Distribution Center – Pusat Distribusi
Gudang secara umum, memiliki konsep yang sederhana, sebuah bangunan besar dan luas untuk menyimpan sejumlah besar produk, barang, atau berbagai jenis persediaan.
Pada perkembangannya, agar bisnis dapat tumbuh dan bersaing dengan merek lain yang menjual barang serupa, kita membutuhkan lebih dari sekadar penyimpanan persediaan atau gudang secara klasik tersebut.
Kita membutuhakan berbagai keahlian dan teknologi untuk membantu merampingkan proses dalam rantai pasokan (supply chain) bisnis kita.
Akibatnya, saat ini ada banyak bisnis yang menggunakan konsep pusat distribusi atau distribution center untuk menggantikan pergudangan tradisional mereka.
Bahkan beberapa perusahaan lebih mengandalkan pusat distribusi yang menyediakan layanan logistik yang memiliki berbagai nilai tambah untuk memenuhi permintaan pelanggan mereka, dibandingkan menggunakan gudang mereka sendiri.
Distribution center atau pusat distribusi menawarkan infrastruktur dan teknologi pemenuhan yang membantu perusahaan perdagangan seperti toko online dan ritel offline untuk pengiriman barang ke konsumen mereka dengan lebih cepat dan akurat.
Artikel ini akan membahas mengenai perbedaan dasar antara Pusat Distribusi (Distribution Center) dengan Gudang Tradisional, yang seringkali masih rancu, dimana keduanya seringkali dianggap sama persis, berbeda di ukurannya saja.
Apa yang Dimaksud Pusat Distribusi atau Distribution Center ?
Dalam rantai pasokan atau supply chain model lama, perusahaan akan meningkatkan kuantitias setiap produk atau barang di semua titik setiap saat.
Hal ini disebabkan kurangnya arus informasi mengenai jenis dan jumlah barang yang dibutuhakan untuk setiap titik persediaan (stock point) atau titik penjualan (sales point).
Akibatnya bisa ditebak, perusahaan harus menyediakan gudang dengan skala yang besar dan luas agar mampu menampung produk atau barang tersebut.
Selain itu barang tersebut akan berada dalam gudang dalam waktu yang cukup lama, bahkan jika perhitungan mereka meleset, barang akan rusak dalam gudang, sebelum berpindah tangan ke konsumen mereka.
Kondisi inilah yang melatar belakangi munculnya konsep Distribution Center atau Pusat Distribusi.
Gudang tradisional harus melakukan perubahan menjadi pusat distribusi, dengan manajemen dan teknologi terbaru, sehingga mmapu memiliki layanan tambahan selain sebagai tempat menyimpan barang, seperti :
- Pencampuran atau pengkombinasian barang (in-transit mixing)
- Pemenuhan pesanan (order fulfillment),
- Cross docking operation,
- Pengemasan (packing),
- Tempat perakitan ringan (assembling atau light manufacturer)
- dan lain sebagainya.
Jadi apa yang dimaksud dengan pusat distribusi atau distribution center tersebut ?
Pusat distribusi adalah gudang yang memiliki fungsi lebih dari sekedar penyimpanan barang, gudang yang mampu memberikan layanan strategis mulai dari penerimaan barang, pencampuran, pengemasan dan perakitan serta pemenuhan order dari eksternal, serta proses yang begitu cepat antara penerimaan dan pengiriman barang, dengan memanfaatkan teknologi dan manajemen modern.
Perbedaan Gudang dan Pusat Distribusi
Secara umum orang awam akan menganggap “distribution center – DC –“ atau “pusat distribusi” adalah “gudang” dalam artian sama persis, hanya memiliki volume yang lebih besar.
Ada benarnya, tapi masih kurang tepat, karena ada bayak layanan tambahan yang dimiliki pusat distribusi dan tidak ada di gudang tradisional.
Pada intinya, gudang tradisional hanya menyimpan persediaan atau barang yang biasanya untuk jangka lama, sedangkan pusat distribusi adalah fasilitas yang menyimpan persediaan atau barang secara singkat hingga pesanan terpenuhi dan kemudian dikirim ke tujuan berikutnya atau tujuan akhir dengan kondisi sesuai pesanan.
