Komunikasi Positif
Pernahkah Anda menerima bentuk komunikasi seperti di bawah ini?
Menurut Anda, apa yang salah dari proses komunikasi tersebut? Apakah termasuk dalam bentuk komunikasi positif?
Untuk lebih memahami makna komunikasi positif, yuk, simak penjelasan singkat berikut ini.
Mengenal Komunikasi Positif di Tempat Kerja
Komunikasi merupakan suatu proses dimana pesan atau informasi dikirim dari satu tempat ke tempat lainnya, ataupun dari satu orang ke orang lainnya.
Tantangan dalam proses komunikasi adalah menemukan bentuk kata atau kalimat yang tepat, sehingga pesan yang disampaikan seseorang akan tersampaikan kepada orang lain dengan bentuk yang serupa.
Dengan kata lain, komunikasi yang tepat haruslah mengarahkan lawan bicara untuk mendengar persis apa yang kita katakan, dan mengerti persis seperti yang kita maksudkan.
Perlu kita ketahui bahwa, salah satu bentuk komunikasi yang kita lakukan, terutama di tempat kerja, dapat berupa komunikasi organisasional.
Komunikasi Organisasional, Apakah Itu?
Komunikasi organisasional dapat didefinisikan sebagai bentuk pengiriman dan penerimaan pesan antar pihak yang saling terkait dalam lingkungan kerja tertentu untuk mencapai tujuan individu ataupun bersama.
Biasanya, komunikasi organisasional dapat dilakukan secara tatap muka, tertulis, maupun saluran mediasi.
Nah, tantangan dalam melakukan komunikasi organisasional seringkali terletak pada pemilihan kata atau kalimat yang digunakan untuk melakukan pengarahan atau perintah.
Dalam suatu perusahaan, seringkali terjadi permasalahan yang disebabkan oleh komunikasi negatif di tempat kerja.
Permasalahan itu dapat terjadi karena komunikasi tertulis yang berlebihan, kurangnya komunikasi khusus pada pelanggan, menyampaikan informasi penting melalui email, komunikasi buruk melalui PowerPoint saat presentasi, komunikasi yang egois, kurangnya dalam mengontrol humor, komunikasi berlandaskan emosi negatif, dan kurangnya pertimbangan dan tindak lanjut.
Sebab itulah, komunikasi positif diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di tempat kerja.
Komunikasi Positif, Apakah Itu?
Komunikasi positif dapat diartikan sebagai bentuk interaksi yang berlandaskan sikap positif, dan bertujuan untuk saling memahami dan memuaskan semua pihak yang terlibat.
Komunikasi positif haruslah bersifat konstruktif, efektif, suportif, dan diwarnai dengan emosi yang positif pula, sehingga ketika seseorang terlibat dalam komunikasi positif, mereka akan merasakan suasana suportif, afirmatif, dan saling menghormati.
Sebab itulah, di tempat kerja, komunikasi positif dapat mendorong adanya perluasan ide, sehingga karyawan lebih mampu untuk berpikir kreatif dan mengeksplorasi lebih lanjut suatu hal atau tema tertentu.
Nah, tahukah Anda?
Produktivitas suatu komunikasi positif akan sangatlah berhubungan dengan tingkat konektivitas antara komunikator.
Komunikasi Positif dan Konektivitas
Kinerja karyawan dalam suatu organisasi tidak hanya sekedar penjumlahan kemampuan dari setiap orang atau bagian-bagian saja.
Seberapa baik kinerja bagian-bagian yang berhubungan dalam suatu organisasi, misal bagian manajemen, bukan hanya tentang siapa yang berkontribusi dalam bagian atau kelompok tersebut, melainkan tergantung juga pada hubungan, interaksi, dan komunikasi positif yang dibangun antar anggota.
Nah, seberapa penting, sih, membangun konektivitas antar karyawan itu?
- Koneksi interpersonal antar karyawan yang stabil dapat meningkatkan suasana positif yang mengarah pada kesehatan fisik dan mental yang baik.
- Komunikasi positif, tata krama, dan konektivitas akan membantu karyawan membangun karir yang lebih sukses.
- Komunikasi positif dan hubungan jangka panjang antar karyawan dapat membantu memastikan lingkungan kerja yang akrab dan sehat.
Jenis Gaya Komunikasi, Manakah yang Positif?
Setiap orang pasti memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda, tergantung dari bagaimana latar belakang, budaya, pola asuh, dan pengalaman hidup yang dimiliki.
Berikut ini, terdapat penjelasan singkat mengenai 4 kategori umum dari gaya komunikasi.
Gaya Komunikasi Pasif
Gaya komunikasi pasif merupakan gaya komunikasi ketika seseorang menghadapi kesulitan dan keraguan dalam mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapatnya.
Umumnya, seseorang dengan gaya komunikasi ini tidak mampu untuk menyampaikan isi pikiran dan emosinya, sehingga menyebabkan miskomunikasi dan kesalahpahaman pada orang lain.
Ciri umum dari gaya komunikasi pasif, meliputi bentuk penghindaran kontak mata, postur tubuh buruk, dan kegagalan untuk menonjolkan diri.
Gaya Komunikasi Agresif
Apa itu gaya komunikasi agresif?
Gaya komunikasi agresif merupakan kebalikan dari gaya komunikasi pasif, dimana seseorang seringkali menyampaikan pikiran atau perasaannya secara dominan dan cenderung membela hak-hak mereka dengan cara mengorbankan orang lain.
Umumnya, seseorang dengan gaya komunikasi ini seringkali mendominasi percakapan, gagal mendengarkan perspektif orang lain, dan cenderung manipulatif.
