Ceklist : Mengelola Tim Penjualan (Sales Team)

Agus Octa

SALES MANAGEMENT

Salah satu cara agar sebuah bisnis bisa mencapai potensinya secara maksimal adalah dengan memastikan sales team (tim penjualan) memiliki kinerja secara maksimal juga.

Sales team secara umum bekerja pada lingkungan yang penuh dengan tekanan (banyak stressor), mulai dari kondisi lapangan yang kurang bersahabat, sulitnya menemui konsumen / pelanggan, serta harus menghadapi berbagai penolakan dan keluhan dari mereka.

Sebagai seorang pimpinan, wajib untuk mengelola dan memotivasi (sales management & motivation) mereka agar tetap memiliki kinerja yang tinggi.

Berikut adalah poin-point atau ceklist yang harus diperhatikan dalam mengelola sales team atau sales force.

#1 :  Apa Tujuan Pembentukan Sales Team (Objective)

Apa yang kita inginkan dari tim penjualan tersebut atau tujuan (objective) kita membentuk tim penjualan tersebut.

Perhatikan strategi penjualan (sales strategy) kita, untuk menentukan seperti apa tim penjualan yang dibutuhkan dan berapa jumlah dari masing-masing team tersebut.

  • Sales strategy adalah bagian dari rencana perusahaan (business plan dan marketing plan) yang memuat goal dan objective, serta bagaimana mencapainya (strategy).
  • Dalam sales strategy ada cara atau metode untuk mencapai goal / target dan ada siapa (jenis sales team) yang akan mengerjakannya.
  • Jika tujuan kita adalah pemerataan dan visibilitas produk di traditional retailer, maka jenis tim penjualan kanvas dan motoris akan sesuai.
  • Jika tujuan kita adalah pemerataan dan visibilitas produk di modern retailer, maka key account executive (KAE) dan merchandising displayer (MD) akan cocok untuk tugas tersebut.
  • Hitung berapa kebutuhan tim penjualan dengan mengacu ke spesifikasi pekerjaan (jobs specifications / jobs analysis) dan beban kerja (work load analysis) dari setiap jenis team.
  • Perhatikan juga wilayah penjualan (sales territory) yang menjadi tanggung jawab mereka.

Pastikan mereka memiliki kompetensi yang sesuai dengan jenis sales team dan tugas mereka.

  • Jenis tim yang berbeda, tentu membutuhkan kompetensi, terutama ketrampilan penjualan (sales skill), ketrampilan negosiasi (negotiation skill) dan pengetahuan yang berbeda pula.
  • Buat standar kompetensi untuk setiap jenis team penjualan, termasuk minimalnya.
  • Buat standar, pengetahuan tentang produk (product konowledge) dan profile pasar yang wajib dikuasai.
  • Adakan pelatihan dan pengembangan ketarmpilan sales force secara periodik.

Apa atribut utama bagi tenaga penjualan ?, dan pastikan mereka memilikinya.

  • Apa nilai-nilai yang pegang perusahaan, yang digunakan sebagai dasar berbagai aktivitas mereka, pastikan mereka menjalankannya.
  • Motivasi sangat penting, setiap anggota tim penjualan tidak boleh kehilangan motivasi agar tetap efektif dan memiliki semangat juang yang tinggi.

#2 : Rekrutmen Tim Penjualan

Gunakan saluran / channnel yang sesuai untuk mendapatkan sumber daya manusia yang unggul yang cocok untuk menjadi sales force.

  • Kita bisa menggunakan situs / saluran lowongan kerja yang banyak diinternet (Jobstreet, JobsDB,  karir.com, loker.id, dll.)
  • Melalui referensi dari anggota team, sales team yang saat ini aktif dan dapat dipercaya (untuk memberikan referensi).
  • Bisa juga dengan meminta karyawan yang aktif online untuk mempromosikan lowongan tersebut ke jaringan kontak mereka.
  • Pelanggan kadang bisa memberikan rekomendasi (mereka bisa menawarkan ke salesman yang mereka kenal / berkunjung ke mereka).
  • Melalui situs media sosial seperti LinkedIn, Facebook, YouTube, dan Twitter dapat digunakan untuk menandai peluang kerja dan mengarahkan kandidat ke situs web kita, tempat dimana kita memposting lowongan tersebut.
  • Melalui biro jasa perekrutan / penyedia tenaga kerja, atau konsultan pemasaran dan penjualan.