Berikut adalah penjelasan lebih dalam tentang perbedaan utama antara pusat distribusi dan gudang tradisional :
#1 : Manajemen Penyimpanan (Storage Management)
Gudang tadisional menawarkan penyimpanan barang persediaan atau produk.
Ketika kita memikirkan gudang tradisional, kita akan memikirkan sebuah bangunan industri yang besar yang didalamnya penuh dengan rak-rak persediaan.
Beberapa pengecer akan memiliki atau menyewa gudang untuk menyimpan persediaan mereka disana.
Atau bisa juga dengan memanfaatkan ruang yang bisa digunakan bersama-sama yang memungkinkan beberapa bisnis atau perusahaan menyimpan persediaan mereka disana dan hanya menggunakan ruang yang mereka butuhkan.
Sedangkan distribution center atau pusat distribusi jauh lebih baik dari sekedar ruang penyimpanan persediaan.
Pusat distribusi biasanya dioperasikan oleh perusahaan logistik pihak ketiga (3PL – third party logistics) yang menawarkan solusi pergudangan, pencampuran produk, cross-docking, kemampuan pemenuhan pesanan, pengemasan dan lain-lain.
Sementara barang atau produk yang disimpan di pusat distribusi umumnya tidak lama, hal ini akan merampingkan proses pemenuhan pesanan dan pengiriman pesanan ke pelanggan lebih efisien.
Jadi pada dasarnya kecepatan aliran melalui distribution center jauh lebih tinggi dibandingkan kecepatan aliran melalui gudang tradisional.
#2 : Proses Distribution Center Berpusat pada Pelanggan (Customer Centric)
Gudang traadisional hanya menyediakan ruang penyimpanan saja dan tidak menawarkan layanan yang memiliki nilai tambah bagi pelanggan.
Jadi sama persis seperti temapat penyimpanan di rumah, dan kita membayar untuk ruang yang kita butuhkan, itu saja.
Pada distribution center memberikan lebih dari sekedar layanan penyimpanan yang dapat membantu bisnis e-commerce mengoptimalkan rantai pasokan mereka.
Pusata distribusi menawarkan layanan dan keahlian dalam inbound dan outbound logistic, mulai dari penerimaan persediaan hingga pengiriman pesanan langsung ke konsumen (shipping order directly to consummers).
Hal ini tentu memberikan pendekatan yang lebih berpusat pada pelanggan (customer centric), karena DC menjadi jembatan dari supplier ke consumer atau customer.
Ingat fungsi utama gudang tradisional adalah sebagai tempat penyimpanan persediaan barang , sedangkan fungsi utama pusat distribusi adalah untuk memenuhi permintaan konsumen.
Jadi pesanan dari ritel tidak dikirim dari gudang utama, melainkan dari gudang pusat distribusi (gudang DC).
Pusat distribusi yang dioperasikan oleh 3PL dapat memberikan dukungan khusus kepada pelanggan dengan infrastruktur yang lengkap, teknologi, sumber daya, dan praktik terbaik untuk menghemat biaya logistik dan waktu dengan menangani berbagai tugas logistik yang banyak memakan waktu tersebut.
#3 : Alur Kerja Pengiriman (Shipping Workflows)
Secara umum, gudang tardisional tidak menawarkan layanan pengiriman yang solutif yang bisa mengirimkan setiap pesanan ke masing-masing pelanggan atau pengecer tersebut.
Mereka hanya mengirim frangko gudang tujuan, dan untuk mengeluarkan persediaan dari gudang tersebut,kita mungkin perlu mengatur pengiriman lagi.
Tidak demikian dengan DC, karena distribution center umumnya i bermitra dengan operator pengiriman utama yang mengambil pesanan setiap hari, sehingga pesanan dapat dikirim sesegera mungkin ke masing-masing tujuan.
Third party logistic -3PL yang didukung teknologi modern akan menyederhanakan proses pengiriman untuk mengurangi biaya pengiriman dan mempercepat pengiriman hingga titik terjauh.
Mereka menawarkan integrasi langsung dengan platform ecommerce untuk mengirim pesanan secara otomatis ke pusat distribusi terdekat.
Koneksi ini memungkinkan setiap pesanan pelanggan dikirim secara otomatis ke pusat pemenuhan (fulfillment center) untuk diambil, dikemas, dan dikirim (picked, packed, shipped out).
