5 Strategi Pemasaran Dasar yang Wajib Dicermati

Agus Octa

STRATEGI PEMASARAN

Begitu banyak produk yang berada di pasaran, selain produk yang sudah ada, tiap saat ada saja produk baru yang masuk meramaikan pasar yang sudah sesak ini.

Selain banyak produk baru bermunculan ke pasar, banyak juga produk yang gagal dipasaran. Banyak produk yang booming sesaat, kemudian hilang ditelan kerumunan pasar.

Dan dari sekian banyak produk, hanya sedikit yang mampu bertahan sampai beberapa dekade, lainnya hilang tenggelam di tengah kerumunan pasar.

Selain kualitas dan fungsi dasar, produk harus juga bisa memberi emotional value bagi konsumennya, dimana kadang hal ini jauh lebih penting daripada functional valuenya. Tapi bukan berarti produk boleh melupakan functional valuenya.

Jika ternyata produk kita tidak bergerak cepat seperti yang kita harapkan, ada baiknya kita cermati lagi 5 strategi pemasaran dasar  ini.

Strategy # 1 : SEGMENTASI

Kesuksesan sebuah produk, diawali dengan keamampuan marketer untuk membaca dan memetakan pasar serta melakukan identifikasi segmen pasar dengan benar.

Kesalahan dalam segmentasi, akan mengakibatkan strategi berikutnya juga salah, karena segmentasi adalah dasar dari strategi pemasaran sebuah produk.

Hal ini sering terjadi pada beberapa jenis produk, terutama pada produk fashion, house hold, telpon seluler  dan lain-lain. Kesalahan identifikasi terjadi karena pola pasar sudah berubah, terjadi value migration.

Di fashion misalnya, saat ini sudah terjadi ledakan busana muslim, mereka yang dulunya tidak berbusana muslim, saat ini banyak yang beralih ke trend busana ini. termasuk busana formal untuk ke kantor, yang dulunya di dominasi dengan blazer plus span.

Di produk telpon seluler juga demikian, dulu handphone hanya berfungsi untuk membuat percakapan dan berkirim pesan pendek / sms.

Kemudian berkembang fungsinya, handphone bisa untuk mengambil gambar, yang berikutnya disempurnakan dengan kemampuan kamera yang mendekati SLR.

Terus sekarang handphone sudah berubah menjadi smartphone, dengan kemampuan mirip komputer, bahkan memiliki kemampuan multi media.

Nah, bagaimana pemasar melakukan identifikasi segment yang berubah tersebut. Dulu handphone hanya untuk segment profesional dan eksekutif, kemudian merambah ke hampir semua orang.

Tentu peta segmentasinya sudah harus berubah.

Bagaimana dengan bisnis yang lain ?, sama. Beberapa mengalami pergeseran yang harus dicermati para pelaku pasar.

Strategi # 2 : TARGETING

Ada banyak pemasar beranggapan bahwa segmentasi itu satu paket dengan targeting. Padahal keduannya berbeda, dan memang harus dipisahkan.

Jika segmentasi lebih sebagai strategi untuk memetakan pelanggan yang ingin dibidik, maka targeting adalah sasaran yang oleh pemasar hendak dibidik lebih spesifik lagi.

Karena dalam setiap segment pasar ada beberapa kelas, atau kecenderungan, perilaku dan gaya hidup yang berbeda-beda.

Konsep targeting sebenarnya adalah konsep karena keinginan pemasar untuk bisa melayani konsumennya secara personal, atau karena memang konsumen sudah memiliki keinginan yang bersifat personal.

Itulah sebabnya dalam targeting, diupayakan produk sedemikian dekat dengan personality konsumen, seakan-akan produk tersebut benar-benar mewakili jiwa sang konsumen.

Strategi # 3 : POSITIONING

Jika pada dua strategi sebelumnya berkisar kepada memilih segmen dan target, maka pada positioning ini lebih kepada citra, persepsi dan kesan produk yang ditanamkan ke benak konsumen tertarget tersebut oleh pemasar.

Bagaimana konsumen mempersepsi suatu produk, tentu akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana konsumen akan bersikap terhadap produk, yang tentu berhubungan dengan keberlangsungan produk itu sendiri.

Dengan demikian menciptakan positioning yang tepat dari suatu produk dengan merek tertentu yang mampu memberi asosiasi yang positif,adalah sebuah keharusan.

Positioning ini akan menuntun para marketer dalam menyusun strategi bagaimana nanti merek produk tersebut akan dibangun.

Positioning strategy adalah strategi dasar dari berbagai strategi promosi dan strategi komunikasi pemasaran akan disusun, termasuk membuat kesan dan menunjukan kepada konsumen bahwa merek produk tersebut berbeda.

Kegagalan sebuah produk biasanya dimulai dari segmentasi dan targeting yang salah. Namun sering juga terjadi, pemilihan pasar sasaran sudah tepat, tetapi terjadi kesalahan dalam strategi positioning.

Kesalahan dalam strategi positioning biasanya adalah terlalu banyaknya atribut-atribut yang dipilih, sehingga merek produk tidak memiliki keunggulan dan keunikan yang menjadi alasan konsumen untuk memilih.