Pilih tim penjualan (salesforce) dengan hati-hati

  • Proses perekrutan biasanya ditangani bersama dengan bagian HRD / Personalia, dimana user akan menangani aspek teknis.
  • Buat standar perekrutan (aspek teknis), seperti :
    • Aspek personality (bareng HDR team),
    • Aspek psikologi (bareng HRD team),
    • Aspek penguasaan area / fields (dibedakan untuk setiap jenis / type sales team, dan untuk setiap level / grade / posisi).
    • Aspek basic skills (untuk level salesman – salesmanship, basic selling skill, basic merchandising).
    • Aspek basic skills (untuk level supervisor – salesmanship (level supervisor), basic selling skill, negotiation skill, visual merchandising skill, coaching / mentoring skill, field technique, dll.)
    • Aspek knowledge & sales presentation (gunakan product knowledge dari tempat terakhir mereka, minta langsung presentasi, sesuaikan dengan level salesman / supervisor).
    • Dan lain-lain.
  • Networking merupakan nilai tambah (plus point) yang cukup tinggi, sesuai levelnya.
    • Baik level salesman maupun supervisor, harus menguasai pareto / key outlet di wilayah yang pernah ditangani (ada perbedaan antara GT dan MT).
    • Wajib memahami dengan baik territorial penjualan (sales terrritory) di wilayah kerjanya.
  • Rencanakan dengan matang sebelum memulai wawancara.
    • Harus ada sesi interview / wawancara, karena sesi ini penting bukan untuk mengetahui knowledge kandidat, tapi juga ada beberapa skill yang bisa terlihat disana, seperti teknik presentasi, teknik komunikasi, dan penguasaan materi / lapangan.
    • Untuk posisi supervisor, harus mampu menjelaskan cara menterjemahkan strategy menjadi teknik praktis, mulai dari breakdown, implementation sampai evaluation.
    • Untuk level leader / supervisor / FLM, harus mampu menguraikan teknik mengelolan tim penjualan yang berada dibawahnya secara lengkap (mis, key account, taking order, canvasser, task force, SMD/MD/SPG, dll.) untuk berbagai jenis outlet.
  • Pastikan manajer tim penjualan (sales manager) memiliki keterampilan yang tepat untuk peran mereka.

Siapkan kontrak kerja / perjanjian kerja yang sesuai dan transparan

  • Kontrak kerja atau perjanjian kerja dibuat sebagai bentuk ikatan hak dan kewajiban anatara perusahaan dan karyawan dalam periode tertentu.
  • Harus ada klausul yang bertujuan untuk membatasi salesman menarik pelanggan, saat terjadi pemutusan hubungan kerja.
  • Sertakan kode etik profesionalismen dalam bekerja dan jelaskan dengan jelas perilaku apa yang tidak dapat diterima, seperti mengeluarkan dokumen penting perusahaan.

#3 Sistem Remunerasi dan Skema Insentif yang Menarik

Buat Sistem remunerasi yang kompetitif.

  • Sistem remunerasi yang kompetitif mampu menarik dan mempertahankan salesman yang memiliki kinerja cemerlang.
  • Tujuan sistem remunerasi adalah untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara gaji tetap / gaji pokok dan insentif / komisi.
  • Untuk perusahaan kecil / baru terbentuk, penggunaan struktur gaji pokok rendah dan komisi atau insentif tinggi lebih sesuai, karena bisa mengendalikan biaya tetap, dan membantu mempercepat perkembangan bisnis perusahaan.
  • Gaji pokok didasarkan pada aktivitas penting non penjualan yang tidak berkorelasi langsung dengan insentif / komisi, seperti membangun hubungan baik dan memberikan pelayanan prima ke pelanggan.
  • Jika sistem remunerasi menawarkan paket pendapatan yang terkait dengan kinerja yang signifikan, yakinkan ke calon tenaga penjualan bahwa perusahaan sedang menawarkan peluang penjualan yang baik (dan memang ini sangat baik).
  • Perjelas apa saja fasilita yang bisa didapatkan staf penjualan yang bisa mendukung operasional mereka, serta meningkatkan kenyamana mereka dalam bekerja, seperti fasilitas COP, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, dan lain-lain.