Pusat distribusi juga memungkinkan waktu pengiriman yang lebih cepat dengan menganalisis rute pengiriman yang paling optimal dan memenuhi pesanan dari lokasi yang paling efisien.
Setelah barang dikirim, info pelacakan pesanan (tracking info) dikirim kembali ke toko ecommerce dan dibagikan dengan pelanggan.
#4 : Proses Internal (Inhouse Processes)
Secara umum gudang tradisional hanya dirancang untuk menyimpan barang, sehingga tidak memiliki proses internal yang rumit.
Artinya mereka tidak menawarkan cara untuk membantu kita menghemat biaya penyimpanan atau menemukan cara lain untuk mengoptimalkan rantai pasokan ritel kita dengan menerapkan otomatisasi dan teknologi.
Kenyataannya, gudang tradisional tidak banyak membutuhkan bagian teknologi dan hanya perlu menagih berdasarkan seberapa banyak ruang yang kita gunakan.
Sementara pusat distribusi fokus pada efisiensi, akurasi dan kecepatan pesanan dengan menerapkan praktik dan teknologi terbaik, dan banyak data pemenuhan agregat untuk terus mencari cara terbaik untuk bisa meningkatkan seluruh proses pemenuhan ecommerce.
Manajemen dan teknologi adalah kuncinya di sini, karena banyak third party logistic – 3PL yang mengoperasikan pusat distribusi dengan menawarkan integrasi langsung dengan platform ecommerce yang terhubung dengan sistem manajemen gudang (WMS – warehouse management system) mereka untuk secara otomatis mengirim pesanan ke pusat distribusi terdekat untuk diambil, dikemas, dan dikirim.
Dengan menghubungkan ritel online maupun offline kita ke teknologi third-party logistic – 3PL, pesanan secara otomatis dikirim ke pusat distribusi terdekat dimana persediaan disimpan.
Dari sana, proses pemenuhan ritel dimulai dengan mengambil, mengemas, dan mengirimkan pesanan (picked, packed n shipped-out) ke pelanggan kita.
Artikel terkait :
Distribution Center – Fungsi, Kelebihan dan Kekurangannya
9 Tips Me-manajemen Persediaan yang Meningkatkan Penjualan
Saluran Distribusi #2 – Menanngani Persediaan, Pengiriman dan Administrasi Agen atau Sub-Dist
Kesimpulan Perbedaan Gudang dengan Distribution Center
Dari uraian di atas kita tahu, ada perbedaan yang cukup mencolok antara gudang tradisional (warehouse) dengan pusat distribusi (distribution center) yang terus berkembang tersebut.
Apakah jika demikian gudang tradisional sudah tidak dibutuhkan lagi untuk saat ini?
Gudang tradisional masih tetap dibutuhkan untuk menangani berbagai permasalahan yang berhubungan dengan permintaan yang meningkat akan suatu jenis barang pada waktu atau periode tertentu,
Misalnya pada saat hari raya, tahun baru atau hari besar khusus dimana permintaan akan jenis barang tertentu cenderung meningkat dengan tajam.
Selain itu kebutuhan gudang tradisional juga tetap ada untuk titik-titik tertentu yang memang membutuhkan buffer stock agar efektif.
Biasanya terjadi dititik-titik dimana aktivitas pusat distribusi tidak bisa maksimal, sehingga akan menjadi kontra produktif jika harus dicakup dengan sistem distribution center.
Contohnya pada wilayah yang cukup jauh, dengan medan yang tidak mendukung transportasi, akan efektif jika pengiriman dilakukan dalam jumlah lebih banyak, sehingga dibutuhkan gudang tradisional sebagi buffer stock.
Demikian pembahasan kita mengenai perbedaan gudang tradisional dengan pusat distribusi (distribution center), yaitu :
- Aspek manajemen penyimpanan
- Proses distribution yang berpusat ke pelanggan
- Alur kerja pengiriman yang lebih cepat
- Adnya internal proses padapusat distribusi yang menekankan efisiensi
Terima kasih sudah berkunjung ke distribusi pemasaran dotcom, semoga Anda mendapatkan manfaat.
Salam sukses, sehat dan bahagia
Picture : Freepik
Artikel ini pertamakali diterbitkan pada 19 September 2021, 3:28 am