Sebagai contoh adalah aqua, yang sebenarnya adalah sebuah air minum yang bersifat generik. Karena semua AMDK memiliki sifat dan standar yang sama.

Tapi aqua dengan cerdik mampu mengkomunikasikan sebagai air yang sehat yang diproses dengan sekian tahapan, menggunakan mesin yang modern dan hygienis. Sehingga aqua diklaim sebagi air minum dalam kemasan yang sehat dan menyehatkan.

Alhasil Aqua mampu keluaran dari kerumunan sehingga dipersepsi berbeda oleh konsumen.

Strategi # 4 : PRICING

Ada banyak cara dalam menetukan harga / pricing strategy, yang paling umum adalah harga dikaitkan dengan cost secara langsung. Padahal didalam marketing menentukan harga, tidak terkait langsung dengan cost yang terjadi.

Harga suatu produk memang harus masuk akal dalam pengertian, tidak lucu kalau harga yang dibuat dibawah dari total cost yang terjadi.

Tetapi harga juga mencerminkan perceived value, nilai yang dipersepsi oleh konsumen, yaitu nilai yang bisa diterima oleh konsumen.

Adalah tugas kita selaku pemasar untuk mencari tahu, ceiling price dan floor price dari suatu produk. Artinya sebuah produk akan dipersepsi mahal jika harga tersebut melebihi ceiling price-nya.

Dan dikatakan terlalu murah, saat harga berada dibawah floor price, dimana seringkali floor price ini identik dengan serangkain cost yang membentuk harga pokok sebuah produk.

Untuk dapat menentukan atau mengetahui berapa ceiling price / harga yang konsumen bersedia bayar, maka marketer harus membuat produk tersebut memiliki value yang lebih.

Value sebuah produk dibangun dengan berbagai cara, seperti kemasan yang menarik, komunikasi untuk mendeliver benefit produk ke konsumen, promosi dan lainnya yang mampu menarik sisi emosi konsumen.

Kesalahan yang sering terjadi dari seorang marketer adalah jika menetukan harga, murni dengan menghitung biaya yang ditimbulkan oleh produk tersebut, seperti biaya produksi, biaya distribusi, biaya promosi dan seterusnya.

Strategy # 5 : DISTRIBUSI

Sebuah produk hanya akan berguna jika produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen,dan konsumen bisa memanfaatkan benefit dari produk tersebut, baik secara functional maupun emotional.

Distribusi dikatakan baik, jika produk bisa sampai ke tangan konsumen. Dan untuk sampai ke tangan konsumen, produk harus berada di tempat yang konsumen bisa capai atau konsumen bisa mendapatkannya pada waktu yang tepat.

Jadi saat konsumen membutuhkan produk tersebut, produk tersebut ada dan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.

Kita sering kali melihat, banyak konsumen mengalami kekecewaan karena produk yang dicari tidak mereka temukan di tempat yang memang mereka biasa dan bisa mencapai / mencarinya.

Dalam proses distribusi, ada beberapa hal yang menjadi penting, yaitu titik penjualan haruslah merupakan tempat dimana target konsumen biasa dan bisa mendapatkannya.

Kesalahan dalam identifikasi channel of distribution, akan mengakibatkan produk salah saluran yang pada akhirnya salah titik penjualan atau salah outlet, baik secara horisontal maupun vertikal.

Itulah sebabnya, sangat perlu untuk membedakan produk sesuai channel distribusinya, misal packaging produk berdasar konsumen sasaran, seperti, kemasan sachet untuk retail, dan kemasan box untuk modern trade.

Kemudian waktu, ya waktu, kita sering mendapatkan produk kosong / Out of Stock di titik penjualan  atau di outlet, yang tentu ini merupakan kesalahan yang bisa menimbulkan efek berantai, yaitu konsumen yang tidak mendapatkan produk kita, bisa jadi akan beralih ke produk yang lain.

Dan jika ini berlangsung beberapa kali, maka bisa jadi konsumen tersebut akan berpindah ke merek produk kompetitor. Konsumen hilang / Lost customer.

Artinya memilih distributor yang benar sangatlah penting, distributor yang benar secara marketing adalah distributor yang memiliki outlet / customerbase/ registered outlet yang merata di semua area yang dicover.

Customer base / RO tersebut harus lah in line atau sejalan dengan produk kita, baik itu di general trade, seperti grosir inti, grosir, retailer, bahkan retailer yang didalam pasar dan di gang-gang kecil.

Dan jika produk kita harus masuk di modern trade, maka distributor tersebut haruslah juga mengcover outlet MT tersebut, seperti  Mini market, Supermarket / Deptstore, Apotik /Toko Obat dan lain-lain outlet khusus, seperti baby shop, koperasi, institusi dan lai-lain.

Dan tentunya distributor harus punya team salesforce dan team delivery yang mampu meng-cover area tersebut sesuai jadwal yang sudah ditentukan (sales call plan).

Demikian 5 hal yang harus kita perhatikan dalam memasarkan sebuah produk agar produk sukses dipasaran, semoga uraian diatas bisa membantu, terima kasih.

Salam sukses, sehat dan bahagia