Buat skema insentif yang relevan dengan tujuan atau strategi yang sedang dijalankan

  • Sebaiknya membuat minimal dua jenis insentif, yang pertama mengacu ke hasil kinerja secara keseluruhan, misal pencapaian penjualan.
  • Yang lain mengacu ke hal lain baik yang bersifat mendukung ke total penjualan atau merupakan proyek terpisah yang berdiri sendiri, seperti produk fokus, produk baru, pengembangan pelanggan, dan lain-lain.
  • Insentif bisa dbuat menjadi satu atau terpisah berdiri sendiri-sendiri, termasuk periode dari insetnif tersebut, seperti insentif reguler akan diberikan tiap bulan / siklus (cycle) sedangkan insentif yang lain ada yang juga tiap bulan, ada juga yang tiga bulan sekali (quaterly) atau mengiluti periode project tersebut.

Struktur  insentif harus menarik dan memberikan tantangan tantangan untuk mencapainya

  • Hitung dengan baik, berapa nilai yang pantas (nilai insentif) untuk setiap aktivitas.
    • Besar kecilnya sebuah proyek atau tingkat kesulitan untuk menuntaskan sebuah proyek, harus dikaitkan dengan nilai dari insentif tersebut.
  • Insentif harus memiliki range, sehingga dimata sales team hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil untuk bisa dicapai, tetapi usaha yang lebih keras dan produktivitas yang lebih tinggi akan berdampak pada pendapatan insentif yang lebih besar.
  • Skema insentif harus selalu dievaluasi setiap periode, ingat insentif adalah sebuah alat dengan sebuah tujuan, jadi lakukan komparasi dan analisa apakah insentif tersebut mendekatkan kita ke tujuan tersebut atau tidak.

#4 : Pelatihan dan Pengembangan Kemampuan Sales Force

Berikan induction program ke salesman baru / team baru, untuk memahami lingkungan kerja mereka

  • Program induksi harus jelas, buatkan daftar atau jadwal induksi lengkap dengan materi dan tujuan atau target dari materi tersebut.
  • Berikan informasi tentang lingkungan kerja atau budaya kerja di perusahaan tersebut secara umum dan departemen atau divisi sales marketing secara khusus.
  • Jelaskan sesuai level dan type dari sales force tersebut, mengenai product knowledge dan  profile pasar yang harus mereka pahami dengan jelas.
  • Berikan pengarahan tentang strategi dan kebijakan penjualan perusahaan, pastikan mereka memahami syarat dan ketentuan penjualan perusahaan tersebut, termasuk SOP yang berhubungan dengan aktivitas mereka.
  • Jelaskan juga beberapa hal lainnya yang relevanseperti, kebijakan jam kerj, seragam, biaya perjalanan dinae / operational DK / LK, biaya jamuan tamu, dan lain-lain.

Lakukan monitoring terhadap perkembangan salesman baru tersebut, terutama untuk aspek yang berhubungan dengan pelanggan.

  • Berikan bimbingan dan pelatihan mengenaii bagaimana berkomunikasi / berhubungan dengan konsumen dan pelanggan sesuai budaya perusahaan.
  • Berikan pelatihan, bagaiman mereka harus menangani komplain / keluhan pelanggan, terutama aspek bagaimana harus mendengarkan mereka, kemudian membawa pembicaraan ke hal-hal yang diinginkan salesman / kebijakan perusahaan, karena hal ini tidak mudah.
  • Selling skill, terutama aspek negoisasi dan membangun hubungan baik dengan pelanggan harus dalam bentuk praktek nyata, lakukan pelatihan dan monitoring implementasinya.

Berikan mentoring, coaching atau training secara individu, guna meningkatkan keahlian mereka secara spesifik dan untuk membangun rasa percaya disi mereka.

  • Dampingi sales people / tenaga penjualan dalam beberapa aktivitas kunci mereka, kita dapat mengamati mereka dalam mengambil keputusan dan tindakan, kemudian berikan umpan balik atas keputusan dan tindakan tersebut.
  • Salesman baru harus mendapatkan perhatian ekstra dalam sales briefing (morning session dan evening session) hal ini penting untuk mengetahui bagaimana sales process dan untuk meningkatkan motivasi mereka.
  • Lakukan joint visit, dan berikan bimbingan secara individu bagaimana cara mengatasi masalah, membangun kekuatan, dan memberikan peluang untuk pengembangan.

Lakukan penilaian kinerja secara khusus (mingguan, bulanan, triwulan) agar jika ada kesalahan bisa segera diperbaiki.