Ciri umum dari gaya komunikasi agresif, meliputi seringnya terjadi interupsi dalam percakapan, bermulut keras, kasar, berhati dingin, dan mata melotot tajam.
Gaya Komunikasi Pasif-Agresif
Nah, sesuai dengan namanya, gaya komunikasi pasif-agresif merupakan gabungan dari kedua gaya komunikasi pasif dan agresif.
Gaya komunikasi pasif-agresif merupakan gaya komunikasi yang cenderung terlihat pasif di dunia nyata, namun faktanya memiliki pengungkapan yang agresif atau sarkastik.
Umumnya, seseorang dengan gaya komunikasi ini akan menunjukkan ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan apa yang mereka rasakan atau maksudkan.
Gaya Komunikasi Asertif
Yang terakhir adalah gaya komunikasi asertif, dimana gaya komunikasi ini memungkinkan seseorang untuk menyampaikan pemikiran dan perasaannya kepada orang lain secara terbuka, dan cenderung memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain.
Umumnya, seseorang dengan gaya komunikasi asertif akan sangat memperhatikan waktu dan kebutuhan emosional mereka, dan menghormati perspektif, permasalahan, atau hak orang lain.
Ciri umum gaya komunikasi asertif, meliputi pengucapan kata yang jelas dan tegas, postur tubuh rileks, menjaga kontak mata dengan baik, dapat mengendalikan emosi, dan memiliki intonasi pengucapan yang tenang.
Lalu, apakah gaya komunikasi asertif merupakan bentuk komunikasi positif?
Tentu saja!
Gaya komunikasi asertif yang diterapkan seseorang dapat membawa suasana positif dan suportif, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan atau hak pribadi, tidak akan menyinggung hak-hak orang lain. Nah, hal ini akan menciptakan interaksi atau komunikasi positif yang saling memahami dan memuaskan semua pihak yang terlibat.
Membangun Komunikasi Positif, Dapat Tingkatkan Performa?
Komunikasi positif merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Adanya reward, afirmasi, dorongan positif, feedback positif, kedermawanan (generosity), dan pengampunan (forgiveness) dalam budaya organisasi, sangatlah diperlukan untuk mencapai kinerja tinggi pada karyawan.
Organisasi yang menerapkan pola komunikasi positif, dapat membiasakan para karyawannya untuk mendukung bahasa afirmatif dalam interaksi sehari-hari.
Komunikasi positif yang dilakukan akan menciptakan perasaan dan suasana positif dalam lingkungan kerja.
Hal ini dapat meningkatkan konektivitas, lalu membentuk modal sosial (social capital), hingga menciptakan sinkronisme antar karyawan.
Dengan kata lain, menciptakan budaya komunikasi positif dalam lingkungan kerja, dapat menciptakan citra diri yang positif sekaligus meningkatkan performa kerja setiap karyawannya, hingga berdampak pula pada kepemimpinan yang positif.
Baca Juga: Employee Engagement, Pentingkah Bagi Kinerja dan Produktivitas Karyawan?
Komunikasi Positif dan Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus memiliki gaya komunikasi yang positif, genuine, otentik, dan tulus.
Dengan komunikasi positif, pemimpin dapat menemukan kekurangan, menunjukkan dan menyebutkan permasalahan, kemudian mengalihkan fokus utama pada penemuan kekuatan, hingga menunjukkan pencapaian dan keberhasilan.
Selain itu, sebagai seorang pemimpin, perlu untuk menyadari kecenderungan gaya atau tipe setiap karyawan, sehingga komunikasi positif yang diterapkan dapat disesuaikan dengan tepat.
Sesuai dengan gaya sosialnya, para karyawan mendeskripsikan karakteristik gaya komunikasi positif pemimpin ideal mereka, yaitu:
- Karyawan dengan tipe driver, akan lebih menyukai gaya komunikasi positif pemimpin yang tulus dan terus terang.
- Karyawan dengan tipe expressive, akan lebih menyukai gaya komunikasi positif pemimpin yang komunikatif, empati, ramah, dan menunjukkan kepercayaan pada karyawan.
- Karyawan dengan tipe amiable, akan lebih menyukai gaya komunikasi positif pemimpin yang dapat diandalkan dan jujur.
- Karyawan dengan tipe analytic, akan lebih menyukai gaya komunikasi positif pemimpin yang terbuka dalam berbagi informasi dan berwawasan luas.
Nah, seorang pemimpin yang dapat menerapkan komunikasi positif yang tepat pada bawahannya akan cenderung berhasil dalam memimpin dan akan membentuk lingkungan yang positif di tempat kerja.
Artikel Terkait: Yuk, Ketahui Gaya Kepemimpinanmu Dengan MSDT!
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat krusial, dimana kita harus memastikan bentuk kata atau kalimat yang ingin kita sampaikan dapat diterima sama persis oleh lawan bicara kita.
Nah, dengan menerapkan komunikasi positif, kita dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada.
Di tempat kerja, penerapan atau budaya komunikasi positif dapat menciptakan konektivitas, membentuk modal sosial (social capital), hingga menciptakan sinkronisme antar karyawan.
Hal ini dapat mengarah pada citra diri yang positif sekaligus meningkatkan performa kerja setiap karyawannya.
Sekian penjelasan singkat mengenai penerapan komunikasi positif dalam lingkungan kerja.
Terima kasih sudah mampir di blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga artikel singkat ini bermanfaat.
Salam sukses, sehat, dan bahagia.
Picture: Freepik