meminimalkan setiap resiko yang datang menghampirinya.

Proper Conditioning

Orang-orang yang membiarkan dirinya bekerja dalam lingkungan yang tidak banyak menuntut kualitas dan hasil kerja yang maksimal, akan menjadikan dirinya sebagai orang biasa yang terbiasa dengan kualitas kerja yang biasa dan tentu saja dengan hasil yang biasa.

Dan yang paling menyedihkan adalah, apabila orang-orang ini sudah mulai terbiasa menerima bahwa dirinya adalah orang yang biasa saja.

Jikalau ada yang berhasil, itu adalah orang lain, dirinya tidak berhak untuk berhasil.

Untuk menyatakan bahwa dirinya ‘ingin berhasil’-pun, dia malu, karena sekali lagi, berhasil bukan miliknya.

Ini adalah kodisi yang sangat tidak di- inginkan, kondisi yang menghakimi diri sendiri dengan berbagai hal negatif, dengan berbagai label ketidak mampuan.

Jika korang telah mengijinkan label ketidakmampuan melekat dalam diri orang tersebut, maka orang tersebut akan membiarkan kegagalan atau ketidak berhasilan yang menghampiri diri orang tersebut sebagai sesuatu yang biasa dan wajar.

Lantas bagaimana orang seperti ini akan mampu untuk berhasil?

Jika hanya untuk menyatakan apa yang diinginkan saja orang ini tidak mau, malu, bahkan bagi dirinya itu adalah hal yang tidak wajar.

Jadi, buang jauh label negatif tersebut, jangan pernah menghakimi diri sendir dengan sesuatu yang negatif, termasuk ketidak mampuan untuk melakukan sesuatu.

Jika kita tidak mampu melakukan sesuatu pada saat itu, itu adakah kejadian saat itu saja, dimana kebetulan kita sedang atau pas tidak mampu untuk melakukannya.

Bukan berarti selamanya kita tidak akan mampu melakukannya.

Jadi tanamkan dalam diri kita, bahwa sesuatu yang terjadi yang tidak seharusnya, adalah sebuah kecelakaan, atau adalah kejadian kebetulan, dan mungkin karena keteledoran kita saja.

Next time, lain waktu, kita pasti bisa, kalau belum bisa, itu karena kita belum bisa, karena ada satu dan lain hal yang masih belum kita kuasai dengan baik.

Bukan karena kita tidak bisa, tapi belum bisa.

baca juga :

Penutup

Kelihatannya, insting atau bukan, itu adalah sebuah keputusan.

Karena insting bisnis kita adalah cara kita untuk menyederhanakan semua komponen pemikiran, pemutusan sikap, dan tindakan dari orang yang telah membuktikan dirinya berhasil membangun kualitas hidup yang labih baik melalui sebuah keberhasilan usaha.

Artinya kita harus menyiapkan dan membuat diri kita menjadi sebagaimana yang kita inginkan.

Kita harus memiliki satu alasan yang kuat yang membuat kita memiliki semangat yang sangat tinggi, semangat yang tidak akan pernuh pupus sampai tujuan tersebut bisa kita capai.

Dan kita harus sangat yakin bahwa kita memiliki kemampuan utuk mewujudkan impian kita tersebut.

Kita juga harus mampu melihat segala sesuatu pada apa jadi-nya, bukan pada sebagaimana adanya.

Memiliki ketepatan kecurigaan dan disiplin untuk menghindarinya, adalah separuh jalan keberhasilan kita.

Orang yang mutlak menghindari resiko, adalah oarang yang tidak ramah kepada kemungkinan sebuah keberhasilan, jadi jangan dihindari, tetapi berikan rasa hormat yang sehat terhadap sebuah resiko tersebut.

Dan yang paling utama, jangan pernah menghakimi diri sendiri dengan ketidakmampuan, jangan menghakimi diri sendiri bahwa kita pantas untuk gagal, hanya karena merasa kita orang biasa-biasa saja.

Tetapi berikan keyakinan pada diri kita, bahwa kita bisa, keberhasilan adalah milik semua orang yang mau berusaha.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Distribusi Pemasaran Dotcom, semoga Anda semua mendapatkan manfaat dan silahkan sampaikan pendapat Anda di kolom komentar dibawah ini.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

Picture : Octapix