  • Lakukan appraisal mingguan untuk bulan pertama, diikuti bulanan sampai dengan bulan ketiga dan berikutnya lakukan secara triwulan sampai satu tahun, berikutnya mengikuti standar yang berlaku.
  • Ajarkan agar selalu memiliki midset yang positif dan  fokus pada peluang agar dapat meningkatkan kinerja mereka.
  • Berikan perhatian khusus pada area di mana karyawan mungkin merasa sulit atau belum memahami bagaimana mengerjakannya dan apa tujuannya dari aktivitas tersebut.
  • Ketika salesman belum bisa memberikan performa secara optimal, lakukan diskusi internal  dengan yang bersangkutan, apakah under performance tersebut adalah kesalahan mereka sendiri atau ada masalah dengan beberapa aspek strategi penjualan atau dukungan penjualan yang kurang.

#5 : Sales Team Objective (Tujuan Tim Penjualan)

Ajak sales team saat melakukan breakdown (top down) dan penetapan sales target (bootom up) yang didasarkan pada goal perusahaan.

  • Saat melakukan breakdown target penjualan, akan lebih jika dilakukan bersama-sama dengan berbagai dasar.
  • Penjelasan diawal / saat penetapan target penjualan, akan sangat penting untuk memastikan pemahaman dan tanggungjawab sales team.
  • Harus disadari, mayoritas salesman sering kali tertarik untuk fokus pada pelanggan yang memberi mereka keuntungan jangka pendek, penjualan jangka pendek.
  • Target penjualan harus didasarkan berbagai aspek seperti :
    • Potensi pasar / potensi area
    • Historical data rerata penjualan 3 bulan terakhir, 6 bulan terakhir dan 12 bulan terakhir
    • Perhatikan sales growth dan faktor utama yang memiliki kontribusi terhadap growth tersebut (growth factor).
    • Program yang berhubungan dengan sales promotion dan program pendukung yang lain (iklan dan berbagai campaign).
    • Program atau project yang akan dijalankan, seperti peluncuran produk baru, peremajaan produk, pembukaan area / wilayah baru, pembukaan saluran distribusi pemasaran baru, dan lain-lain.
    • Dan aspek yang lain.
  • Ibarat buah, Target penjualan adalah buah yang bisa diraih dengan cara melompat atau minimal berjinjit, jadi bukan sesuatu yang mustahil, tetapi sesuatu yang niscaya dengan beberapa usaha yang lebih.
  • Ketika target tidak dapat dicapai oleh mayoritas team, secara beruntun, harus dilakukan evaluasi.
  • Ketika target tercapai dengan mudah, juga harus segera dilakukan evaluasi (berhubungan dengan potensi area, aktivitas kompetitor, value migration, dll.).

Pastikan sales team memahmai indikator kinerja utama (key performance indicators – KPI)

  • Lakukan penetapan KPI dengan tepat, dengan membuat metriks yang sesuai dengan tujuan atau sasaran strategis perusahaan / departemen.
  • Ada dua aspek utama yang diukur KPI, yaitu :
    • Aspek result, atau hasil akhir dari sebuah sasaran strategis.
    • Aspek kompetensi, kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tugas.
  • Dalam menyusun KPI penjualan, harus disesuaikan dengan tugas / jobs desc dan level yang bersangkutan.
  • Penjualan adalah sebuah proses, dan setiap proses memiliki beberapa aspek/ faktor yang digerakkan yang masing-masing memiliki kontribusi terhadap hasil yang dicapai, itulah sebabnya, masing-masing aspek/ faktor dalam setiap proses harus diukur.
    • Sales call / kunjungan penjualan merupakan salah aspek / faktor yang membentuk terciptanya penjualan, jadi sales call harus diukur dan dibandingkan dengan target.
    • Effective call / kunjungan yang efektif juga salah satu faktor penentu keberhasilan penjualan yang juga harus diukur efektivitasnya.

Lakukan monitoring kinerja sales team, dan lakukan pembinaan atau evaluasi secara periodik baik secara team maupun personal.

  • Monitoring harus dilakukan secara terus menerus mulai dari harian, mingguan, bulanan, kwartal dan tahunan memalui berbagai laporan (daily reports, monthly reports, quarterly report, yearly report) dan indikator kinerja utama (key performance indicators – KPI).
  • Penilaian harus fokus pada aktivitas penjualan yang meningkatkan profitabilitas, bukan hanya  volume penjualan.
  • Selalu ada sesi pembinaan secara team dan secara personal untuk setiap proses dan hasil yang capai.
    • Jika berhasil, cari key factor yang menyebabkan keberhasilan tersebut.
    • Jika kurang berhasil, cari tahu apakah semua strategy, teknik dan prosedur sudah dikerjakan dengan benar?, bagaimana dengan pasar / lapangan, apakah ada perubahan (aktivitas kompetitor, regulasi, konsumen)?
  • Untuk alasan tertentu, beberapa salesman yang belum berhasil harus mendapatkan perhatian khusus (monitoring dan coaching), jika perlu lakukan pendampingan.

#6 : Mengorganisir Sales Team

Buat perencanaan sales activities berdasarkan strategi penjualan yang sudah dibuat (sales strategy bagian dari marketing plan).

  • Semua aktivitas sales team harus dibuatkan perencanaan, dimana perencanaan ini didasarkan pada berbagai strategi penjualan global yang sudah direncanakan seperti dalam marketing plan.
  • Perencanaan akan meliputi bagaimana menangani berbagai jenis akun / outlet / pelanggan tersebut.
    • Akun / pelanggan / outlet yang berbeda membutuhan treatment yang berbeda termasuk jenis sales team yang menanganinya juga berbeda.
    • Key account / key outlet harus ditangani oleh key account executive yang memang dipersiapkan dengan berbagai skill dan knowledge khusus yang berhubungan dengan key account / key outlet.
    • Existing customer akan cocok ditangani oleh taking order (TO) sales team, dan non existing customer akan lebih baik kalau dilayani oleh canvasser.
    • Dan seterusnya
  • Setiap kategori produk memerlukan penanganan yang unik, sesuai dengan karakter produk tersebut, termasuk tipe pelanggan, atau wilayah penjualan yang berbeda, seringkali membutuhkan tretament yang berbeda pula.

Alokasikan tanggung jawab untuk berbagai jenis akun, produk, atau wilayah geografis.

  • Minimalkan jumlah sales force yang menangani setiap jenis account.
  • Maksimalkan waktu produktif sales team dengan menggunakan sales support dan customer service staff.
  • Berikan tantangan baru kepada sales people dengan kinerja terbaik.
  • Satu akun / outlet / customer, bisa ditanggani oleh lebih dari satu tenaga penjualan, yang berasal  dari divisi / sub-dept yang berbeda pula.
  • Harus dibuatkan aturan yang jelas, siapa saja yang harus menangani setiap jenis pelanggan, aspek apa yang mereka tangani, dan bagaimana mereka saling beriteraksi / berkomunikasi agar kunjungan penjualan mereka menjadi sangat efektif.

Tetapkan aturan dasar yang jelas untuk tingkat tanggung jawab dan kebebasan yang dimiliki sales team.

  • Setiap sales team bisa wajib mengikuti call plan yang sudah dibuat dan disetujui manajemen, tetapi call plan tidak diperlakukan sebagai kacamata kuda, (salesman bisa saja melakukan kunjunagan penjualan diluar call plan tersebut).
  • Pasar selalu dinamis, sales team berhak mengajukan perubahan call plan, atau melakukan kunjungan diluar call plan, tetapi harus bisa dipertanggungjawabkan.  
  • Setiap sales team memiliki anggaran untuk melakukan perjalanan dinas mereka yang disesuaikan dengan wilayah, jenis sales team dan posisi sales team / level mereka.
  • Setiap jenis sales team memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan pembagian wilayah penjualan (sales territory management), baik secara luas wilayah (coverage) maupun jenis saluran pemasaran (outlet).
  • Setiap sales team memiliki wewenang menggunakan variasi harga / diskon penjualan yang disesuaikan dengan aturan / kebijakan perusahaan, seperti quantity discount, discount by function, cash discount, on time payment, dan lain-lain.

Kelola bagaimana proses komunikasi akan berlangsung.

  • Setiap sales team harus membuat laporan penjualan dan laporan aktivitas lainnya sesuai periode yang sudah diatur manajemen (laporan aktivitas harian / laporan penjualan harian, lap mingguan, bulanan dan sebagainya).
  • Secara periodik akan diadakan meeting baik formal (weekly / monthly meeting – sales performance review), maupun informal (morning / evening session).
  • Setiap sales team akan terhubung melalui messenger group yang dibuat per area dan per divisi atau dengan aturan yang lain.

#7 : Gunakan Sales Tools yang Tepat

Perusahaan harus menyediakan berbagai sales tools yang sesuai.

  • Perusahaan harus menyediakan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan sales team dalam operasional mereka, seperti :
    • Daftar pelanggan (Customer Record Card – CRC, KPL, Call Plan, SPHI,dll.)
    • ATK, (nota penjualan, surat pesanan langanan, nota retur / pengajuan retur, alat tulis, kalkulator, dll.)
    • Media promosi (brosur, mini displayer, spanduk / banner, dll.)
    • Sales Scrip untuk berbagai kondisi (biasanya berbentuk card yang mudah dipelajari salesman).
    • Product knowledge (hanya untuk sales team, dan yang bisa ditinggal untuk pelanggan).
    • Dan lain-lain
  • Setiap jenis sales team membutuhkan sales tools yang berbeda-beda, karena memang aktivitas dasar mereka berbeda.
    • KAE membutuhakan sales tools yang berhubungan dengan space management, seperti planogram, price list untuk key account, dll.
    • Sales force yang menangani retailer GT membutuhkan sales tools yang berhubungan dengan berbagai aktivitas penjualan di Ret-GT, seperti price list untuk Ret- GT, mini displayer, product hanger, dll.
  • Perusahaan juga harus melengkapi sales force dengan berbagai alat / media promosi seperti :
    • Soft blind, brosur, sticker, dll., banyak digunakan oleh sales team yang menangani retailer tradisional atau general MM.
    • Perlengkapan visual merchandising seperti flag chain, wobbler, price tag, dll., banyak digunakan sales team (yang dibantu SMD / MD/SPG) yang menangani modern outlet.

Sediakan berbagai peralatan pendukung operational lainnya.

  • Smartphone  saat ini merupakan perlengkapan standar untuk salesforce, karena banyak komuniasi dan informasi yang bisa dilakukan dengan media tersebut.
  • Laptop atau netbook juga sudah menjadi kebutuhan pokok salesforce, untuk menunjang operasioanl dan membantu membuat berbagai analisa / laporan mereka.

Gunakan perangkat lunak yang berbasis teknologi saat ini untuk meningkatkan kinerja sales team

  • Gunakan sales & distribution system (sales force automation, distribution management system, customer management, dll.)
  • Pastikan semua sales force bisa menggunakan dan memanfaatkan aplikasi tersebut untuk menunjang operasional mereka.

#8 : Memotivasi Sales Team

Motivasi dan dukungan sales team adalah salah satu faktor kunci dalam mencapai tujuan penjualan dan tujuan perusahaan.

Beri sales team support yang mereka butuhkan

  • Ada banyak bentuk dukungan yang bisa meningkatkan motivasi bekerja sales team, selain insentif, yaitu bentuk perhatian perusahaan dan manajemen.
  • Setiap melakukan sales meeting, sales briefing, coanching, dll., jenis pertemuan selalu sisipkan bentuk-bentuk motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
    • Bentuk langsung, motivasi yang diberikan langsung oleh leader pada saat pertemuan.
    • Bentuk tidak langsung, dengan memutarkan berbagai film motivasi, atau slide-slide motivasi dari para motivator terkenal, dll.
  • Mengadakan pembinaan / coaching baik secara personal maupun berkelompok.
  • Melakukan pengamatan sales team mengenai semangat dan motivasi kerja mereka.
  • Manfaatkan setiap kesempatan untuk memuji, memberi selamat, dan memotivasi sales team atas prestasi mereka meskipun itu hal-hal yang kecil.

Membangun tim yang kuat

  • Buat tabel liga tim dan pencapaian individu, misalnya; identifikasi wilayah atau pelanggan di mana penjualan sangat berhasil dan berikan penghargaan kepada semua yang terlibat dalam kesuksesan tersebut, termasuk karyawan pendukung (admin, gudang, delivery, layanan pelanggan / customer service, dll.)..
  • Buatkan acara sosial atau gathering yang dapat diisi berbagai permainan kreatif dan yang menciptakan relaksasi sales team.

Demikian beberapa paparan / check list yang dapat kita gunakan untuk mengelola sales team (tim penjualan) di perusahaan kita.

Masih banyak yang belum termuat, diartikel berikutnya kita coba untuk melengkapi dan mengatur ulang agar tidak overlapping.

Jika Anda memiliki pendapat yang berbeda atau saran, silahkan untuk dibagikan di kolom komentar dibawah ini.

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog Distribusi Pemasaran dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat.

Salam Sukses Sehat dan Bahagia

Picture :